Segala di dunia ini berawal dari kemustahilan. Semua terasa tidak mungkin pada awalnya. Namun, segalanya menjadi mungkin dengan kerja keras.
Mimpi Ugi untuk menjadi menteri terdengar seperti angan-angan belaka. Dia, si anak pinggiran ibu kota, yang sudah berbulan-bulan menunggak SPP dan terancam tidak boleh ikut ujian. Ugi kadang merasa hampir putus asa. Dia pun sering kali merasa iri melihat mereka yang kaya dan hidup senang di ibu kota.
Terkadang, Ugi menyesalkan keputusan keluarganya untuk pindah ke ibu kota. Hidup mereka tidak semakin baik, malah sengsara. Bapaknya yang dulu pegawai kantoran sekarang hanya berjualan bubur kacang hajau. Utan keluarganya menumpuk. Perekonomian negeri kala itu pun tak menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Dan, Ugi harus bekerja keras untuk terus sekolah, mulai menjadi tukang kuli angkut pelabuhan sampai tukang parkir di bioskop.
Jakarta memang menjanjikan banyak mimpi. Tapi, apakah mimpi Ugi untuk menjadi menteri adalah salah satunya?