Pada satu pagi, Atarjoe terbangun dengan tangan bersimbah darah. Pagi keesokannya, tangan berlumuran darah tersebut beraroma seribu bangkai, dan pagi berikutnya dia mulai mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya. Sesosok makhluk meminjam tangannya saat dia terlelap setiap malam, tanpa sadar mengerjakan hal-hal di luar nalar manusia. Tetapi bukan Atarjoe namanya kalau hanya membiarkan tangannya diperlakukan dengan tidak manusiawi tanpa melakukan perlawanan sedikit pun. Akankah Atarjoe berhasil menyelamatkan tangannya sendiri dari ulah iseng makhluk tak kasatmata, sementara takdir yang digariskan melalui tangannya akan membawanya pada pertulangan yang tak disangka-sangka?