Sungguh berat hidup Oscar. Seberat tubuhnya sendiri. Seorang kutu buku dari keluarga imigran Dominika yang tinggal di New Jersey, Oscar adalah pria yang lembut, tetapi sayangnya luar biasa kelebihan berat badan. Ia bermimpi menjadi the next J.R.R. Tolkien dan terus-menerus mendambakan cinta (dan terus-menerus ditolak). Oscar mungkin tidak akan pernah menemukan cinta akibat fukú—kutukan kuno yang menghantui keluarganya dari generasi ke generasi, yang menyebabkan mereka tertimpa berbagai kemalangan: penjara, penyiksaan, kecelakaan-kecelakaan mengerikan, dan kisah-kisah cinta tragis.
Ditulis secara cerdas, novel ini membuat pengarangnya dipuji sebagai salah satu novelis paling segar dan inovatif dari generasi kontemporer. Memadukan gaya penulisan posmodern, realisme magis ala sastrawan Amerika Latin, dan penjelajahan lanskap pop culture, novel ini menyuguhkan sebuah bacaan yang unik. Ringan sekaligus mendalam. Nakal sekaligus serius. Jenaka sekaligus tragis. Novel ini akan menghibur sekaligus memaksa kita merenungi (dan menertawai) dunia kontemporer dan perjalanan sejarah yang terkadang begitu absurd.
“Sangat orisinal …. Kisah yang mempertemukan gaya Mario Vargas dengan Star Trek, plus David Foster dan Kanye West, lucu, cerdas, menggelitik sekaligus memancing adrenalin.”
—The New York Times
“Jika kita beruntung, satu atau dua tulisan sebagus ini akan muncul di setiap generasi.”
—Observer
Junot Díaz lahir pada 31 Desember 1968 di Santo Domingo, Republik Dominika. Ia berimigrasi ke New Jersey, Amerika Serikat pada December 1974. Díaz meraih gelar BA di Rutgers College pada 1992 dalam bidang Bahasa Inggris. Setelah lulus, ia bekerja di Rutgers University Press sebagai asisten editor. Ia kemudian meraih gelar Master of Fine Arts dari Cornell University, New York, pada 1995. Pada masa itu pulalah ia mulai sering menulis cerpen.
Cerpennya telah dimuat di terbitan-terbitan bergengsi, di antaranya majalah The New Yorker yang memasukkannya ke dalam daftar 20 penulis top pada abad ke-21. Karya-karyanya juga dipublikasikan di Story, The Paris Review, antologi The Best American Short Stories (empat kali: 1996, 1997, 1999, dan 2000), dan The PEN/O. Henry Prize Stories (2009).
Karyanya yang paling dikenal adalah: kumpulan cerpen Drown (1996) dan novel The Brief Wondrous Life of Oscar Wao (2007). Kedua buku ini mendapat banyak pujian dari kritikus sastra. Berkat Oscar Wao Junot Díaz mendapat anugerah Pulitzer Prize for Fiction 2008. Selain Pulitzer, The Brief Wondrous life of Oscar Wao mendapatkan anugerah John Sargent Sr. First Novel Prize, National Book Critics Circle Award untuk Best Novel of 2007, dan penghargaan-penghargaan sastra lainnya. Oscar Wao juga terpilih oleh Time dan New York Magazine sebagai novel terbaik 2007. Los Angeles Times, Christian Science Monitor, New Statesman, Washington Post, dan Publishers Weekly adalah sebagian kecil dari 35 publikasi yang memasukkan novel itu dalam daftar “Best of 2007” mereka.
Kiprah kesusastraan Diaz telah mendapat berbagai pengakuan, di antaranya Eugene McDermott Award, fellowship dari John Simon Guggenheim Memorial Foundation, Lila Acheson Wallace Readers Digest Award, PEN/Malamud Award 2002, US-Japan Creative Artist Fellowship 2003 dari National Endowment for the Arts, fellowship dari Radcliffe Institute for Advanced Study di Harvard University dan Rome Prize dari American Academy of Arts and Letters. Saat ini, Díaz mengajar creative writing di MIT dan menjabat editor fiksi di Boston Review. Díaz aktif di kegiatan-kegiatan komunitas Dominika-Amerika dan adalah salah satu pendiri Voices of Our Nations Arts Writing Workshop, yang berfokus pada pembinaan penulis-penulis kulit berwarna.
Pada September 2007, Miramax membeli hak adaptasi film The Brief Wondrous Life of Oscar Wao.
SKU | QB-07 |
ISBN | 978-602-9225-19-8 |
Berat | 400 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 16 Cm / 24 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 380 |
Jenis Cover | Soft Cover |