Disadari atau tidak, kita sering sibuk untuk saling membaca pikiran satu sama lain. Apalagi sampai menerka maksud tindakan dari orang yang kita temui. Ya, itulah manusia. Sudah jadi hukum alamnya begitu. Tinggal yang perlu dipahami adalah ketika kita sudah mampu mengenal seseorang dari bahasa tubuhnya, bukan berarti kita bisa menilai ia dengan seenaknya. Apalagi sampai menghakiminya. Karena sebenarnya, kita bisa saja tahu perasaan dia saat berinteraksi, tapi tidak akan pernah tahu alasan dan perjalanan bagaimana ia bisa merasakan itu. Melihat sesuatu, bukan berarti juga kita dapat mengerti segala sesuatu.Intinya, dengan mengerti orang lain, kita dapat berinteraksi dan bertindak secara bijak. Hal inilah yang sebenarnya perlu ditekankan saat kita mempelajari bahasa tubuh. Karena, bahasa tubuh adalah komunikasi dua arah dan bagaimana kita bisa mengenal orang lain dari perilaku yang disampaikannya melalui pesan-pesan visual. Satu hal yang paling penting, bagaimana kita bisa melakukan pengamatan terhadap diri sendiri dan mampu bertindak lebih bijak atas apa yang kita amati.Terus, seberapa penting sih, mempelajari bahasa tubuh? Jawabannya, penting. Terutama, dalam bidang pekerjaan, menganalisa kinerja, mengetahui kesetiaan, dan mengetahui apakah seseorang yang kita ajak kerja sama, mampu atau tidak. Dalam hal khusus, memahami bahasa tubuh juga bermanfaat untuk memecahkan beberapa kasus-kasus forensik atau menemukan “rahasia” di balik pikiran orang lain, yakni melalui “kebocoran” yang tidak sengaja ditunjukkannya.Buku ini memuat teori dan sampel perilaku yang bisa langsung kita praktikkan. Pastinya tidak asal teori dan praktik. Tapi, didasari ilmu psikologi, komunikasi, observasi, dan juga beberapa percobaan sederhana. Ketika kita sudah mampu membaca bahasa tubuh, kita akan memiliki kekuatan untuk menggali diri sendiri, orang lain, dan juga memperkuat interaksi kita dengan siapa pun yang akan kita temui nantinya. Entah itu, karyawan, rekan kerja, calon klien, calon istri, bahkan pacar.