Kritikus Adinan merupakan salah satu kumpulan karya paling monumental dari Budi Darma, sang maestro sastra Indonesia.
Di dalamnya terdapat 15 kisah tentang manusia. Bukan kisah-kisah yang biasa, sebab para tokoh di buku ini adalah manusia-manusia yang ganjil—kadang naif, kadang keji, dan cenderung asosial. Ketika mereka ditempatkan dalam situasi yang tak kalah absurd maka terciptalah sebuah cerita yang tak terbayangkan, dengan akhir yang mengejutkan.
Liar, sinting, dan merdeka. Memang begitulah cara Budi Darma menuliskan cerpen-cerpennya. Dengan mahir, Budi Darma merajut konflik manusia secara lengkap baik saat mereka berinteraksi dengan dunia sekeliling maupun dengan diri mereka sendiri.
Lewat karya-karyanya di buku ini, Budi Darma mengajak kita untuk merenungi tentang manusia dan kemanusiaan itu sendiri. Sebuah perenungan yang mampu menjadi refleksi pada masa sekarang—saat batasan antara kewarasan dan kegilaan menjadi kabur; juga saat hukum, kejujuran, dan kebaikan digadaikan demi uang, kekuasaan, serta kepentingan-kepentingan lainnya.
Tentang Penulis:
Budi Darma lahir di Rembang, Jawa Tengah, 25 April 1937. Semasa kecil dan remaja ia berpindah-pindah ke berbagai kota di Jawa, mengikuti ayahnya yang bekerja di jawatan pos. Lulus dari SMA di Semarang pada 1957, ia memasuki Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gadjah Mada.
Budi Darma mulai dikenal luas di kalangan sastra sejak ia menerbitkan sejumlah cerita pendek absurd di majalah sastra Horison pada 1970-an. Jauh kemudian hari sekian banyak cerita pendek ini terbit sebagai Kritikus Adinan (2002).
Budi Darma memperoleh gelar Master of Arts dari English Department, Indiana University. Di kota inilah ia menggarap dan merampungkan delapan cerita pendek dalam Orang-orang Bloomington (terbit 1980) dan novel Olenka (terbit 1983, sebelumnya memenangkan hadiah pertama sayembara penulisan novel Dewan Kesenian Jakarta 1980).
Ia juga tampil sebagai pengulas sastra. Kumpulan esainya adalah Solilokui (1983), Sejumlah Esai Sastra (1984), dan Harmonium (1995). Setelah Olenka, ia menerbitkan novel-novel Rafilus (1988) dan Ny. Talis (1996). Belakangan, Budi Darma juga menyiarkan cerita di surat kabar, misalnya Kompas; pada 1999 dan 2001 karyanya menjadi cerita pendek terbaik di harian itu. Cerpennya, "Laki-laki Pemanggul Goni," merupakan cerpen terbaik Kompas 2012.