“Kamu tidak usah sekolah, toh mengaji sama saja dengan belajar. Semua pelajaran dunia dan akhirat sudah ada dalam Al-Quran.â€
Hafiz tak bisa terima Kakek melarangnya sekolah. Kakeknya, Guru Alamuddin, yang mengasuh Hafiz setelah orangtua anak itu meninggal, ingin cucunya fokus menghafal Al-Quran. Padahal Hafiz ingin bersekolah seperti Jidan, Nur, Mahmud, dan Rizki, yang bahkan bisa jalan-jalan ke kota bersama sekolah mereka. Ia juga ingin menjadi dokter seperti Pak Dokter yang di Puskesmas.
Nekad, diam-diam Hafiz ikut teman-temannya bersekolah. Namun tak lama kegembiraan “anak sekolahan†itu dirasakan Hafiz, Guru Alamuddin meninggal. Hafiz kecil pun harus bergulat dengan berbagai pertanyaan dan penyesalan. Seandainya aku hafal Al-Quran, benarkah Allah takkan membiarkanku sebatang kara? Benarkah itu berarti Kakek takkan meninggal dunia? Benarkah dengan menghafal Al-Quran, aku mempersembahkan mahkota cahaya untuk ayah dan bunda di surga?