Dini Ocktarina Fitriani lahir di Bandung, 8 Oktober, 25 tahun yang lalu. Sulung dari dua bersaudara yang kini tengah berusaha menyelesaikan studi magister di Universitas
Pendidikan Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Awal kegiatan menulisnya dimulai saat duduk di bangku sekolah dasar dan gemar menulis naskah drama bergenre horor. Buku ini adalah novel kedua yang pernah ditulisnya. Novel pertamanya GONE (Mizan, 2011) dan sempat republish pada 2018. Melihat respons pembaca mengenai novel pertamanya itu, Dini sangat bersyukur. Hal itu menjadi pecutan baginya untuk kembali menulis novel lagi. Dini fokus menulis cerita-cerita anak, beberapa
kumpulan cerpen anak dan kumpulan puisi anak pernah ditulisnya. Selain menulis, Dini pun hobi bermain biola dan saksofon. Pernah menjadi pemusik dalam beberapa
pertunjukan teater di kampusnya. Dini selalu bersyukur atas karunia Tuhan yang diberikan kepadanya. Kepuasan terbesarnya adalah ketika karya-karyanya disukai oleh anak-anak Indonesia.


Say Thank You
Alhamdulillah, tak henti saya ucapkan syukur atas nikmat yang Tuhan berikan dalam kehidupan saya. Sebuah perjalanan yang panjang dan butuh kesiapan matang, sehingga saya memberanikan diri menulis kembali setelah novel pertama GONE terbit pada 2011. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, akhirnya saya mencoba melanjutkan kisah Sheryl dan kawan-kawannya dalam buku ini. Di tengah kesibukan menyelesaikan kuliah, saya mencuri-curi waktu untuk menulis novel. Semangat itu muncul ketika GONE selalu medapatkan tempat di hati para pembaca. Sejak awal terbit, pembaca GONE tidak pernah berkurang. Bahkan pada 2018, GONE kembali diterbitkan dalam edisi republish. Rasa syukur, terharu, dan bahagia bersatu karena Tuhan mengabulkan doa lebih dari apa yang saya harapkan sebelumnya. Kali ini saya kembali berharap agar novel kedua ini pun memiliki tempat tersendiri bagi pembaca. Jika ucapan terima kasih dapat dihitung, entah berapa ribu ucapan “terima kasih” yang harus saya sampaikan kepada orangtua saya. Mereka tak pernah lelah memotivasi saya untuk kembali menulis. Saat ini, penantian mereka pun berakhir. Novel kedua ini merupakan bukti bahwa saya tidak akan pernah berhenti menulis. Terima kasih untuk Mama dan Bapa yang selalu memberikan kepercayaan kepada saya untuk terus berkembang mencoba hal baru dan menggeluti dunia kepenulisan ini. Untuk sahabat yang seperti saudara tak sedarah, Yuliana Astuti dan Fenny Putri Novianti, terima kasih karena selalu menerima sisi baik dan buruk diri, juga selalu mendampingi setiap fase kehidupan saya. Teruntuk Felix Ganang Priambodo, terima kasih telah membentuk saya menjadi pribadi yang lebih dewasa dan lapang dada. Tak lupa, ucapan terima kasih untuk editor terbaik yang sabar menanti saya menyelesaikan novel ini. Kak Nurul, terima kasih sudah memberikan kepercayaan untuk kembali menulis kelanjutan Gone. Terima kasih Fantasteen, terima kasih Mizan, dan terima kasih terbesar para pembaca. Tanpa disadari, saya kembali menulis karena kalian. Semoga kalian menyukai novel ini.