Gia tidak pernah menyuntik, membius, menjahit luka, apalagi menyembuhkan orang.
Gia tidak pernah membayangkan itu semua. Cita-citanya waktu kecil menjadi seorang astronaut. Diinspirasi Papanya yang seorang penerbang. Dia ingin melihat hamparan Bumi yang indah dari kejauhan. Impian yang terus memenuhi kepalanya lebih dari dua dekade.
Semua berubah saat Gia masuk Fakultas Kedokteran. Menjadi Dokter? pikirnya berulang-ulang.
Saat koas, Gia ditempatkan di kota yang tidak dia kenal seumur hidupnya, Garut. Kesempatan itu membuat pikirannya semakin terbuka.
Kehidupan yang nyaman, serbacukup, praktis, dan nyaris tidak terbayang susahnya hidup, saat koas semuanya berubah. Gia yang awalnya terpaksa melakukan pengabdian masyarakat, mendapat pelajaran berharga dan menakjubkan.
Bersama teman-temannya, mereka bahu-membahu membantu siapa pun yang membutuhkan pertolongan. Saling mendukung, menggali kenyataan tentang tubuh manusia yang indah tiada dua, dan mengingat tentang tanggung jawab untuk menjaganya.
Semua yang dialaminya akan mempersiapkan dirinya untuk ujian sesungguhnya, "Ujian Tingkat Dewa".