Inilah buku tasawuf paling tua yang, menurut para ahli, memuncaki karya-karya agung di bidang tasawuf. Kelebihan buku ini terutama terletak pada kelengkapan materi dan kecanggihan sistematika pembahasannya yang jarang dijumpai di dalam buku-buku lain tasawuf. Salah satu bab yang sangat mengagumkan terdapat pada bab keempat belas, yang di bab tersebut pengarang mengulas secara panjang lebar doktrin-doktrin khusus dua belas mazhab sufi. Pengakuan para ahli atas keluarbiasaan buku ini terbuktikan dengan dikutipnya pernyataan-pernyataan Al-Hujwiri oleh pengarang-pengarang buku tasawuf terkemudian, seperti dalam Tadzkirat Al-Awliya’ karya Fariduddin ‘Aththar. Kasyful-Mahjub terdiri atas dua puluh lima bab yang pada bab-bab awalnya pengarang membahas soal pentingnya ilmu, kefakiran, pengertian tasawuf, lambang sufi, dan pencelaan (malamat). Bab-bab berikutnya pengarang membahas para Imam sufi, prinsip-prinsip kaum sufi, dan tentang sufi-sufi mutaakhir di pelbagai negeri. Kemudian, setelah menjelaskan doktrin-doktrin berikutnya untuk menyingkapkan tabir di balik ajaran-ajaran dasar Islam dan konsep-konsep sufi, seperti makrifat Allah, tauhid, iman, dosa, shalat, zakat, puasa, haji, persahabatan, definisi dan istilah para sufi, serta audisi (sama’).