“Negeri ini terlalu penuh kepalsuan. Ikuti permainannya maka kamu akan hidup. Hentikan permainannya maka nyawamu yang jadi taruhannya.â€
Seandainya Farah tahu keputusannya untuk menjalin kasih dengan Chandra berujung petaka, dia pasti tidak akan begitu mudah menuruti kata hatinya. Tidak saja membuatnya terluka, hubungannya dengan Menteri Sosial itu juga menyeretnya ke dalam berbagai permainan politik yang penuh intrik.
Ketika keyakinannya akan hal yang dia percayai diuji, Farah hanya bisa menertawakan hidupnya yang enggan bergerak lurus, penuh kepalsuan dan kepura-puraan. Hingga akhirnya Farah dipaksa memilih, menjadi mainan atau justru pemegang bidak permainan ….