Buku THE ART OF… - Nila Tanzil | Mizanstore
Ketersediaan : Habis

THE ART OF GIVING BACK

    Deskripsi Singkat

    Nila Tanzil, perempuan yang sebelumnya menghabiskan waktunya dalam dunia korporasi, kini dikenal sebagai pendiri Taman Bacaan Pelangi—yayasan pendidikan yang telah mendirikan lebih dari 100 perpustakaan anak di 17 pulau di Indonesia Timur, memberikan akses lebih dari 200.000 buku cerita untuk lebih dari 30.000 anak, serta pelatihan kepada lebih dari 1.000… Baca Selengkapnya...

    Rp 59.000 Rp 35.000
    -
    +

    Nila Tanzil, perempuan yang sebelumnya menghabiskan waktunya dalam dunia korporasi, kini dikenal sebagai pendiri Taman Bacaan Pelangi—yayasan pendidikan yang telah mendirikan lebih dari 100 perpustakaan anak di 17 pulau di Indonesia Timur, memberikan akses lebih dari 200.000 buku cerita untuk lebih dari 30.000 anak, serta pelatihan kepada lebih dari 1.000 guru di pelosok.

    Nila menyalurkan kegelisahan dan pengalaman hidupnya menjadi apa yang dia sebut, The Art of Giving Back, sebuah seni untuk merayakan rasa syukur dengan memberi. Dalam buku ini, Nila bercerita dengan sangat lepas, hangat, tetapi mampu menggelitik sisi “generous” dalam diri, mengingatkan kita pada tulisan-tulisan Ajahn Bram dan Gobind Vashdev.

    Melalui kisah-kisah berbalut gurau yang ia tuliskan, Nila ingin meyakinkan lebih banyak orang bahwa kebiasaan memberi  bisa diubah menjadi sebuah lifestyleShe wants to encourage us believe that the art of giving back is contagious, addictive, and powerful.

     

    Tentang Nila Tanzil

    Nila Tanzil


    Nila Tanzil  adalah seorang pencinta solo traveling. Ia bisa pergi ke mana saja yang diinginkan dan menghabiskan berjam-jam di satu tempat, baik itu di kuil Buddha maupun di bawah pohon di pinggir jalan, untuk sekadar mengamati sekitar, menjumpai orang-orang, atau berbicara dengan masyarakat lokal. Nila menikmati interaksi dan berteman dengan penduduk setempat ke mana pun ia pergi.

    Nila telah berkesempatan untuk mengunjungi 34 negara di dunia. Baginya, traveling menjadi akar yang membentuk pribadinya seperti sekarang. Traveling membuatnya lebih toleran terhadap orang lain, dan yang terpenting, mengenal dirinya secara lebih baik.

    Tidak hanya itu, Nila terinspirasi ujaran teman-temannya tentang makna traveling yang lebih memuaskan jika bisa sekaligus membantu orang lain. Jadi, untuk menjembatani keinginannya berjalan-jalan dan berbagi, ia menciptakan Travel Sparks, perusahaan sosial yang mengusung semangat travel with a cause. Travel Sparks tercipta saat Nila duduk merenung dan menghabiskan berjam-jam di pantai sendirian, melihat ke laut biru, mendengarkan suara ombak, dan memikirkan jenis bisnis yang ingin ia jalankan dalam hidup yang juga dapat membuat perbedaan.

    Atas kiprahnya selama ini, Nila telah dianugerahi ragam penghargaan, seperti “10 Iconic Women 2016”, “Forbes Indonesia 10 Inspiring Women 2015”, “Kartini Next Generation 2013” ??dari Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan masih banyak lagi. Pada 2016, Nila juga diakui sebagai salah satu dari “10 finalis EY Entrepreneur of The Year 2016”, penghargaan bergengsi dari Ernst & Young.
    Nila akan terus melakukan hal yang disukainya dan pada saat yang sama berusaha memberi dampak positif dalam kehidupan orang lain. Melalui buku ini, ia mengundang pembaca untuk datang dan bergabung dalam petualangan hidup!

    Nila dapat dihubungi melalui surel: [email protected], dan akun media sosialnya (Twitter & Instagram): @nilatanzil.

     




    Keunggulan Buku

    Nila Tanzil, perempuan yang sebelumnya menghabiskan waktunya dalam dunia korporasi, kini dikenal sebagai pendiri Taman Bacaan Pelangi—organisasi non profit yang telah memberi manfaat kepada lebih dari 30.000 anak, mendistribusikan lebih dari 300.000 buku, dan mendirikan 104 perpustakaan di Indonesia Bagian Timur.

    Nila menyalurkan kegelisahan dan pengalaman hidupnya menjadi apa yang dia sebut, The Art of Giving Back, sebuah seni untuk merayakan rasa syukur dengan memberi. Dalam buku ini, Nila bercerita dengan sangat lepas, hangat, tetapi mampu menggelitik sisi “generous” dalam diri, mengingatkan kita pada tulisan-tulisan Ajahn Bram dan Gobind Vashdev.

    Melalui kisah-kisah berbalut gurau yang ia tuliskan, Nila ingin meyakinkan lebih banyak orang bahwa kebiasaan memberi  bisa diubah menjadi sebuah lifestyleShe wants to make us believe in the art of giving back is contagious, addictive, and powerful.

    Pesan yang ingin disampaikan melalui buku ini:

    Being generous atau menjadi seseorang dengan jiwa dermawan dan murah hati itu bisa ditumbuhkan.

    Bagaimana caranya?

    Berdasarkan pengalaman, aku bisa bilang bahwa ini gampang. Seperti bibit bunga yang ditanam dan disirami terus setiap hari, lambat laun tanaman itu akan tumbuh dan akhirnya muncul bunga yang mekar dengan indah. Nah, untuk memiliki sifat “generous”, aku percaya hal ini bisa ditanamkan sejak usia dini. Saat seorang anak kecil sering diajari orang tua untuk berbagi kepada sesama, melihat orang tua melakukan hal tersebut, dan diingatkan untuk terus berbuat seperti itu dalam masa pertumbuhan mereka, kelak nilai tersebut akan tertanam baik dan bertumbuh. Akhirnya, anak itu akan memiliki sifat “generous”, senang berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.

    Mengapa memiliki sifat ini menjadi penting? Menurutku, hidup akan lebih indah jika kita bisa berbagi kepada sesama. Hidup akan lebih bermakna jika yang kita lakukan bisa berguna bagi orang lain. Jika satu orang berbuat baik kepada orang lain dan mampu membawa perubahan positif, bayangkan saat seratus orang melakukan hal yang sama kepada orang-orang di sekitar mereka. The impact will be powerful! Bayangkan lagi jika berbuat baik ini menjadi bagian dan lifestyle dalam hidup mereka. Can you even imagine how big the impact will be? It will be HUGE! The whole society might change! Aku percaya bahwa kita semua pada dasarnya baik. Mungkin terdengar naif, tetapi percaya deh, pasti ada satu sisi kebaikan dari setiap manusia. Iya, kan? Nah, sisi yang baik itulah yang harus disirami setiap hari, karena di dalamnya hidup sifat generous yang berpotensi membawa perubahan positif terhadap lingkungan sekitar. Aku juga percaya bahwa perbuatan baik itu menular. Jika kita melihat seseorang berbuat baik, pasti akan timbul keinginan untuk berbuat baik juga. Ya, kan? Misalnya, jika ada yang memberi kita sepotong kue, pasti muncul perasaan di dalam hati untuk membalas pemberian orang tersebut. Setidaknya kebaikan orang itu akan terus terkenang dan jika suatu saat ada kesempatan untuk membalas, kita akan dengan senang hati berbuat baik kepada orang itu.

    Nah, di dalam buku ini aku akan sharing berbagai pengalaman menginspirasi tentang The Art of Giving Back yang aku katakan sebagai sebuah seni untuk menularkan dan membagi kembali kebahagiaan yang kita dapat dari semesta kepada orang lain. Topik ini kerap aku sampaikan di beberapa forum, termasuk Ubud Writers & Readers Festival.

    Apa, sih, gunanya memahami The Art of Giving Back? Well, it’s really, really important for me, because I believe that giving is contagious, addictive, and powerful. Aku berharap, lewat buku ini, aku bisa berbagi pengalaman tentang perjalananku dapat memiliki kebiasaan untuk memberi dan berbagi sehingga pada akhirnya hal tersebut menjadi lifestyle dalam hidup sehari-hari. Why not?

    Kata pepatah, “Lebih baik memberi daripada menerima.” Bersyukurlah jika kita bisa berada di posisi “memberi”, dan aku percaya siapa pun bisa menempati posisi ini. So, let’s start giving back! Andget ready to be in an amazing journey to witness the big impact of your own act of kindness!


    Kisahnya membangun Taman Bacaan Pelangi:

    Perubahan besar tidak akan dapat terjadi jika tidak dimulai dengan langkah kecil yang nyata. Aku harap, lewat Taman Bacaan Pelangi, lambat laun budaya membaca di Indonesia akan terbentuk. Dimulai dari anak-anak kecil di pelosok Indonesia Timur.

    Pada dasarnya, ada banyak cara untuk berkontribusi dalam misi ini. Siapa pun dapat mendonasikan buku cerita anak, dana, ataupun tenaga, pikiran, dan talenta yang dimiliki. Misalnya saja, kami pernah mendapat e-mail dari dua orang Spanyol. Mereka ingin menjadi relawan untuk Taman Bacaan Pelangi selama 1 bulan. Yang cowok adalah software developer, sedangkan yang cewek web designer. Kebetulan sekali saat itu Taman Bacaan Pelangi sedang berencana untuk melakukan pembenahan website. Wah, semesta mendukung, nih! Akhirnya, pasangan dari Spanyol inilah yang mengubah tampilan website Taman Bacaan Pelangi dalam waktu 1 bulan. Woohoo!

    Dari contoh itu bisa dilihat bahwa ada berbagai macam bentuk kontribusi yang dapat diberikan. Tidak melulu berupa dana ataupun buku. Aku percaya setiap orang dikaruniai talenta masing-masing yang tentu bisa berguna bagi orang lain. Nah, di Taman Bacaan Pelangi, kami membuka kesempatan untuk semua orang yang ingin berkontribusi sesuai talentanya guna mengembangkan organisasi dan membantu meningkatkan minat baca bagi anak-anak di Indonesia Timur.

    Lalu, bagaimana kalau maunya mendonasikan dana ataupun buku? Bisa juga, kok. Donasi buku yang diperlukan adalah buku cerita anak untuk usia 5—13 tahun. Bagi yang ingin mendonasikan dana, bisa dalam berbagai bentuk juga. Ada beberapa orang yang mensponsori pendirian perpustakaan, entah itu satu, dua, ataupun langsung delapan perpustakaan. Tentu hal ini tergantung keinginan setiap individu. Bisa pula patungan bersama teman-teman untuk mensponsori terbentuknya sebuah perpustakaan baru di pulau tertentu. Atau mengadakan charity events, semisal charity dinner dan sejenisnya, yang hasilnya disalurkan untuk Taman Bacaan Pelangi sehingga dapat mendirikan perpustakaan baru serta menambah koleksi buku cerita di perpustakaan yang sudah didirikan.

    Ada banyak cara untuk berbuat baik. Ada banyak cara untuk melakukan perubahan. Mulailah dari diri sendiri. Mulailah dari hal kecil. Percaya, deh, hal kecil yang dijalankan dengan sepenuh hati niscaya akan membawa perubahan besar. Fingers crossed!



     

    Resensi

    “Berbagi itu merupakan sebuah kesempatan baik dan anugerah. Kalau kita bisa berbagi, tandanya kita diberikan rezeki yang melebihi porsi kita oleh Tuhan dan porsi lebih itu merupakan hak orang lain yg membutuhkan. Buat aku pribadi, moment saat bisa berbagi merupakan moment yang membuat aku bahagia. Salah satu moment bahagia yang aku rasakan yaitu pada saat membuat perpustakaan untuk adik-adik di Flores tahun 2017 bersama Taman Bacaan Pelangi. Tidak hanya bahagia saat bisa membuat perpustakaannya, tetapi moment berbagi cerita sama adik-adik di sana, spending time with them, sang together, and also played a little game with those awesome children, itu yang membuatku benar-benar senang. Jadi berbagi bukan hanya yang bersifat materi, terkadang yang simple and intangible juga tak kalah berharganya.” —Vidi Aldiano, penyanyi

    “The art of giving is the joy of serving. Karena pemberian apapun dengan tujuan melayani akan membawa kegembiraan bagi penerima dan juga pemberinya, baik itu sebuah buku ataupun senyum manis yang tulus.” —Olga Lidya, aktris & model

    Giving back is the essence of a meaningful life. It’s very important. Putting other first is a big part of having a beautiful life.” —Susan Eisenhower, cucu Presiden Amerika Serikat ke-34, Dwight D. Eisenhower

    “Giving back–it means: making an impact and ultimately, a difference in the future for my community, my country, and my planet. In short, making good things happen.” Suzy Hutomo, Chairperson The Body Shop Indonesia

    “Rasa bahagia sudah selayaknya dibagikan. Jika kita mendapatkan kebahagiaan, entah karena mendapat pekerjaan baru, dikaruniai anak, mendapat hadiah kejutan yang sudah lama diidam-idamkan, dan lain sebagainya, sudah sepantasnya jika kebahagiaan tersebut dibagikan kepada sesama. Kebiasaan berbagi kebahagiaan ini juga dapat dileburkan dalam kehidupan kita sehari-hari.” —Tri Mumpuni, perempuan yang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai sumber energi listrik bagi wilayah tertinggal di Indonesia



     

    Spesifikasi Produk

    SKU BI-140
    ISBN 978-602-426-103-0
    Berat 140 Gram
    Dimensi (P/L/T) 13 Cm / 20 Cm/ 0 Cm
    Halaman 128
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk Nila Tanzil

















    Produk Rekomendasi