Kekasihku seperti burung murai suaranya merdu. Matanya kaca hatinya biru.
Kekasihku seperti burung murai bersarang indah di dalam hati.
Rendra dijuluki “Si Burung Merak” bukan hanya karena pesonanya di atas panggung saja. Tapi, memang begitulah ia. Sesosok pribadi yang penuh vitalitas dan gairah. Seorang pecinta, bak merak yang merentangkan ekor cantiknya untuk menarik perhatian sang kekasih. Untuk merekalah, para kekasih, ia tuangkan cintanya lewat puisi. Di dalam buku ini, terangkum puisi-puisi cinta Rendra dari tiga masa.
Puisi-puisi masa mudanya begitu sederhana, tapi manis dan jenaka. Puisi-puisi masa dewasanya terasa kompleks dan mendalam, serius dalam mengarungi bahtera cinta. Sementara, puisi-puisi masa tuanya adalah sebentuk rasa syukur dari nikmat cinta sejati yang telah teruji.
Ini adalah puisi-puisi cinta yang juga menjadi refleksi perjalanan dan pencarian makna cinta seorang Rendra.
W.S. Rendra lahir di Solo, 7 November 1935. Meninggal di Desa Cipayung Jaya, Depok, 6 Agustus 2009. Ketika masih bayi ia dibaptis oleh Willibrordus dan nama lengkapnya Willybrordus Surendra Rendra. Nama panggilan Willy. Dikenal sebagai salah satu penyair paling masyhur di Indonesia hingga saat ini. Selain sebagai penyair, Rendra juga mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta dan sering memadukan pembacaan puisi dengan unsur teaterikal yang kemudian menjadi salah satu ciri khasnya.