Lebi terpuruk. Keluarganya yang harmonis berubah drastis ketika Ayah dan Mami bertengkar hebat di tengah libur semester. Bersama kedua adiknya, sulung dari tiga bersaudara ini mengusahakan segala cara untuk mendamaikan orang tuanya—yang selalu saja berakhir tanpa hasil.

Belum juga menemukan jalan keluar dari kepungan masalah keluarga, remaja 17 tahun itu harus menghadapi kenyataan lain: sahabatnya sejak kecil yang begitu berharga pergi untuk selamanya dalam sebuah insiden fatal. Rasanya, terlalu banyak hal menyakitkan yang harus ditanggung Lebi dalam waktu bersamaan.

Meski begitu, situasi ini tidak membuat Lebi menyerah. Ia mencoba melakukan hal-hal positif dan mengabadikan setiap momen melalui gratitude journal. Dengan bantuan keluarga besar, sahabat terdekat, dan guru SMA-nya, Lebi berusaha menjadi pribadi yang positif dan mulai mengatasi masalahnya satu per satu.
Keunggulan Buku:

1. Ditulis oleh master student di Psikolog Klinis Dewasa.
2. Konsep unik berupa panduan self-heal yang dibalut dengan rangkaian cerita fiksi.
3. Dilengkapi dengan beberapa template untuk jurnal dan refleksi.
4. Dilengkapi dengan kumpulan sajak-sajak ringan setiap awal bab dan fase-fase emosi.

Endorsement untuk dilampirkan di dalam buku:

“I wish I read this book as a teenager! Buku ini membawa kita ke dalam cerita Lebi yang sangat relateable, tentang masalah keluarga dan liku-liku pertemanan semasa sekolahnya. Di setiap bagian dari bukunya, kita juga bisa menemukan berbagai tips psikologis yang langsung bisa dipraktikkan. Very recommended untuk teman-teman yang mau belajar mengenali dan mencintai diri dengan lebih baik. Ringan untuk dibaca, mudah untuk dicerna, dan hangat terasa di hati kita.”

—Mutiana Maharini, psikolog klinis & founder @futureparentsproject
 

“Sebagai psikolog dan pembaca, menurutku kisah Lebi dapat menggambarkan hiruk pikuk perjalanan seorang remaja sehingga akan banyak yang bisa relate dengannya. Membaca kisah ini membuatku berefleksi kembali mengenai pengalaman dan pemikiran di usia remaja, berharap sejumlah pandangan dan worksheet-nya dapat membantuku saat itu. Buku ini cocok untuk remaja, maupun orang dewasa yang sedang berada di perjalanan hidupnya, berusaha berdamai dengan diri sendiri dan berbagai hal yang terjadi di kehidupan.”

—Hersa Aranti, M.Psi., psikolog, psikolog klinis dewasa

“Membaca buku ini seperti sedang menemani seorang teman yang berbagi cerita tentang hidupnya. Menyaksikan emosi dan pikiran yang datang dan pergi, serta perjuangan tokoh di buku ini untuk meneruskan langkahnya. Mungkin, kamu pun juga pernah merasakan hal yang sama seperti ini dan bersedia untuk berusaha menghadapi. Cara-cara yang ia gunakan juga terbuka untuk kita ikuti, bahkan sudah disediakan berbagai media yang memudahkan kita untuk lebih dekat dengan diri sendiri.”

—Putri Puspitaningrum, M.Psi., psikolog, psikolog klinis anak dan remaja
 

“Cerita Lebi menghadirkan nostalgia yang penuh emosi. Jadi ingat masa-masa suka nulis diary, rasanya semua bisa ditumpahkan di sana, tapi ada kalanya itu saja tidak cukup. Perjalanan hidup yang penuh naik turun seperti Lebi, kadang memang perlu di-counter dengan menuliskan gratitude journal seperti yang Lebi lakukan. Sederhana, tapi cukup kuat untuk kembali menjadi bahagia, perlahan demi perlahan. Semoga, semua bisa bangkit seperti Lebi ya dengan mengerjakan worksheet di buku ini!”

–Adiska Niramaya, penulis