“Apakah ini artinya Emma kalah, Jusuf?†Pertanyaan Emma menusuk batinku. Aku pilu. Mata bening Emma basah. Angin sore mendadak terasa sangat dingin. Cahaya matahari dari barat jatuh di wajah Emma. Dukanya semakin terlihat. Emma tidak pernah punya gambaran tentang wanita yang dimadu. Sejak Bapak memilih tinggal di rumah keduanya, Emma sering terlihat merenung, tertunduk lesu. Ketika langkah Bapak semakin jarang terdengar di rumah kami, Emma semakin sendu. Namun, Emma tak membiarkan dirinya terlalu lama disiksa rindu.