Buku Terobsesi Bungkus, Lupa… - Audrey Yu… | Mizanstore
Ketersediaan : Tersedia

Terobsesi Bungkus, Lupa akan Isi

    Deskripsi Singkat

    Semua anak yang lahir di dunia butuh bimbingan, pengertian, dan dukungan dari orang-orang sekitar. Namun, apa yang akan terjadi jika seorang anak lahir dalam keadaan tidak biasa? Dalam hidup, kesengsaraanku akibat tumbuh kembang di Indonesia tak terkira banyaknya. Salah satunya karena aku terlahir “gifted”. Saat masih kecil, tentu aku tidak… Baca Selengkapnya...

    Rp 59.000 Rp 30.000
    -
    +

    Semua anak yang lahir di dunia butuh bimbingan, pengertian, dan dukungan dari orang-orang sekitar. Namun, apa yang akan terjadi jika seorang anak lahir dalam keadaan tidak biasa? Dalam hidup, kesengsaraanku akibat tumbuh kembang di Indonesia tak terkira banyaknya. Salah satunya karena aku terlahir “gifted”.

    Saat masih kecil, tentu aku tidak sadar bahwa aku berbeda. Yang kusadari, semua orang takut pada pertanyaan dan pemikiranku. Mereka dengan sengaja mengabaikan pertanyaan demi pertanyaan, yang bagiku sangat penting. Anehnya, ketika aku memenangi berbagai penghargaan, mereka berbondong-bondong mendekat dan bersikap seolah yang paling dekat denganku.

    Terobsesi bungkus sehingga lupa akan isi. Ya, perlakuan itulah yang selama ini kuterima dan kulihat terjadi pula pada lingkungan sekitarku. Maka, melalui catatan panjangku ini, aku ingin menunjukkan betapa berbahayanya sebuah persepsi yang memandang seseorang hanya dari kulit luarnya.

     



    Keunggulan Buku

    Kata Pengantar

    Awal Juli 2019 lalu, media sosial kita sempat riuh akan berita mengenai Audrey. Dipicu oleh salah satu akun Twitter yang mengeluarkan pernyataan bahwa Audrey merupakan anak genius asal Indonesia yang saat ini tengah bekerja di NASA. Berita viral yang tentu saja hoaks itu[1] mengingatkan kami pada dua buku yang diterbitkannya di Bentang Pustaka, Mellow Yellow Drama (2014) dan Mencari Sila Kelima (2014).

    Di balik riuhnya kekaguman kepada Audrey dengan sederet prestasinya yang memang mengagumkan, rasa sakit hati Audrey tercetak dengan sangat jelas melalui tulisan-tulisannya. Ia merasa diabaikan, disingkirkan, dan tidak didengar. Orang di sekitarnya hanya tertarik pada sederet prestasinya. Namun, menolak untuk mendengar perasaannya lebih jauh. Ia dianggap anak aneh karena kerap menanyakan hal-hal yang “mengganggu”. Seperti, “Kenapa rasa senang terhadap mainan baru hanya bertahan sesaat?” atau “Sebenarnya apa tujuan hidup kita di dunia?”. Uniknya, pertanyaan-pertanyaan itu memang terlontar ketika ia masih berusia 6 tahun.  

    Mellow Yellow Drama merupakan memoar Audrey sebagai perempuan Tionghoa yang mendapat perlakuan diskriminasi di lingkungannya. Rasa cinta Tanah Air-nya kerap diragukan karena ia dianggap bukan warga negara asli. Sementara Mencari Sila Kelima merupakan sebuah surat panjang yang ditulis Audrey berisi pemikirannya mengenai keistimewaan Pancasila. Bahwa dari Pancasila-lah, kita bisa menemukan pertalian saudara di balik adanya perbedaan seperti suku, agama, keyakinan, ras, maupun golongan.

    Menulis tampaknya menjadi sebuah terapi bagi Audrey. Dibandingkan dengan mengemukakan pendapatnya melalui berbicara, Audrey terlihat lebih nyaman mengeluarkan segenap unek-uneknya melalui tulisan. Tak ada distorsi dan ia pun bebas menyelesaikan semua gagasannya tanpa khawatir disanggah sebelum pembicaraannya usai.

    Jilid ketiga dari serial memoar Audrey ini pun lahir karena kegelisahannya yang belum usai akan perilaku lingkungan di sekitarnya. Terobsesi Bungkus, Lupa akan Isi menunjukkan kepada kita bahwa ada begitu banyak orang yang mudah tersulut emosi karena sepotong pemahaman yang tidak lengkap.

    Saat membaca tulisan dalam buku ini, bisa jadi kita merasa tidak nyaman dan marah. Pada satu sisi, kita ikut simpati dengan perasaan terasingnya. Dari sisi lain, muncul perasaan menolak karena pada dasarnya tidak semua orang di Indonesia bersikap demikian. Hal yang perlu kita pahami adalah segala hal yang dirasakan Audrey bersumber dari pengalamannya. Ia memang tinggal di lingkungan ketika penampilan luarlah yang mewakili segalanya. Kesimpulan itu pun muncul dan menjadi generalisasi karena sekali lagi, sikap menghakimi dari luarlah yang selalu dan selama ini ia terima. Kita boleh tidak bersepakat dalam beberapa hal dengan Audrey, tetapi kita tetap perlu menghargai apa yang ia rasakan dan menjadikannya sebagai sebuah kritik.

    Kami, selaku penerbit, selalu percaya bahwa di Indonesia ada lebih banyak orang yang senang mendengar dan memahami dibandingkan dengan yang senang mengabaikan dan menghakimi. Untuk itulah buku ini kami persembahkan.

     

    Salam,

    Editor

     


    [1] Klarifikasi mengenai berita viral ini tertulis lengkap pada artikel “Hoax Audrey, Ini Penjelasan Lengkapnya”. Bentangpustaka.com. 9 Juli 2019 <https://bentangpustaka.com/gadis-jenius-tionghoa-jadi-sosok-duta-prestasi-indonesia-3/>

     

    Resensi

    Spesifikasi Produk

    SKU BI-156
    ISBN 978-602-291-658-1
    Berat 150 Gram
    Dimensi (P/L/T) 13 Cm / 21 Cm/ 0 Cm
    Halaman 204
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk Audrey Yu Jia Hui

















    Produk Rekomendasi