Sebagai orang beriman, kita yakin bahwa agama berasal dari Tuhan. Tapi, agama juga mengambil bentuk sebagai agama manusia, segera setelah ia berpindah dari khazanah ketuhanan kepada wilayah kemanusiaan. Artinya, manusia tidak pernah bisa bicara tentang agama, kecuali dalam konteks manusia. Menyadari hal itu, maka seorang penganut agama mestinya tidak terkejut dan gagap untuk menerima kenyataan bahwa di kalangan agama yang sama terdapat begitu banyak perbedaan pendapat.
Selain itu, agama diturunkan oleh Tuhan untuk manusia. Artinya, adalah suatu kesalahan jika kita mengembangkan pemahaman atas agama yang dilepaskan dari kebutuhan manusia.
Karena itu, sudah sewajarnya agama ditafsirkan sejalan dengan kepentingan perkembangan manusia dari zaman ke zaman. Tanpa itu semua, agama akan kehilangan relevansinya dan tak lagi memiliki dampak bagi kehidupan umat manusia.
Tulisan-tulisan yang dirangkum dalam buku ini berbicara tentang tafsir agama dan bagaimana tafsir agama bisa diupayakan menjawab kebutuhan manusia, di zaman yang di dalamnya kita sekarang berada.
Aku dan Islamku …
Wa Allâh a‘lam bi al-shawâb.[]
Haidar Bagir lahir di Surakarta, 20 Februari 1957. Dia meraih S-1 dari Jurusan Teknologi Industri ITB (1982), S-2 dari Pusat Studi Timur Tengah, Harvard University, AS (1992), dan S-3 dari Jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI) dengan riset selama setahun (2000-2001) di Departemen Sejarah dan Filsafat Sains, Indiana University, Bloomington, AS.
Nama penerima tiga beasiswa Fullbright ini selama beberapa tahun berturut-turut masuk di dalam daftar 500 Most Influential Muslims (The Royal Islamic Strategic Studies Centre, 2011).
Selain sibuk mengurus yayasan pendidikan dan sosial serta menjadi presiden direktur sebuah rumah penerbitan, dia telah menulis beberapa buku di antaranya: Buku Saku Tasawuf; Buku Saku Filsafat Islam; Buat Apa Shalat?!; Surga di Dunia, Surga di Akhirat; Era Baru Manajemen Etis; Antara Al-Farabi dan Khomeini: Filsafat Politik Islam; Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan (telah diterjemahkan dan diterbitkan di Inggris dengan judul Islam: Faith of Love and Happiness); Belajar Hidup dari Rumi; Mereguk Cinta Rumi; Semesta Cinta: Pengantar kepada Pemikiran Ibn ‘Arabi; Epistemologi Tasawuf; Islam Tuhan, Islam Manusia; dan Dari Allah Menuju Allah serta beberapa judul buku lain. Dia juga masih aktif memberikan ceramah keagamaan dan pendidikan di sejumlah instansi; menjadi pembicara di sejumlah seminar keilmuan, khususnya kajian tentang filsafat dan pemikiran Islam kontemporer. Selain itu, dia menjabat sebagai Editor-in-chief Jurnal Kanz Philosopia, Jakarta; Koordinator Regional International Society for Islamic Philosophy; Board Member of Global Compassionate Council; dan Pendiri Gerakan Islam Cinta, serta menjadi dosen di ICAS dan STFI Sadra, Jakarta.
“... menguak sisi-sisi yang peka ... agar umat Muslim
mengembangkan kultur lapang dada
dalam menyikapi perbedaan pandangan.”
—Ahmad Syafii Maarif
“Buku ini adalah salah satu upaya (penulis)-nya
menyebarkan hasil pembacaan dan pengamatan yang terbimbing
(wahyu, yang mengejawantah dalam perilaku teladan Rasûlurrahmah,
Nabi Muhammad Saw.).”
—K.H. Ahmad Mustofa Bisri
“... menyentuh pertanyaan-pertanyaan yang sering bergaung
di percakapan kita, juga di percakapan batin kita—pertanyaan
yang kerap mengusik. Terutama di sekitar agama ....”
—Goenawan Mohamad
“Buku Islam Tuhan, Islam Manusia sungguh mewakili
ketercerahan intelektual dan spiritual secara sama-sama cemerlang ....”
—Mochtar Pabottingi
“... menarik bagi semua yang ingin tahu
di mana seorang tokoh intelektual Muslim Indonesia
melihat tantangan-tantangan terbesar bagi agamanya ....”
—Franz Magnis-Suseno
SKU | UA-240 |
ISBN | 978-602-441-108-4 |
Berat | 300 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 13 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 348 |
Jenis Cover | Soft Cover |