Buku harian itu terkutuk. Peringatannya menamparmu dibagian terdepan: JANGAN DIBACA, ATAU MALAPETAKA AKAN MENGIKUTIMU. Namun peringatan itu semacam mantra yang membuat pembacanya tidak pernah mau berhenti sampai di situ. Tentu saja mereka membuka halaman berikutnya, dan berikutnya ... Hingga tidak ada lagi jalan kembali.
Lalu, teror datang. Siapa pun yang menyentuh buku harian itu akan dicakar ketika melewati lorong angker. Dia juga akan disapa ketika becermin, dihantui pantulan tak wajar dari balik kaca. Belum lagi diganggu burung gagak hitam yang mencoba bicara. lilitan rambut akan membelit pergelangan tangannya. Semuanya ulah sesosok wanita berambut panjang, pirang, bergaun putih, dan mengacungkan pisau di tangannya.
Alex mengalami itu semua. Bahkan kelima sahabatnya mengalaminya pula. Dia terpaksa menyeret mereka ke dalam kejadian-kejadian di luar nalar. Atau, membawa serta kawannya menuju masa di mana semua teror itu bersumber...
... akhir abad ke-19.