Tokoh di dalam buku ini, Almustafa, hendak kembali ke negerinya dengan menaiki sebuah kapal. Keberangkatannya tertunda oleh pertanyaan-pertanyaan tentang misteri kehidupan yang diajukan oleh penduduk kota. Wejangan-wejangan yang disampaikan oleh Almustafa bertujuan untuk memerdekakan pikiran siapa pun yang menyimaknya.
Almustafa—yang dalam edisi bahasa Inggris berjudul The Prophet—adalah mahakarya Gibran yang telah menginspirasi banyak orang, termasuk penyair terbesar Indonesia, Sapardi Djoko Damono. Buku-buku Gibran memiliki peranan penting bagi Sapardi dalam berkarya. Buku ini pun diterjemahkan secara khusus oleh Sapardi, sehingga pembaca dapat menikmati buku yang telah menjadikan Kahlil Gibran sebagai salah seorang dari tiga penyair besar sepanjang masa.
Almustafa, atau yang lebih dikenal sebagai The Prophet, sering digolongkan sebagai buku mistik populer dan diterjemahkan ke dalam lebih dari dua puluh bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa ada kekuatan luar biasa di balik cara pengungkapannya sehingga pembaca tertarik untuk memahami, menghayati, dan mungkin juga meyakininya. Kritik yang pernah dilontarkan tak satu pun bisa menggoyahkan kemasyhuran karya Gibran ini.
Tokoh dalam buku ini, Almustafa, yang telah tinggal di sebuah kota selama 12 tahun hendak kembali ke negerinya dengan menaiki sebuah kapal. Keberangkatannya itu tertunda oleh pertanyaan-pertanyaan tentang misteri kehidupan yang diajukan oleh sekelompok orang. Wejangan-wejangan yang disampaikan oleh Almustafa bertujuan untuk memerdekakan pendengarnya.
Buku ini berisi esai-esai pendek yang puitis tentang beragam tema seperti cinta, persahabatan, pernikahan, kebahagiaan, kebebasan, pengetahuan, hingga iman dan kematian. Tema-tema itu disampaikan melalui dialog antara Almustafa (sang nabi) dengan orang-orang yang mendatanginya, mulai dari pemimpin, pedagang, pelacur, gelandangan, tua, muda, laki-laki, perempuan.
KAHLIL GIBRAN terlahir dengan nama Gibran Khalil Gibran di Beshari, Lebanon, pada 1883. Pada usia 12 tahun ia berimigrasi ke Amerika bersama ibu dan kedua adik perempuannya. Di sanalah secara tak sengaja namanya berubah menjadi Kahlil Gibran akibat pencatatan yang salah oleh pihak administrasi sekolah pertama yang diikutinya. Sempat kembali ke tanah kelahirannya selama tiga tahun untuk memperdalam bahasa Arab, Kahlil Gibran menghabiskan masa remaja bersama seniman bohemian di Boston. Ia juga pernah tinggal di Paris selama setahun untuk berguru seni rupa pada beberapa seniman di Prancis. Pulang dari Paris ia pindah ke New York dan menetap di kota ini sampai akhir hayat. Tulisan-tulisan Gibran dikenal luas karena cita rasa orientalnya yang eksotis, bahkan mistis. Dianggap sebagai penyair Arab di perantauan terbesar, Kahlil Gibran meninggal di New York pada 1931. Ratusan pendeta dan para pemimpin agama, yang mewakili setiap aliran di bawah langit Timur, tertunduk khidmat dalam acara pemakaman itu.
Mereka berasal dari Kristen Maronit, Protestan, Islam Syi’ah dan Sunni, Gereja Yunani Kuno, Yahudi, Druz, dan lain-lain. Kahlil Gibran dikuburkan di Beshari, Lebanon, tempat ia menjalani masa kanakkanaknya.
SKU | BU-518 |
ISBN | 978-602-291-377-1 |
Berat | 200 Gram |
Halaman | 4900 |
Jenis Cover | Hard Cover |