Buku BISING - Kurniawan Gunadi | Mizanstore
Ketersediaan : Tersedia

BISING

    Deskripsi Singkat

    Memilah mana kata hati dan mana kata orang. Memberi jeda untuk melihat masalah dengan lebih jelas. Membangun ruang yang lebih besar agar bisa menampung luapan perasaanku yang terbendung selama ini, perasaan-perasaan yang tak kukenali, tapi memengaruhi sebagian besar hidupku. Meluaskan cara pandangku terhadap dunia yang terasa begitu sempit selama ini.… Baca Selengkapnya...

    Rp 54.000 Rp 45.900
    -
    +

    Memilah mana kata hati dan mana kata orang.

    Memberi jeda untuk melihat masalah dengan lebih jelas.

    Membangun ruang yang lebih besar agar bisa menampung

    luapan perasaanku yang terbendung selama ini,

    perasaan-perasaan yang tak kukenali,

    tapi memengaruhi sebagian besar hidupku.

    Meluaskan cara pandangku terhadap dunia

    yang terasa begitu sempit selama ini.

     

    Aku hanya ingin mengambil jeda

    untuk meredakan kebisingan.

    Duduk, diam, dan mendengarkan.

    Meskipun, kadang tak yakin

    apakah aku bisa melewatinya atau tidak.

    Yang aku tahu, aku tak ingin berlama-lama

    hidup sebising ini.

    Tentang Kurniawan Gunadi

    Kurniawan Gunadi

    Kurniawan Gunadi percaya bahwa karya yang baik adalah karya yang berasal dari hati, juga tumbuh bersama dengan pembacanya. Sejak tahun 2010, saat mulai menulis di blog kurniawangunadi.tumblr.com hingga saat ini. Tulisan-tulisannya kini menjadi rekam jejak bertumbuhnya seorang remaja yang penuh keresahan hingga mencapai fase bertanggung jawab sebagai suami dan seorang ayah.

    Pada tahun 2014, buku pertamanya lahir, yang menandai awal keseriusannya sebagai penulis. Lulusan Desain Produk ITB ini putar haluan dari dunia desain ke dunia kepenulisan. Buku-bukunya diterbitkan secara indie hingga pada tahun 2019, Bentang Pustaka mengajaknya berkolaborasi dengan menerbitkan Arah Musim. Bising adalah buku ke-2 di Bentang Pustaka dan merupakan buku ke-6 yang sudah diterbitkannya selama berkecimpung di dunia kepenulisan sejak 2014. Buku-buku lainnya adalah Hujan Matahari, Lautan Langit, Menentukan Arah, dan Bertumbuh.

    Kini, ia memilih tinggal di sudut kota Yogyakarta bersama dengan keluarga kecilnya, menikmati kesehariannya bekerja dari rumah, menulis, dan menemani tumbuh kembang kedua puteri kecilnya yang masih balita.

    Kurniawan Gunadi dapat disapa di:

    @kurniawan_gunadi (Instagram)

    kurniawangunadi.tumblr.com (blog)




    Keunggulan Buku

    - Penulis dengan karya yang selalu dinanti pembaca, terutama para follower IG selalu aktif merespons segala postingan Kurniawan Gunadi, terutama yang membahas atau mengangkat tema tentang pemberdayaan atau peningkatan kualitas diri selaku anak muda

    - Buku ini merupakan kumpulan cerita yang mengangkat isu-isu yang banyak dialami anak-anak muda usia 20-35 tahun, yaitu krisis identitas, sulitnya menghadapi ekspektasi orang lain, kesulitan beradaptasi dengan dunia orang dewasa,

    - Bising sudah dinanti oleh para pembaca, terutama yang sudah membaca buku-buku Kurniawan Gunadi lainnya

    - Kurniawan Gunadi adalah penulis yang juga concern terhadap perkembangan anak-anak muda, bahkan mengadakan career class untuk para mahasiswa dan mahasiswi, bahkan mereka yang baru lulus. Harapannya agar bisa menjalani hidup dengan lebih tertata, bertujuan, dan lebih dilandasi kesadaran.

    - Terdiri dari kisah-kisah yang sangat relatable bagi kehidupan pembaca muda

     

    DAFTAR ISI

    Selalu Menghindarinya ~ 1
    Ternyata Tak Semudah Itu ~ 3
    Dewasa yang Melelahkan ~ 5
    Intervensi ~ 9
    Bingung ~ 11
    Bising ~ 13
    Pahit ~ 15
    Mimpi Itu Dihancurkan ~ 18
    Diam dan Mendengarkanmu ~ 20
    Lari ~ 23
    Dipaksa Pulang ~ 26
    Konsekuensi ~ 29
    Melihatmu dari Kejauhan~ 30
    Jalan yang Lain ~ 32
    Penulis yang Pilu ~ 39
    Siang yang Penat, Malam yang Sendiri ~ 42
    Kejarlah ~ 44
    Anak ~ 46
    Baru Sadar ~ 48
    Riuh ~ 50
    Jalan yang Memutar ~ 51
    Diandalkan ~ 53
    Rumah ~ 55
    Gugur ~ 57
    Aku Takut Kamu Tak Mengerti ~ 60

    Menembus Sepinya Jalan ~ 62
    Berpisah ~ 64
    Apa Kau Percaya? ~ 66
    Tak Bisa Lepas ~ 68
    Hitungan Hari ~ 70
    Dua Puluh Dua Tahun ~ 74
    Tiga Tahun Berlalu ~ 76
    Tiga Puluh Empat ~ 79
    Buang-Buang Waktu ~ 81
    Kepala Keluarga ~ 82
    Bahtera yang Pecah ~ 85
    Masa Lalu ~ 88
    Kemewahan ~ 95
    Jika Masih Ada Waktu ~ 97
    Kosong ~ 99
    Pola ~ 100
    Dibatasi Waktu ~ 102
    Menjadi Beban ~ 105
    Apa Salahnya Jadi Orang Biasa? ~ 107
    Terlalu Nyaman ~ 109
    Panggilan Orang Tua ~ 111
    Lingkaran yang Menyempit ~ 114
    Lima Puluh Tahun Lagi ~ 116
    Bekal dari Ayah ~ 118
    Rumah yang Riuh ~ 120

    Ketenteraman ~ 125
    Kekhawatiran Kami ~ 127
    Saat Seorang Ibu Meminta Tolong ~ 130
    Tak Ada Saudara yang Seperti Itu ~ 132
    Spesial ~ 135
    Deadline ~ 138
    Proyeksi Bapak ~ 140
    Pasti Terlewati ~ 143
    Berjuang ~ 145
    Khawatir ~ 146
    Setengah Dua Malam ~ 147
    Teman yang Peduli ~ 149
    Tak Kunjung Jeda ~ 151

     

    Resensi

    Komentar Pembaca di Goodreads untuk Arah Musim

    Aku suka cara susunan cerpen Arah Musim. Ada cerita dan tulisan yang menyentuh hati. Ada juga tulisan yang tak berapa faham. Mungkin sebab rushing nak khatamkan sebelum usai 2020. Buku ini serupa dengan buku Lautan Langit dan Hujan Matahari.
    Suka

    --Noorsyahira Syahrir

     

    Sebab tulisan MasGun sentiasa berbicara tentang hidup. Belum lagi bicaranya tentang hubungan anak gadis dan juga ayah. Tanpa sedar , ada air menitik, meski ringkas tulisannya.
    Tapi tersentak juga dengan sebuah tulisan tentang cinta seorang ibu kepada anak yg di dalam kandungan. Cinta yg membuat seorang ibu yang juga wanita yg mungkin punya cita yang tinggi setinggi langit, tapi ditundukkan sedikit demi sedikit, demi meletakkan ia di ruang realiti, dan mengorbankan hampir segalanya demi sebuah cinta.
    Terpikir, bagaimana ya kita nanti? Sanggupkah?

    --Nur Izzati

    Seperti musim yang selalu berganti,isi dari buku ini juga mengingatkan manusia dengan segala perannya. Entah sebagai makhluk Tuhannya,sebagai anak,sebagai orangtua,sebagai teman dari manusia lain,bahkan sebagai orang asing di kehidupan orang lain. Kita benar2 diingatkan akan peran kebermanfaatan kita lewat judul dan musim yang berbeda di tiap halamannya. .

    " Satu hal dalam hidup ini yang selalu sulit kita tahu adalah,kita diciptakan dengan peran. Kita ditempatkan di tempat terbaik sesuai potensi yang kita miliki. Jika sekarang kita kebingungan mau jadi apa,mau bagaimana,apa yang harus dilakukan,coba amati hidupmu sebelum-sebelum ini,perjalananmu yang mengantarkanmu sampai pada titik ini.
    Hidup bukanlah tentang mendengarkan orang lain sebanyak-banyaknya. Keputusan-keputusan bukan diambil dari apa kata orang." 

    --Ajeng Windi

    Karena kumpulan cerita, bacanya harus pelan-pelan karena harus ganti scene dan latar dari yang diceritakan. Banyak yang bisa dijadikan renungan dari buku ini. Sekalipun sudah dibaca habis, buku ini bisa ditengok kembali di masa mendatang untuk merefleksikan diri. Beberapa cerita ada yg harus dibaca berulang agar paham, beberapa ada yang membuat tersenyum, beberapa ada yang menyentuh hati. Overall, worth to read. 

    --Sumayyah

    Buku ini mengingatkan kita akan berbagai hal, tentang perbanyak bersyukur, tentang berhenti mendengarkan komentar orang lain, tentang mengejar cita-cita, tentang keluarga, tentang rencana-rencana kehidupan, yang disajikan dengan narasi yang baik dan menyentuh dengan nasihat-nasihat yang bermakna.
    Terima kasih mas Gun!

    --Yasmin Mauliddina

     

    Sama seperti karya penulis sebelum ini. Hujan Matahari, Lautan Langit, Bertumbuh dan Menentukan Arah. Ia adalah tulisan seorang laki-laki yang matang dalam mengamati kehidupan. Ia adalah pesan dan pemerhatian penulis kepada apa yang berlaku dalam hidupnya juga orang-orang sekelilingnya.
    Kali ini temanya seputar kebahagiaan, perjuangan, menerima masa silam, harapan, syukur dan banyak persoalan-persoalan kehidupan.
    Sangat berkait dan dekat dengan jiwa-jiwa muda yang sedang mencari sisi-sisi berbeza untuk memandang masa lalu dan masa depannya.
    Macam biasa rasa nak highlight satu buku dek kerana ayat-ayatnya yang disusun penuh teliti dan membekas. Juga banyak hal-hal yang selama ini bermain difikiranku, diamati dan disimpulkan kemudian dicatatkan oleh penulis dalam buku ini.
    Banyak sangat quote menarik nak kongsi tapi tak boleh pilih. Haha. So kawan-kawan kena baca sendiri. ????
    Terakhir, kata penulis. "Sesuatu yang menjadikanmu berbeda, itu menjadikanmu amat berharga".
    Selamat menemui diri kalian lewat tulisan penulis ini. Selamat melewati musim yang silih berganti.

    --Hidayah_aya

    Buku yang ditulis dengan hati pasti akan sampai ke hati para pembacanya juga, dan salah satunya buku Arah Musim. Sama dengan karya-karya Mas Gun sebelumnya, buku ini memberikan sudut pandang harapan dan nasihat orang tua terhadap anaknya, nasihat terhadap laki-laki dan perempuan ketika dalam masa penantian dan nasihat akan segala keresahan dan kekhawatiran lainnya mengenai cita-cita.
    Awalnya agak bingung dengan tokoh wulan, ibu, mamah dan ayah, karena bab penceritaan tokoh yang melompat-lompat. Namun setelah di dibaca dua kali akhirnya paham akan keterkaitan tokoh satu sama lain dan pandangan masing" tokoh yang ditulis dengan sangat baik.
    Buku ini sangat bagus dibaca karena penuh makna dan mengajak pembacanya untuk bertumbuh.
    "Hal-hal yang berharga dalam hidup kita memang tidak pernah diukur dengan cara sistematis. Hidup kita jauh lebih berharga dari hitung-hitungan untung dan rugi. Ada yang jauh lebih bernilai dan berharga, yaitu Keberkahan" (p.123)
    Terimakasih Mas Gun, ditunggu karya-karya positif selanjutnya.

    --Nuryanti Dewi Jayanti

     

    Singkatnya banget, buku ini kaya ngajakin kita merenungi kembali apa arti kebahagiaan, perjuangan, rasa cinta, sampai penerimaan diri. Rasanya masa-masa pandemi ini jadi punya banyak waktu buat merenungi kembali apa yang sebenarnya ingin kita cari. Dan merasa ada temennya ketika baca buku ini.
    Ada beberapa bagian yang aku suka dalam buku ini, seperti adalah berbicara soal perjuangan dan masalah yang tak kunjung usai. Ini kutipannya ya:
    "Berkata ia pun berjuang, padahal ia diam di tempat. Membiarkan orang lain bersusah payah melakukan sesuatu untuknya." (hal.15)
    "Semua kekhawatiran itu ternyata tidak selesai begitu saja." (hal. 22)
    Dan sebenernya, banyak lagi sih yang bisa jadi kutipan soalnya setiap kata yang ditulis dalam buku ini tuh kaya bikin, "lah iya juga ya." Dan ternyata semua orang merasakan kebingungan, salah persepsi, sampe ngerasa krisis dengan diri sendiri, ya itu kaya normal banget gitu.
    Oke, kurasa ceritanya cukup, supaya kamu bisa baca juga buku ini ya!

    --Alya Putri

     

    Baca buku ini saat ibuk baru saja berpindah alam. "Yang ayah rasakan ketika ibu tiada" membuat sejenak berfikir,barangkali itu yang ayah rasakan sekarang dan itu yang membuat dia mulai lunak ke kita.

    Baca beberapa chapters yang sangat relevan dengan yang kujalani, membuatku tak henti menitihkan airmata.

    Bahkan aku merasakan beruntung telah berbagi setiap detail rencana dan mimpiku dengan ibuk, seperti yang di bahas disalah satu bab, jadi ibuk bisa membawa segala mimpi yang kuceritakan untuk disampaikan ke Tuhan. 

    --Fildzah Cy

     

    Isi bukunya tentang cerita-cerita pendek, renungan, pemikiran, pandangan, kekhawatiran, dan perjuangan seorang manusia dlm berbagai perannya di kehidupan, entah sebagai seorang anak, orang tua, pasangan, teman, adik, kakak, dan sebagai orang asing.
    Paling suka sama petikan "Apa yang kamu lihat dengan apa yang orang lain lihat mungkin berbeda. Apalagi jika kamu hanya melihat dan belum pernah mengalaminya."

    --Nuzulul Khairu

    Spesifikasi Produk

    SKU BJ-022
    ISBN 978-602-291-760-1
    Berat 350 Gram
    Dimensi (P/L/T) 13 Cm / 20 Cm/ 0 Cm
    Halaman 164
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk Kurniawan Gunadi

















    Produk Rekomendasi