Para murid bertudung mengangkat balok beton dari kolam yang harum. Tampak wajah seorang Peramal Wanita, satu-satunya bagian yang terkuak di sepanjang permukaan balok yang basah dan halus itu. Matanya tertutup. Kuil yang penuh ukiran kuno itu menjadi sunyi, sementara balok tersebut lambat laun berhenti meneteskan air. Sang Pangeran menanti.
Mata sang Peramal tiba-tiba terbuka. Selaput keruh tampak menutupi matanya, memburamkan irisnya yang cokelat dan menjadikan kornea putihnya bernuansa pelangi.
Perempuan itu mengumumkan.