Komunikasi antara senior dan junior bisa dibilang susah-susah gampang. Apalagi komunikasi itu terjadi antara dua manusia yang berbeda generasi, contohnya komunikasi antara cucu dengan nenek. Seorang nenek akan berupaya menggunakan bahasa yang dimengerti oleh sang cucu. Baik itu berupa bahasa yang sederhana, maupun bahasa yang dipakai dalam cerita-cerita yang telah dikenal oleh cucuna. Seperti halnya dalam novel ini, seorang nenek berupaya menyampaikan kisah masa lalunya kepada sang cucu lewat dongeng yang ia ciptakan. Hampir tiap malam, sang nenek menceritakan kehidupan yang telah ia lalui lewat dongeng sampai-sampai sang cucu sangat hafal siapa saja tokoh yang terlibat di dalamnya. Hingga suatu ketika, nenek tidak lagi mampu menemani keseharian cucunya. Ia meninggalkan pesan berantai yang perlu diantar oleh sang cucu kepada beberapa orang.
Secara keseluruhan, novel ini menyampaikan kepada pembaca bahwa dongeng dapat menjadi satu cara menyampaikan bahasan berat kepada anak yang berusia muda. Tentu saja dengan catatan, sang anak sudah terbiasa membaca dongeng-dongeng, cerita fiksi, dan mampu diajak bercakap-cakap secara sederhana. Karakter sang cucu dalam cerita ini juga mulai banyak di sekitar kita. Dia sangat kritis atas apa yang dikatakan oleh orang-orang dewasa di sekitarnya, termasuk sang nenek. Karena kekritisannya itulah, sang nenek berupaya memberikan 'amanah' untuk mendekatkan sang cucu dengan para penghuni flat yang sama dengannya. Ingin lebih jauh mengetahui mengapa novel ini berjudul "My Grandmother asked me to tell you she's sorry"? Silahkan saja mencoba membaca sendiri novel ini. :)