DOKTER GANTENG BIN SEDENG
Karin, ini sudah jam 8.
Kamu belum ngasih laporan ke saya.
KARIN
Iya, Dokter Raza. Sabar.
Panjang, nih. Lama ngetiknya.
Es boba 1 gelas (BUY 1 GET 1 FREE)
Seblak Hot Jeletot 1 mangkuk (SUER! Side dish-nya mi ayam)
Soda gembira! (kepedesan abis makan seblak)
Sate ayam. Lontong 2 (biasanya 4)
Cheese cake (karena lembut banget kayak awan, jadi nggak berasa abis 3)
Nasi padang (nggak afdol kalau orang Indo nggak makan nasi)
DOKTER GANTENG BIN SEDENG
Jangan bilang itu cuma porsi makan siang kamu.
KARIN
DOKTER GANTENG BIN SEDENG
Kamu itu diabetes tipe 2!
Makan siang kamu udah 3x lipat batas konsumsi kalori harian!
Itu sate berapa tusuk?
KARIN
40 doang, kok! Biasanya 70!
DOKTER GANTENG BIN SEDENG
Dan kamu ngotot ke saya pengin punya bodi kayak Bae Suzy?
Keunggulan:
● Top 10 Mizan Writing Bootcamp.
DARI SEGI CERITA DAN KESEHATAN:
● Karakter-karakter yang muncul di dalam kisah ini memiliki keunikan masing-masing.
● Novel Eat My Belly bukan hanya menceritakan penerimaan diri Karin sebagai tokoh utama yang obesitas, tetapi juga membicarakan secara indah tentang proses, jatuh bangun, serta bagaimana seharusnya seseorang berjuang, berkomitmen, dan bertransformasi untuk kesehatan tubuhnya sendiri meski hasil yang didapatkan hanya sedikit. Kisah ini menitikberatkan pada proses perubahan, bukan hasil, saat cerita dengan isu serupa menceritakan pascaperubahan/pascaberubah jadi kurus dan cantik.
● Novel ini merevitalisasi kembali pola pikir bahwa wanita cantik harus kurus, putih, dan tirus. Perjalanan kisah Karin akan menceritakan setiap wanita terlahir sebagai anugerah dan memiliki kecantikan serta keunikan masing-masing.
● Eat My Belly tidak hanya menceritakan kisah cinta terhadap pasangan, tetapi juga cinta dan kasih sayang terhadap Tuhan, keluarga, dan persahabatan, serta betapa pentingnya peran keluarga dalam penyelesaian masalah-masalah kehidupan di tengah dunia yang makin individualis. Keluarga menjadi institusi pertama yang melindungi anggotanya satu sama lain.
● Novel ini mengajak pembaca untuk berpikir ulang tentang penggunaan akal dan hati dalam pemilihan jodoh. Ada begitu banyak kasus penipuan oleh pasangan dan ini menjadi salah satu isu yang diangkat.
● Novel Eat My Belly juga mengingatkan betapa berbahayanya obesitas dan diabetes, apalagi kedua penyakit ini masuk tiga besar penyebab kematian di Indonesia serta dunia dan bersifat silent killer. Diharapkan cerita ini bisa menjadi oase harapan bagi para penderita obesitas dan diabetes lewat perjuangan Karin. Novel ini juga diharapkan memberi dorongan keberanian kepada para penderita obesitas dan diabetes untuk berani meminta tolong, baik kepada orang terdekat maupun tenaga medis profesional seperti yang dilakukan oleh Karin. Eat My Belly ditujukan sebagai pembuka wawasan dan meluruskan penilaian masyarakat tentang orang yang mengalami obesitas dengan melihat lebih dalam perjuangan serta perasaan-perasaan terdalam mereka.
● Dalam novel ini, ada jurnal Karin yang menceritakan perkembangan diet dan kesehatannya, beserta berbagai tip kesehatan maupun resep masakan diet diabetes.
DARI SEGI BUDAYA:
● Latar cerita Eat My Belly terfokus di sebuah kota di Provinsi Banten, yaitu Cilegon. Tidak hanya membahas mengenai kota itu saja, tetapi juga membicarakan budaya, adat istiadat, serta interaksi masyarakat homogen (kampung Kubang Kutu yang berisi satu keluarga besar) di tengah keheterogenan masyarakat Kota Cilegon. Cerita berlatar budaya, terutama Banten dan Cilegon, sedang menjadi sorotan masyarakat Indonesia dan dunia, terutama pasca diluncurkannya novel dan film Yuni serta Balada Si Roy.
DARI SISI RISET DAN SUMBER DATA:
● Ditulis oleh penulis yang berkecimpung dalam mempromosikan dan meneliti kebudayaan Cilegon ketika menjadi Duta Wisata Kota Cilegon dan Nong Banten. Meski bukan penduduk pribumi, penulis sudah tinggal di lokasi cerita sejak kelas 5 SD.
● Ditulis dengan melibatkan tiga orang budayawan dan data yang didukung oleh Dinas Pemuda dan Olahraga, Budaya, dan Pariwisata Kota Cilegon.
● Ditulis dengan bantuan narasumber dokter, perawat, trainer kesehatan, tokoh masyarakat, serta warga pribumi dan personel komunitas Gojek, dengan materi yang diangk
Vica Nourma Lietha, dikenal dengan nama pena Vica Lietha atau V. N. Lietha, lahir di Bogor, 7 Maret 1986, kemudian pindah dari Kota Hujan guna menghabiskan sebagian episode masa kecil di Samarinda, Kalimantan Timur dan beranjak dewasa di Kota Baja, Cilegon. Demi masa depan, Vica berjuang mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan S-1 Fakultas Hukum di Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa.
Selayaknya para pengejar beasiswa, Vica berjuang agar bisa lulus secepatnya dengan gelar summa cum laude dari Untirta, kemudian diikuti upaya mendorong diri agar bisa mencari kerja secepatnya untuk membantu ekonomi keluarga. Tercatat berbagai profesi berhasil diraih dalam periode kurang dari lima tahun, mulai dari menjadi karyawan di sebuah perusahaan, penyiar berita, produser, staf tim kreatif program televisi, dosen Public Speaking, hingga akhirnya Runner Up Nong Banten 2007, Duta Wisata Kota Cilegon 2007, dan finalis Puteri Indonesia 2005.
Berbekal ketulusan dan pengalaman menulis ketika bekerja sebagai jurnalis selama 14 tahun, ibu dari dua anak manis dan istri dari seorang pria yang sangat romantis ini menjajaki dunia kepenulisan fiksi secara serius dengan menulis cerita fiksi di berbagai platform daring sejak 2020, hingga premis untuk novel Eat My Belly mengantarkannya memenangkan kontes menulis bergengsi Mizan Writing Bootcamp 2022.
Selain menulis, Vica juga gemar memasak, membuat berbagai percobaan ala-ala ilmiah yang biasanya bikin orang lain senewen, menyanyi, melukis, menonton film action terutama cerita-cerita zombi walau nontonnya kadang sembunyi-sembunyi di balik panci, dan mengkhayal. Tempat favoritnya untuk mencari ide adalah toilet.
SKU | ND-519 |
ISBN | 978-623-242-475-3 |
Berat | 450 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 14 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 384 |
Jenis Cover | Soft Cover |