Pardamean Harahap dikenal sebagai Penutur Kesadaran, seorang pembimbing spiritual yang menganyam filsafat Islam, tasawuf, dan kebijaksanaan non-dualitas ke dalam praktik kehidupan modern. Lahir di Padangsidimpuan, 27 Januari 1975, perjalanan panjangnya dalam dunia batin berpijak pada pencarian akan makna yang autentik—yang tak berhenti pada dogma, melainkan menjelma dalam kesadaran yang hidup dan dialami.

Ia menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Paramadina, dengan tesis berjudul “Kepemimpinan Visioner dalam Perspektif Metafisika Ibn ‘Arabi”, di bawah bimbingan Dr. Haidar Bagir. Pendalaman keilmuannya mencakup studi klasik seperti Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn, Futûhât Makkiyyah, dan Fusus Al-Hikam, serta pembelajaran langsung bersama mursyid dan guru-guru spiritual yang memiliki silsilah autentik.

Perjalanan spiritualnya telah membawanya melintasi benua dan lintas tradisi: dari International Sufi Gathering di Washington DC, ziarah ke Maroko, hingga satsang dan retret di Rishikesh, India, dan Monte Sahaja, Portugal, bersama para guru non-dualitas seperti Mooji, Francis Lucille, dan Rupert Spira. Setiap perjumpaan memperkaya cara pandangnya dalam memahami keberagaman jalan spiritual—sekaligus meneguhkan satu hal: bahwa kebenaran sejati hanya dapat dijumpai lewat pengalaman yang langsung dan jujur.

Dalam kesehariannya, Pardamean menjalankan peran sebagai Advisor Human Capital di CBN Group, merancang pelatihan dan coaching kepemimpinan yang berakar pada kesadaran. Ia juga merupakan co-founder dari Temu Hakiki dan Taman Hakiki, dua ruang pertumbuhan spiritual yang menekankan pentingnya refleksi batin dan kehadiran 

penuh dalam setiap proses belajar. Bersama Dr. Denny Turner, ia turut mendirikan Taman Kesadaran, sebuah ekosistem hidup berkesadaran yang menaungi berbagai inisiatif seperti Ruang Tanpa Nama, IQRA’, dan Sua Guru.

Pardamean aktif membagikan gagasannya melalui berbagai forum, baik di komunitas keagamaan, kampus, maupun dunia korporat. Ia telah memfasilitasi pelatihan Spiritual Leadership untuk institusi seperti BNI 46, Bank Indonesia, PT. Inalum, Telkom, RAPP, Premier Oil, dan banyak lagi. Ia juga kerap hadir sebagai pembicara dalam kajian tasawuf, filsafat Islam, dan pengembangan kesadaran lintas tradisi.

Beberapa karya tulisnya meliputi: Ruang Tanpa Nama, Iqra’: Menyaksikan Tanda-Nya adalah Bertemu dengan-Nya, Diary Taqwa Ramadhan, serta seri Inner Voice Workbook yang membahas spiritual leadership, cinta dalam keluarga, dan parenting berbasis kesadaran.

Pardamean memahami bahwa dakwah yang benar-benar menyentuh bukanlah dakwah yang padat isi, melainkan yang jujur dan hidup. Yang lahir dari keheningan batin, bukan dari keramaian retorika. Karena itu, ia mengembangkan pendekatan pembinaan spiritual yang lembut namun tajam—berbasis dialog, refleksi, dan pengalaman langsung menuju Sang Aku (Direct-Path, Self-Inquiry). Sebuah jalan pulang yang tidak diburu-buru, tapi disambut dengan penuh kehadiran.