Frank kembali melanjutkan pidatonya. “Tsunami itu berkekuatan 8,9 SR dan meluluhlantakkan hampir setengah Kota Banda Aceh. Tsunami disebabkan meluapnya sungai.” “HAH? TSUNAMI TERJADI KARENA SUNGAI MELUAP?!” aku berteriak menahan tawa. “Lho? Kalau bukan karena luapan sungai, apa lagi?” alis Frank terangkat. “BWAHAHAHA!” Kelas kami begitu gaduh oleh tawa. Pak Habrir pun ikut tertawa. Frank keheranan. Begitulah keceriaan di sekolah gerbong. Belajar selalu menyenangkan, penuh canda tawa. Namun, sinar kebahagiaan kami terhalangi awan hitam ketika sekelompok preman datang ke gerbong. Mereka mengaku-aku utusan konglomerat pemilik gerbong. Sekolah harus ditutup karena pemilik gerbong mengusir kami. Kean tidak sudi sekolahnya digusur begitu saja. Dia menantang Si Preman, Yusuf juga. Pak Habrir, wali kelas kami, yang mencoba bicara baik-baik malah ditendang Si Preman.
SKU | RF-221 |
ISBN | 978-602-242-488-8 |
Berat | 160 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 14 Cm / 20 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 156 |
Jenis Cover | Soft Cover |