Rafilus mati dua kali. Kemarin dia mati. Hari ini, tanpa pernah hidup kembali, dia mati lagi. Dia berkaki dua, berjalan seperti manusia biasa, akan tetapi langkah-langkah kakinya menimbulkan derap bagaikan kendaraan berat. Budi Darma meminjam suara Tiwar untuk menuliskan hidup Rafilus dan tokoh-tokoh ajaib lainnya. Budi Darma membongkar tiap sudut pikiran manusia. Menghadirkan hal-hal absurd yan gtak terpikirkan oleh kebanyakan orang. Rafilus dengan segala keunikannya menjadi cermin akan keragaman psikologis manusia-polos sekaligus kompleks.
Budi Darma. Sehari-harinya bekerja sebagai Guru Besar Unesa (Universitas Negeri Surabaya). Budi Darma pernah menerbitkan beberapa kumpulan esai, cerpen, dan novel, dan pernah mendapatkan penghargaan antara lain dari Balai Pustaka, Kompas, S.E.A.-Write Award (Bangkok), Anugerah Seni Pemerintah RI, Satya Lencana dari Presiden republik Indonesia, dan Anugerah MASTERA (Brunei). (Sumber: harian Kompas edisi 6 Desember 2015, halaman 27 dengan judul ``Dua Penyanyi``)
"Dalam kisah manusia magis bernama Rafilus, niscaya kita temukan benderang mutiara-mutiara perenungan." -Dee Lestari, ; penulis[ENTER]Budi Darma-seorang pengarang cerdas, teliti, sekaligus `nakal`-menggambarkan kompleksitas dengan ketelatenan yang nyaris mengerikan."-Intan Paramadhita; penulis[ENTER]"Prosa-prosa Budi Darma adalah dunia jungkir balik. Kejam, absurd, dan menakutkan."-Nirwan Dewanto; sastrawan[ENTER]"Inilah novel pertama Indonesia yang nyaris sekali tidak menggunakan dialog."-Maman S. Mahayana; kritikus sastra
SKU | ND-288 |
ISBN | 978-602-385-229-1 |
Berat | 300 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 13 Cm / 20 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 388 |
Jenis Cover | Soft Cover |