"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya. Sebaliknya, apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu juga menjadi kebaikan baginya."
(HR Muslim)
Hidup selalu menghadirkan dua sisi berbeda sebagai keniscayaan hidup, kebahagiaan dan kesedihan. Kebahagiaan dilukiskan sebagai nikmat dan anugerah. Sebaliknya, kesedihan digambarkan sebagai musibah dan masalah. Padahal, sikap kitalah yang akan menentukan apakah itu akan menjadi ujian atau nikmat, anugerah atau musibah. Bagi orang beriman, anugerah atau musibah adalah sama-sama baik baginya. Untuk itulah, buku ini ingin mengajak kita untuk menghadapi pergiliran antara suka-duka sedih-senang dengan penuh keyakinan bahwa Allah itu Mahabaik dan tak menginginkan kecuali kebaikan bagi hamba-Nya.
Diperkaya dengan berbagai kisah inspiratif sarat hikmah, buku ini membantu kita menghadapi berbagai masalah hidup dan menghimpun semua yang kita butuhkan agar dapat merasakan manisnya setiap takdir Allah, serta mengantarkan kita pada keyakinan bahwa ketika masalah ada, itu merupakan bagian dari berkah.
Sungguh, bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Sungguh, bersama kesulitan itu ada kemudahan.
--QS Al-Insyirah (94): 5-6
Muhammad Abdul Athi Buhairi: Lewat tulisan ini, saya ingin berbagi dengan mereka yang memiliki masalah, membahagiakan mereka yang dirundung kesedihan dan dilanda kebingungan. Semua itu didasarkan pada petunjuk Al-Quran, hadis Rasulullah Saw., kebijaksanaan para ulama, nasihat para pemuka, dan obat penawar dari para ahli kedokteran.
Allah yang berkuasa mengganti kegelisahan dengan ketenangan, menyingkap kesedihan dengan senyuman, memberi petunjuk saat dilanda kebingungan. Dia pula yang memberikan kekuatan kepada orang yang ditimpa ujian, memiskinkan orang yang kaya, memberikan kekayaan kepada orang yang tak punya, menolong orang yang terzalimi, menutupi aib, menerima tobat, mengajari orang tidak berilmu, dan memberikan nikmat-Nya kepada orang-orang yang mau berusaha.
Setiap apa yang diusahakan manusia Allah pasti membalasnya dengan kebaikan
Azab datang karena ia memilih jauh dari Allah
Sementara nikmat datang karena karunia Allah
Yang Mahamulia dan Luas kasih sayang-Nya
Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Dialah satu-satunya yang patut disembah. Tiada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Saya bersaksi bahwasanya Muhammad Saw. adalah utusan Allah.
Renungkanlah, banyak dari kita yang hidupnya disibukkan dengan berbagai urusan.
Pertama, gemerlap perhiasan dunia dengan segala keindahannya. Allah Swt. sesungguhnya menjadikan dunia ini sebagai tempat persinggahan sementara. Di dunia, Allah Swt. memberikan pilihan kebaikan dan keburukan untuk mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang paling baik amalnya. Akan tetapi, manusia justru tenggelam dalam kesibukannya mengejar dunia. Menikmati dunia seolah hanya ingin menyisakan sedikit untuk orang-orang setelah mereka, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka.
Kedua, rezeki. Allah Swt. memberikan jaminan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya. Hal ini sebagaimana disampaikan Allah dalam firman-Nya, Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi, melainkan Allah yang memberi rezekinya. Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfûzh) (QS Hûd [11]: 6).
Ketiga, qadha dan qadar. Sesungguhnya Allah Swt. memberikan cobaan kepada hamba-Nya dengan maksud baik. Sudah semestinya setiap hamba menerima ujian tersebut dengan keridhaan dan kerelaan hati. Sebagaimana nasihat Ali ibn Abi Thalib kepada salah satu pengikutnya, “Sesungguhnya, jika engkau ridha dan sabar dengan ketetapan yang menimpamu, engkau akan mendapatkan ganjaran kebaikan. Namun, jika tidak bersabar atas hal yang telah ditetapkan untukmu, engkau akan mendapatkan balasan kehinaan.”
Saudaraku, ketahuilah bahwa ketika menyusuri jalan, sering kali engkau mendapati jalan itu buntu terhalang tebing yang mustahil dilewati; mendapati pintu-pintu pertolongan terkunci,
engkau pun menjadi sangat takut dan lemah. Dalam situasi seperti ini, sesungguhnya Allah tengah menantimu mengetuk pintu-Nya. Dia memutuskan seluruh tali yang mengikatmu agar engkau berpegang erat pada tali-Nya. Sesungguhnya Dia sangat rindu untuk mendengarkan bisikanmu yang memanggil nama-Nya, “Ya Allah!”
Hidup selalu menghadirkan dua sisi berbeda yang telah ditetapkan-Nya sebagai keniscayaan, yaitu kebahagiaan dan kesedihan. Kesedihan digambarkan sebagai ujian, musibah, dan kesulitan. Sebaliknya, kebahagiaan dilukiskan sebagai nikmat, anugerah, dan kemudahan. Padahal, sikap kitalah yang akan menentukan: apakah sesuatu yang kita terima itu adalah ujian atau nikmat, anugerah atau musibah. Sebab, dalam pandangan orang beriman, anugerah maupun musibah sama baiknya sehingga apa pun yang terjadi dalam hidupnya mengantarkannya menjadi manusia paripurna.
Allah Swt. tidak menghendaki tipu daya dunia menggelincirkan manusia dan lupa dari tujuan beribadah kepada- Nya. Pada saat yang sama, Allah juga tidak menginginkan hamba- Nya terus-menerus dalam kesulitan yang membuatnya bersedih. Alur kehidupan, baik dalam kesulitan maupun kebahagiaan, memang bisa melenakan kita dari keyakinan akan adanya kekuatan dan kekuasaan Allah Yang Mahabesar. Orang yang beriman akan menghadapi pergiliran antara keduanya dengan penuh keyakinan bahwa pertolongan Allah itu nyata dan dekat bagi siapa saja yang memercayai dan mengupayakannya. Ia juga sadar bahwa Allah takkan mendatangkan kesulitan melebihi kemampuan hamba-Nya. Susah-senang, dengan demikian, adalah dua sisi kehidupan yang muaranya menuju keberserahan diri kepada-Nya, untuk kemudian mengambil hikmah dan pelajaran berharga darinya.
Buku ini ingin mengajak kita untuk menyikapi kesedihan dan kebahagiaan, kesulitan dan kemudahan, sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah, bukan menjadikannya alasan untuk menjauh dari-Nya. Sebab, bukankah karena ibadah kepada-Nya hidup ini ada dan untuk itu pula kita semua diciptakan? Pada akhirnya, kita pun diseru untuk kembali kepada-Nya dalam jiwa yang tenang dan hati yang damai.
SKU | UB-488 |
ISBN | 978-602-418-190-1 |
Berat | 280 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 14 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 320 |
Jenis Cover | Soft Cover |