Buku SURROUNDED BY IDIOTS - | Mizanstore
Ketersediaan : Tersedia

SURROUNDED BY IDIOTS

    Deskripsi Singkat

    Apakah Anda pernah berpikir hanya diri Anda yang bisa berpikir masuk akal? Atau pernahkan Anda mencoba berunding dengan pasangan Anda namun hasilnya yang hancur lebur? Apakah jawaban yang panjang dan bertele-tele membuat Anda gila? Atau apakah sikap kasar rekan Anda malah membuat Anda merasa bersalah? Anda tidak sendiri. Setelah pertemuan yang menghancurkan… Baca Selengkapnya...

    Rp 79.000 Rp 67.150
    -
    +

    Apakah Anda pernah berpikir hanya diri Anda yang bisa berpikir masuk akal? Atau pernahkan Anda mencoba berunding dengan pasangan Anda namun hasilnya yang hancur lebur? Apakah jawaban yang panjang dan bertele-tele membuat Anda gila? Atau apakah sikap kasar rekan Anda malah membuat Anda merasa bersalah?

    Anda tidak sendiri. Setelah pertemuan yang menghancurkan dengan seorang pengusaha yang sangat sukses, yang benar-benar yakin bahwa dia “dikelilingi oleh orang bodoh”, ahli komunikasi dan penulis buku terlaris, Thomas Erikson mendedikasikan dirinya untuk memahami bagaimana karakter manusia dan mengapa kita sering berjuang untuk terhubung dengan tipe orang tertentu.

    Surrounded by Idiots adalah fenomena internasional, terjual lebih dari 2 juta kopi di seluruh dunia. Buku ini menawarkan metode yang sederhana namun inovatif untuk menilai kepribadian orang yang berkomunikasi dengan kita - di dalam dan di luar kantor - berdasarkan empat tipe kepribadian (Merah, Biru, Hijau dan Kuning), dan memberikan wawasan tentang bagaimana kita dapat menyesuaikan diri, cara kita berbicara, dan berbagi informasi.

    Erikson akan membantu Anda memahami diri sendiri dengan lebih baik, mengasah komunikasi dan keterampilan sosial, menangani konflik dengan kepercayaan diri, meningkatkan dinamika dengan atasan dan tim Anda, dan mendapatkan yang terbaik dari orang-orang yang Anda tangani dan kelola. Dia juga berbagi trik sederhana tentang bahasa tubuh, meningkatkan komunikasi tertulis, nasihat tentang kapan harus mundur atau menekan, hingga kapan harus berbicara atau tutup mulut.

    Dikemas dengan momen 'aha!' Dan 'oh tidak!', Surrounded by Idiots akan membantu Anda memahami dan berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar Anda, bahkan orang yang Anda anggap saat ini tidak masuk akal sama sekali.



    Keunggulan Buku

    • Buku ini berisi informasi praktis untuk berinteraksi dengan orang-orang berdasarkan warna mereka, termasuk kekuatan dan kelemahannya, bagaimana memberikan feedback positif dan negatif, bahkan cara terbaik dalam merangkai kata-kata saat menulis pesan/surel kepada seseorang dengan kepribadian tertentu. 
    • Metode dalam buku ini dapat diaplikasikan di lingkungan formal (pekerjaan/relasi bisnis, sekolah), maupun non formal (interaksi antar teman, keluarga, dan pasangan). 
    • Penuturannya yang santai dan penuh humor, sehingga mudah dipahami. 
    • Pertama kali terbit di Swedia pada 2014 dengan judul Omgiven Av Idioter. Saat ini tercatat sudah 40 rights yang terjual, serta book sales-nya sudah mencapai angka 2 juta copies. 
    • Longlist for the 2019 Outstanding Works of Literature (OWL) Award.

     

     

    Pendahuluan

    Pria Yang Dikelilingi Idiot

     

    Saya masih duduk di bangku SMA ketika pertama kali menyadari bahwa saya lebih mudah bergaul dengan orang-orang tertentu dibandingkan dengan yang lainnya. Mudah bagi saya untuk membicarakan apa saja dengan beberapa teman. Kami selalu bisa menemukan kata yang tepat dan semua pembicaraan berlangsung dengan lancar. Tidak pernah ada konflik dan kami saling menyukai satu sama lain. Sedangkan dengan orang lain, semuanya terasa salah. Apa yang saya katakan tidak digubris dan saya tidak tahu kenapa.

    Mengapa berbicara dengan beberapa orang begitu mudah sedangkan orang lain begitu dungu? Saat saya masih muda, hal ini bukan menjadi masalah yang membuat saya tidak bisa tidur. Meskipun demikian, saya masih ingat menerka-nerka alasan mengapa beberapa percakapan mengalir secara natural sedangkan yang lainnya bahkan tidak bisa dimulai, tak peduli seberapa keras saya mencoba. Hal itu tidak bisa dimengerti. Saya mulai menjajal metode yang berbeda untuk menguji orang lain. Saya mencoba berbicara tentang sesuatu dengan konteks yang sama pada beberapa orang untuk melihat reaksi yang akan saya dapatkan. Kadang-kadang, metode ini berhasil dan diskusi yang menarik terbangun. Pada kesempatan lainnya, tidak terjadi apa pun. Orang-orang hanya menatap seolah-olah saya berasal dari planet lain dan terkadang memang terasa seperti itu.

    Ketika masih muda, kita cenderung memikirkan segala sesuatu dengan sangat sederhana. Karena beberapa orang dalam lingkaran pertemanan saya bereaksi dengan normal seperti yang saya harapkan, tentu saja, secara otomatis mereka adalah orang yang baik. Demikianlah saya mengasumsikan ada yang salah dengan orang-orang yang tidak memahami saya. Apa penjelasan lain yang bisa menjadi alasannya? Saya selalu sama sepanjang waktu! Jadi orang lain yang punya masalah dalam dirinya. Saya pun mulai menghindari orang-orang yang aneh dan sulit karena saya tidak memahami mereka. Sebutlah kenaifan masa muda jika Anda mau, tetapi sikap saya itu menimbulkan konsekuensi yang lucu saat itu. Meskipun kemudian semua itu berubah di tahun-tahun setelahnya.

    Hidup terus berputar dengan pekerjaan, keluarga dan karier. Saya pun melanjutkan untuk menempatkan orang pada dua kelompok--orang yang baik dan berakal sehat, selebihnya adalah orang yang tampaknya tidak paham apa pun.

    Saat berumur 25 tahun, saya bertemu seorang wirausahawan bernama Sture. Di usianya yang ke-60, dia telah berhasil mendirikan bisnis yang dibangun selama bertahun-tahun. Saya ditugaskan untuk mewawancarainya sebelum sebuah proyek baru dilaksanakan. Kami mulai membahas bagaimana segala sesuatu berjalan di perusahaannya. Salah satu komentar pertama yang diutarakan Sture adalah bahwa dia dikelilingi idiot. Saya tertawa saat itu karena berpikir yang dikatakannya adalah guyonan. Rupanya dia serius dengan yang diucapkannya. Wajahnya memerah saat dia menjelaskan bahwa semua orang, tanpa kecuali, yang bekerja di Departemen A adalah idiot. Di Departemen B hanya ada orang bodoh yang tidak paham apa-apa. Sture bahkan tidak selesai bercerita tentang Departemen C karena mereka yang paling parah dari semua! Mereka sangat aneh sampai-sampai Sture tidak paham bagaimana mereka masih bisa berangkat kerja setiap pagi.

    Semakin lama mendengarkan Sture, semakin saya sadar bahwa ada yang aneh dari ceritanya. Saya kemudian bertanya apakah dia yakin bahwa selama ini dikelilingi idiot. Dia melotot pada saya dan mengatakan hanya sedikit dari karyawannya yang layak dipertahankan.

    Tidak masalah bagi Sture apabila karyawannya mengetahui perasaannya. Dia juga tidak segan-segan menyebut siapa saja  idiot di hadapan semua karyawan. Para pekerja pun tahu diri untuk menghindarinya. Tidak ada satu pun yang berani bertatap muka dengannya sehingga dia tidak pernah mendengar kabar buruk karena dia sudah dulu menembak si pembawa pesan. Di salah satu kantor, bahkan dipasangi lampu peringatan di dekat pintu masuk yang diletakkan tersembunyi di meja resepsionis. Lampu menyala merah berarti dia ada di kantor dan berubah hijau saat dia pergi.

    Semua orang tahu akan hal ini. Tidak hanya karyawan, tetapi juga para klien akan melirik dengan gugup ke arah lampu untuk mengetahui apa yang menanti mereka ketika melangkah ke pintu masuk. Jika lampu menyala merah, beberapa orang akan segera balik kanan dan memutuskan akan kembali di waktu lain yang lebih tepat.

    Seperti yang kita semua tahu bahwa masa muda memberikan ide-ide yang hebat. Saat itu, saya pun langsung mengajukan pertanyaan pertama yang muncul di kepala: "Siapa yang merekrut para idiot ini?" Tentu saja, saya sudah tahu bahwa dialah yang mempekerjakan sebagian besar dari mereka. Bagian terburuknya adalah Sture memahami maksud dari pertanyaan saya, yakni "Siapa sebenarnya yang idiot di sini?"

    Sture mengusir saya ke luar. Di kemudian hari, saya diberi tahu bahwa dia sebenarnya ingin menyambar senapan dan menembak saya.

    Kejadian ini membuat saya berpikir bahwa ada seorang pria yang akan segera pensiun. Terlihat jelas bahwa dia adalah seorang wirausahawan ulung dan dihormati atas pengetahuan yang mumpuni di bidang bisnis yang digelutinya. Namun, dia tidak bisa menangani hubungan dengan orang lain. Dia tidak memahami sumber daya terpenting dan paling rumit dalam perusahaannya, yakni para pekerja. Baginya, siapa pun yang tidak bisa dia pahami adalah idiot.

    Saya bisa melihat dengan jelas kesalahannya dalam berpikir karena saya orang luar. Sture tidak sadar bahwa dia selalu membandingkan orang lain dengan dirinya. Definisinya soal ketololan adalah semua orang yang tidak berpikir atau bertindak seperti dirinya. Dia menggunakan makian yang dulu juga saya pakai untuk menyebut orang dengan tipe-tipe tertentu: "bego, tapi banyak bacot", "goblok", "bajingan", dan "bebal". Meskipun saya tidak pernah memanggil orang dengan sebutan "idiot", setidaknya tidak sekeras yang membuat mereka bisa mendengarnya, namun saya memang punya masalah dengan orang yang memiliki tipe tertentu.

    Jelas sekali bahwa memiliki pemikiran seperti itu berbahaya untuk menjalani kehidupan. Terus-menerus berpikir bahwa saya dikelilingi orang yang tidak bisa diajak kerja sama akan membatasi potensi yang saya miliki.

    Saya mencoba berkaca pada diri saya dan membuat keputusan yang mudah: Saya tidak ingin seperti Sture. Setelah pertemuan yang tidak menyenangkan dengannya dan beberapa koleganya yang tidak beruntung, saya duduk terkulai di dalam mobil. Pertemuan itu benar-benar bencana. Semua orang marah. Beberapa saat kemudian, saya memutuskan untuk menjadikannya pelajaran penting tentang bagaimana orang bertindak. Saya akan bertemu banyak orang sepanjang hidup, tidak peduli apa pun profesi saya, sehingga tentu akan menguntungkan jika saya bisa memahami mereka.

    Saya pun segera mulai mempelajari cara memahami orang yang sebelumnya tampak sulit dipahami. Mengapa beberapa orang sangat pendiam, mengapa ada yang tidak bisa berhenti bicara, mengapa beberapa orang selalu berkata jujur sementara yang lain tidak? Mengapa beberapa kolega saya tidak pernah datang terlambat, sedangkan yang lain jarang tepat waktu? Dan, mengapa saya lebih menyukai beberapa orang dibandingkan yang lain? Pemahaman yang saya dapat dari pertanyaan-pertanyaan itu sangat menarik dan saya bukan lagi orang yang sama sejak memulai perjalanan ini. Pengetahuan yang saya peroleh telah mengubah saya sebagai pribadi, teman, kolega, putra, suami, dan ayah anak-anak saya.

    Buku ini membahas metode yang mungkin banyak digunakan di seluruh dunia untuk mendefinisikan berbagai perbedaan dalam komunikasi manusia. Metode ini bernama sistem DISA, kependekan dari Dominance (dominasi), Inducement (dorongan), Submission (kepatuhan), dan Analytic ability (kemampuan analisis). Keempat terminologi ini merupakan tipe kepribadian utama yang menjelaskan bagaimana manusia melihat dirinya dalam berhubungan dengan lingkungan mereka. Masing-masing tipe kepribadian ini dikaitkan dengan sebuah warna, yakni Red (merah), Yellow (kuning), Green (hijau), dan Blue (biru). Sistem ini juga biasa disebut DISC, yang mana huruf terakhir merupakan akronim dari Compliance (kerelaan), alih-alih Analytic ability. Saya telah memakai variasi perangkat ini selama lebih dari dua puluh tahun dengan hasil yang sangat memuaskan.

    Akan tetapi, bagaimana caranya agar Anda menjadi benar-benar ahli dalam menghadapi orang dengan tipe yang berbeda-beda? Tentunya, ada berbagai metode yang bisa dilakukan. Metode yang paling banyak dipakai adalah dengan meneliti masalah dan mempelajari dasar-dasarnya. Namun, mempelajari teori saja tidak akan menjadikan Anda komunikator berkelas dunia. Hanya ketika Anda mulai menggunakan sebuah pengetahuan, barulah Anda dapat mengembangkan kompetensi yang valid dalam bidang terkait. Seperti halnya belajar naik sepeda, Anda harus menaikinya terlebih dahulu. Baru setelah itu, Anda dapat memahami apa yang perlu dilakukan.

    Sejak saya mulai mempelajari cara orang bertindak dan bersusah-payah memahami perbedaan cara berkomunikasi, saya tidak pernah sama lagi. Saya tidak lagi mengotak-kotakkan dan menghakimi orang lain hanya karena mereka tidak seperti saya. Selama bertahun-tahun, kini kesabaran saya terhadap orang-orang yang berkebalikan 180 derajat dengan saya meningkat pesat. Saya tidak akan mengatakan saya tidak pernah terlibat konflik dengan orang lain, saya juga tidak akan menyakinkankan Anda bahwa saya tidak pernah bohong, tetapi bisa dibilang kedua hal tersebut jarang sekali terjadi sekarang.

    Satu hal yang membuat saya berterima kasih pada Sture adalah dia membangkitkan keingintahuan saya pada masalah ini. Tanpa dia, buku ini mungkin tidak akan pernah ditulis.

    Apa yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara manusia berhubungan dan berkomunikasi? Satu awal yang baik adalah dengan terus membaca buku ini--hingga selesai, tidak hanya satu atau tiga bagian. Dengan sedikit keberuntungan, dalam beberapa menit, Anda akan memulai perjalanan yang sama dengan yang saya lalui dua puluh tahun lalu. Saya berjanji Anda tidak akan menyesal membaca buku ini.

    Satu hal yang perlu dicatat: Untuk menyederhanakan pembacaan buku ini, saya memilih untuk memakai "-nya" dan "dia" secara konsisten untuk merujuk contoh yang tidak mengacu pada orang tertentu. Saya yakin Anda memiliki imajinasi yang baik untuk memasukkan "-nya" dan "dia" dalam pikiran Anda dengan tepat.

    Resensi

    Spesifikasi Produk

    SKU BP-512
    ISBN 978-602-291-823-3
    Berat 340 Gram
    Dimensi (P/L/T) 16 Cm / 24 Cm/ 0 Cm
    Halaman 288
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk

















    Produk Rekomendasi