Dari pondok nyaris roboh ini, aku telah menetapkan kepemilikanku atas satu bintang. Menahbiskan diri menjadi pengembara impian. Mengumpulkan kebijaksanaan atas tiap rencana yang datang dari genggaman Tuhan.
Dari kejauhan, aku melihat begitu banyak masa depan yang ditaklukkan dengan keberanian. Ia tumbuh dari benih do'a dan ketekunan sepanjang siang-malam. Akarnya membentang sepanjang ratusan tahun cahaya di Langit Selatan.
Lantas, apakah masa depanku juga akan sama? Walau bermodal kitab kuning dan kopiah lusuh? Perut yang penuh dengan kangkung ikat dan ikan asin? Mungkinkah kupergi jauh melompati desa yang dipeluk erat bukit dan gunung Ciremai ? Masihkah bintang itu setia menunggu, untuk tetap hidup dan menyala-nyala di atas Al-Hambra sesampaiku disana nanti?