Jika Einstein yang meyakini unifikasi 4 gaya di alam (gravitasi, nuklir lemah, nuklir kuat, elektromagnetik) berdasarkan fakta empiris, maka Abdul Salam, ilmuwan Muslim pemenang nobel fisika, meyakininya berdasarkan prinsip tauhid, yakni bahwa segala sesuatu adalah manifestasi dari Al-Ahad (Yang Satu). Jadi, di balik teori fisika yang sama, terdapat perbedaan keyakinan: empirisme vs tauhid.
Al-Quran memerintah manusia untuk merenungi kejadian-kejadian di alam semesta. Perenungan itu di satu sisi akan mengantarkannya kepada pengenalan yang semakin baik akan keagungan Sang Pencipta dan di sisi lain, kepada penguasaan ilmu dan teknologi bagi kesejahteraan dan kelestarian manusia di bumi. Pengarang-seorang doktor fisika teoretis dan pengkaji-serius Al-Quran-mengajak kaum Muslim untuk merenungkan kembali ayat-ayat kauniyah yang terdapat di dalam Al-Quran. Ajakan ini lahir dari keprihatinan sang penulis betapa sebagian (besar) kaum Muslim dewasa ini melupakan ayat-ayat kauniyah dalam Al-Quran yang melukiskan fenomena-fenomena alam ini, dan sebaliknya, lebih berfokus pada ayat-ayat seputar keyakinan dan praktik ritual keagamaan (akidah dan fikih). Dengan mengumpulkan dan mengklasifikan 800 ayat Al-Quran serta menjadikannya sebagai inspirasi bagi pembentukan dan pengembangan ilmu pengetahuan, sang penulis ingin sekali memberikan kontribusi bagi upaya konstruksi sains yang bersemangat Qurani. Sebuah buku yang wajib dibaca bagi para pengkajian dan pencinta Al-Quran dan ilmu pengetahuan.
Agus Purwanto, D.Sc. Ahli fisika teoretis, lulusan Universitas Hiroshima, Jepang, Dosen Fisika ITS
SKU | UB-26 |
ISBN | 978-979-433-496-6 |
Berat | 600 Gram |
Halaman | 440 |
Jenis Cover | Soft Cover |