Al-Qur’an meledek kepongahan hati manusia dengan metafora puitik yang menghentak: “Takkan mendapatkan karuniaNya, apalagi surgaNya, sampai unta bisa masuk ke lubang jarum....”
Pernahkah Anda melihat unta bisa masuk ke lubang jarum?
****
Sebuah perahu mustahil menguasai luasnya lautan, bukan?
Kata-kata, bahasa, bahkan puisi dan musik serta lukisan, pula lelaku syariat yang kita amalkan, adalah semata sebuah perahu yang mengantarkan kita melayari keluasan samudraNya yang tak terbatas –maka, bagaimana kita bisa pongah sama ungkapan dan amaliah kita?
Itu sungguh hanya sebuah perahu!
Mata saya, di Subuh yang belumlah temaram itu, menatapi bintang-bintang yang tak mampu saya hitung dalam luasan cakrawala mata saya, bagaimana lagi dengan geraian bintang-bintang di sisi-sisi cakrawala lainnya, atau di baliknya, di ufuk sananya lagi, sana lagi, sana lagi, dan terus lagi dan lagi? Bagaimana bisa saya sampai gagal menginsafi dengan kepala menekuk betapa saya hanyalah serpihan debu yang paling debu lagi, betapa perahu saya hanyalah sajadah tiada daya di hadapan keluasan samudraNya?
Katakanlah apa yang bisa dikatakan untuk menderukan takjub padaNya, tapi mengertilah selalu betapa gemuruh perasaan di hadapan bukti-bukti kemahakuasaanNya, pesona kasih-sayangNya, tetaplah akan bertahta di kedalaman rumah hati, di relung-relung sunyi rohani.
Ya Allah, Duhai Kekasihku, padaMu, padaMu, padaMu....
SKU | DVP-392 |
ISBN | 9786023916535 |
Berat | 157 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 13 Cm / 19 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 176 |
Jenis Cover | Soft Cover |