Terlahir dengan IQ sangat rendah, Charlie Gordon selalu menjadi target ejekan orang-orang di sekitarnya. Namun, semua itu berubah setelah Charlie menjalani eksperimen operasi yang bertujuan meningkatkan kecerdasan manusia. Charlie bersedia menjalani operasi ini demi cintanya pada Miss Alice Kinnian, gurunya. Eksperimen yang telah berhasil dilakukan pada tikus laboratorium bernama Algernon ini tampaknya berhasil juga pada diri Charlie.
Akhirnya, Charlie merasakan jadi orang genius yang kecerdasannya bahkan melampaui para dokter yang mengoperasinya. Akan tetapi, Algernon mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Apakah hal yang sama akan terjadi pada Charlie?
Kisah ini telah diangkat ke layar lebar pada 1968 dengan judul Charly. Film ini memenangi Academy Award untuk kategori Aktor Terbaik atas akting Cliff Robertson sebagai Charlie Gordon.
Setiap orang yang memiliki akal sehat akan mengetahui bahwa ada dua jenis sorot mata kebingungan, dan penyebabnya pun ada dua jenis, yakni ketika menjauhi cahaya atau mendekati cahaya. Ini dapat terjadi pada mata benak maupun mata ?sik; dan orang yang mengetahui hal ini, ketika dia melihat orang lain yang sorot matanya bingung dan lemah, tidak akan langsung menertawakannya. Terlebih dahulu dia akan bertanya apakah jiwa orang tersebut baru meninggalkan kehidupan yang lebih terang, dan tidak mampu melihat karena tidak terbiasa dengan kegelapan, atau baru berpaling dari kegelapan dan silau menghadapi terlalu banyak cahaya. Dan dia akan menganggap orang tersebut bahagia dengan keadaan dan kondisinya, mengasihaninya jika keadaan sebaliknya; atau jika dia menertawakan jiwa yang muncul dari kegelapan menuju cahaya, akan ada lebih sedikit alasan baginya untuk menertawakan orang yang ter jatuh dari cahaya menuju kegelapan.
—Plato, The Republic
Bagian 1
Lporan 1 3 mart
Dr. Strauss mnyuruhku mnulis apa yang kupikirkan dan kuingat dan smua yang tejadi padaku mulai skarang. Ntah knapa tapi katanya ini pnting agar mreka bisa mlihat apa bisa memakaiku. Kuharap mreka memakaiku karna kta Miss Kinnian mungkin mreka bisa membuatku pintar. Aku ingin pintar. Namaku Char lie Gordon. Aku bkerja di toko roti Donners dan Mr. Donner membriku bayaran 11 doler tiap minggu dan roti atau kue kalau aku mau. Umurku 32 dan bulan depan ulang tahunku. Aku sudah bilang pada dr. Strauss dan perfesser Nemur bahwa tulisanku jelek tapi ktanya tidak apa-apa ktanya aku hrus mnulis sperti klau aku bicara dan klau aku mnulis kompusisi di klas Miss Kinnian di pusat pndidikan untuk orang dwasa bekebutuhan husus di beekmin collidge yang kudatangi 3 kali sminggu klau aku libur. Dr. Strauss mnyuruhku mnulis banyakbanyak smua yang kupirkikan dan smua yang tejadi padaku tapi aku ta bisa bepikir lagi karna ta ada yang bisa kutulis lagi jadi cukup skian hari ini … tetanda Charlie Gordon.
Lporan 2 – 4 mart
Hari ini aku ikut tes. Spertinya aku gagal dan mungkin mreka ta akan memakaiku skarang. Kjadiannya aku ke kantor Prof. Nemurs saat makan siang sperti yang mreka suruh dan skertarisnya membawaku ke tmpat dengan pintu bertulisan bag pnyakit jiwa dan lorong panjang dan banyak ruangan kecil yang hanya brisi satu meja dan kursi. Ada pria baik hati di salah satu ruangan dan dia punya kartu-kartu putih yang kna tumpahan tinta. Ktanya silakan duduk Charlie santai saja anggap saja ini rumahmu sndiri. Dia memakai jas putih mirip dokter tapi spertinya dia bukan dokter karna dia tidak mnyuruhku buka mulut dan mngatakan ah. Dia cuma memegang kartu-kartu putih itu. Namanya Burt. Aku lupa nama kluarganya karna ingatanku kurang bagus.
Aku ta tahu dia mau apa jadi aku memegang erat-erat kursiku sperti klau aku ke dokter gigi, tapi Burt juga bukan dokter gigi. Dia mnyuruhku rilek dan aku takut karna kalau bgini biasanya sakit.
Jadi Burt bilang Charlie apa yang kau lihat di kartu ini. Aku melihat tumpahan tinta dan aku sangat takut mskipun aku membawa kaki klinciku di sakuku karna waktu aku kecil aku slalu gagal tes dan mnumpahkan tinta di ketasku.
Aku bilang pada Burt aku mlihat tumpahan tinta di ke tas putih. Kta Burt ya dan dia tesenyum dan aku lega. Dia mnunjukkan kartunya satu-satu dan aku bilang ada yang mnumpahkan tinta merah dan hitam di smua kartunya. Mnurutku tes ini gam pang tapi waktu aku bediri, Burt mnahanku dan bilang duduk lah lagi Charlie kita belum slesai. Masih ada yang harus dilakukan dengan kartu-kartu ini. Aku ta mngerti tapi aku ingat Dr. Strauss mnyuruhku mnuruti smua kta kta pnguji walaupun itu ta masuk akal karna tes memang sperti itu.
Aku sudah lupa apa kata Burt tapi aku ingat dia mnyuruh ku mnyebutkan apa yang ada di tinta. Aku ta mlihat apa apa tapi kta Burt di situ ada gambarnya. Aku ta mlihat gambar. Aku su dah bnar bnar brusaha mlihatnya. Kupegang kartu itu dkat dkat lalu kujauhkan lagi. Lalu aku bilang klau aku memakai kacamata ku mungkin aku bisa mlihat lebih baik mskipun aku biasanya cuma memakai kacamataku waktu aku mnonton byoskop atau TV tapi aku bilang mungkin kacamata akan membantuku mlihat gambar di tinta. Aku memakainya dan bilang tolong tunjukan kartu itu lagi pasti skarang aku bisa mlihat gambarnya.
Aku brusaha keras tapi masih blum mnemukan gambar hanya mlihat tinta. Kukatakan pada Burt mungkin aku perlu kacamata baru. Dia mnulis seswatu di ketas dan aku takut tesku gagal. Jadi aku bilang gambar tintanya sangat bagus apalagi pucuk-pucuk di pinggirnya cantik sekali tapi dia mnggeleng berarti jawabanku salah. Aku betanya apa orang lain melihat benda benda di tinta dan dia bilang ya mreka membayangkan gambar gambar di brcak tinta. Katanya tinta di kartu itu disebut brcak tinta.
Burt baik sekali dan dia bicara planplan sperti Miss Kinnian di klasnya tempatku blajar membaca untuk orang dwasa bekebutuhan husus. Dia mnjelaskan padaku bahwa ini namanya tes raw syok. Katanya orang orang melihat benda benda di tinta.
Aku bilang tolong tunjukan padaku di mana bendanya. Dia tidak mau cuma bilang pikir bayangkan seswatu di kartu. Aku bilang aku membayangkan brcak tinta.
Dia menggeleng, brarti jawaban itu salah juga. Ktanya brcak ini mngingatkanmu pada apa coba bayangkan. Kupjamkan mataku lama lama untuk membayangkan lalu aku bilang aku membayangkan sbotol tinta yang tumpah ke ketas putih. Dan waktu itulah pensilnya patah lalu kami berdiri dan kluar.
Spertinya aku ta lulus tes raw syok.
Lporan hari 3
5 mart – Kata dr. Strauss dan prof. Nemur jangan risaukan tinta di kartu. Aku bilang bukan aku yang mnumpahkan tinta di situ dan aku ta mlihat apa apa di tinta. Kata mreka mungkin mreka masih akan memakaiku. Aku bilang pada dr. Strauss bahwa Miss Kinnian ta pernah membriku tes seperti itu cuma mnulis dan membaca. Ktanya kta Miss Kinnian aku muridnya yang tepintar di Beekman School untuk orang dwasa bekebutuhan husus dan aku brusaha kras karna aku bnar bnar ingin blajar bahkan lebih ingin daripada orang orang yang lebih pintar dari aku.
Dr. Strauss betanya bagaimana kamu bisa mnda?ar ke Beekman School sndirian Charlie. Bagaimana kau tahu soal skolah ini. Aku bilang aku ta ingat.
Kata Prof. Nemur tapi apa yang mula mula membuatmu ingin blajar membaca dan mnulis. Aku bilang karna seumur hidup ku aku ingin pintar dan ta dungu dan ibuku selalu mnyuruhku blajar sperti Miss Kinnian tapi sangat sulit untuk mnjadi pintar dan mskipun aku sudah blajar di klas Miss Kinnian klau di skolah aku sring lupa.
Dr. Strauss mnulis seswatu di slembar ketas dan Prof. Nemur bicara sangat srius padaku. Ktanya Charlie kami tidak yakin bagaimana sperimen ini akan bkerja pada manusya karna kami baru mngujinya pada binatang. Aku bilang Miss Kinnian sudah membritahuku soal itu tapi aku ta peduli kalaupun ini sakit atau apa karna aku kuat dan aku mau bkerja kras.
Aku mau mnjadi pintar klau mreka membolehkan. Mreka harus minta izin pada kluargaku tapi pamanku Herman yang dulu mngasuhku sudah mninggal dan aku ta ingat soal kluargaku. Aku sudah lama sekali ta pernah betemu dengan ibu atau ayah ku atau adik prempuanku Norma. Mungkin mreka juga sudah mninggal. Dr Strauss mnanyakan di mana mreka dahulu tinggal. Spertinya brooklin. Ktanya mreka akan mncoba mncari mreka.
Semoga aku ta perlu mnulis banyak lporan sperti ini karna aku butuh waktu lama untuk membuatnya dan aku tidur kmalaman dan klelahan waktu bkerja pagi pagi. Gimpy memarahiku karna aku mnjatuhkan sloyang roti yang harus dimasukkan ke oven. Roti roti itu kotor dan aku harus membersihkannya seblum dia bisa memangangnya. Gimpy memarahiku kalau aku bebuat salah, tapi dia bnar bnar mnyukaiku karna dia temanku. Wah kalau aku pintar dia pasti tekejut.
DANIEL KEYES, yang lahir di Kota New York, adalah lulusan Brooklyn College dengan meraih gelar B.A. dalam psikologi setelah meninggalkan Angkatan Laut AS. Kemudian, dia bekerja sebagai editor-?ksi pendamping, lalu meninggalkan dunia editing untuk memasuki bisnis fotogra? fashion. Setelah itu, dia bekerja sebagai guru bahasa Inggris berlisensi di beberapa sekolah di Kota New York hingga menjadi profesor. Sambil mengajar setiap hari dan menulis pada akhir minggu, Keyes kembali mengambil kuliah pascasarjana di Brooklyn College pada malam hari, mendalami literatur Inggris dan Amerika. Setelah meraih gelar M.A.-nya, Keyes meninggalkan New York untuk mengajar penulisan kreatif di Wayne State University. Pada 1966, Keyes bergabung ke Ohio University sebagai Profesor Bahasa Inggris dan Penulisan Kreatif, dan pada 2000 memperoleh status profesor emeritus. Brooklyn College menganugerahi penghargaan “Distinguished Alumnus Medal of Honor” pada 1988.
Novel pertamanya, Flowers for Algernon (di?lmkan dengan judul CHARLY; Cliff Robertson memenangi piala Oscar dalam ?lm ini) memenangi anugerah penghargaan. Selain itu, novel tersebut dikaji di berbagai sekolah menengah umum dan sekolah setingkat akademi di seluruh negeri, juga diadaptasi ke berbagai panggung teater terkemuka. Karya Keyes lainnya: The Touch, The Fifth Sally, Untill Death …, The Milligan Wars: A True-Story Sequel, Unveiling Claudia, dan Algernon, Charlie and I: A Writer’s Journey.
Keyes meninggal pada 2014 di rumahnya di Boca Raton, Florida, akibat komplikasi penyakit pneumonia. Dia meninggalkan dua putri, Leslie dan Hillary.
Novel Terbaik Nebula Award tahun 1966 dan Hugo Award tahun 1967
Nominasi Novel Terbaik Sepanjang Masa Locus Award tahun 1975
“Memilukan … sangat orisinal.”
—Publishers Weekly
“Novel yang mencengangkan dan sangat orisinal .…
Kesannya abadi.”
—Library Journal
“Kisah yang meyakinkan, menegangkan, dan menyentuh.”
—The New York Times
“Mengharukan .… Beberapa adegan di buku ini
akan menghantuiku selamanya.”
—The News & Observer (Raleigh, NC)
“Kisah yang jujur dan menyentuh .…
Menggugah …. Seperti nyata.”
—The Baltimore Sun
“Jenis sci-fi yang menggunakan hipotesis persuasif
untuk mengeksplorasi isu-isu moral
dan emosional .… Sangat cerdas.”
—The Times Literary Supplement
“Novel ini wajib baca.”
—Palm Beach Post Times
“Memukau, menggelisahkan .… Luar biasa.”
—Birmingham News
“Pencapaian sastra yang unik.”
—Journal Star (Peoria)
SKU | QN-91 |
ISBN | 978-602-402-147-4 |
Berat | 280 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 13 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 356 |
Jenis Cover | Soft Cover |