Buku DEAR PAST, LET… - JUNA BEI | Mizanstore
Ketersediaan : Habis

DEAR PAST, LET ME GO

    Deskripsi Singkat

    Anka berusaha lepas dari trauma masa lalu. Namun, bayang-bayang penyesalan itu begitu kuat hingga seolah mencekiknya. Ia merasa harus melanjutkan hidup “dengan sempurna” setelah tragedi itu. Tentu saja tak mudah karena ia selalu merasa penuh kekurangan. Anka jadi terlalu keras pada dirinya, hingga lupa cara bersenang-senang, apalagi mencintai diri. Pada… Baca Selengkapnya...

    Rp 89.000 Rp 75.650
    -
    +

    Anka berusaha lepas dari trauma masa lalu. Namun, bayang-bayang penyesalan itu begitu kuat hingga seolah mencekiknya. Ia merasa harus melanjutkan hidup “dengan sempurna” setelah tragedi itu. Tentu saja tak mudah karena ia selalu merasa penuh kekurangan. Anka jadi terlalu keras pada dirinya, hingga lupa cara bersenang-senang, apalagi mencintai diri.

    Pada saat yang sama, Anka dipertemukan dengan kejutan-kejutan di hidupnya. Datanglah Brav, cowok ceria dan kelewat percaya diri yang selalu mengekorinya. Juga, keajaiban berbentuk kotak bekal dan surat tanpa nama untuknya. Hidup Anka jadi lebih berwarna dengan pecutan semangat memecahkan teka-teki sosok pengirim kutipan motivasi yang selalu paham isi hatinya.

    Jika itu Brav, apa Anka siap membuka hati untuk orang baru yang mungkin menyimpan sesuatu? Jika itu bukan Brav, apa dirinya memang istimewa untuk sesosok asing entah siapa, sementara selama ini Anka merasa tidak berharga?

    Tentang JUNA BEI

    JUNA BEI

    Juna Bei yang akrab disapa Juna, seorang perempuan pencinta Korea Selatan, baik drama, lagu, budaya, bahasa, maupun negaranya. Traveling keliling dunia adalah cita-citanya yang diwujudkan satu per satu. Dia berharap bisa membawa pengalaman di berbagai negara itu ke dalam cerita-cerita yang ditulisnya, walau hal itu belum terpenuhi hingga saat ini.

    Dear Past, Let Me Go merupakan novel keduanya yang diterbitkan di Penerbit Bentang Belia. Novel pertamanya yang berjudul Drama merupakan salah satu pemenang kompetisi Belia Writing Marathon Batch 2. Kamu bisa membaca Drama jika ingin melihat sisi Anka sebelum kedatangan Brav dan asal-usul masalahnya dengan Danny, juga bila kalian penasaran dengan cerita Reksa dan Bora. Juna juga menerbitkan buku nonfiksi dengan judul Ask. BTS dan Ask. EXO bersama penerbit ini. Buku-bukunya bisa dibaca melalui online di Google Play Book dan bisa dibeli di situs web Mizan Book Store.

    Selain itu, Juna sangat senang bila ada pembaca yang ingin menyapa, membahas tentang buku-buku yang ditulisnya, atau tentang ke-Korea-an. Juna bisa ditemui di:

    Wattpad: junabei
    Instagram: juna.bei




    Keunggulan Buku

    Ditulis oleh Juna Bei. Isi cerita sangat menarik, penuh misteri dan sarat akan makna positif untuk remaja. Banyak sekali quote yang berisi dan bagus untuk direnungkan. Tentang bagaimana kita jangan terlalu keras terhadap diri, betapa memaafkan memang tidaklah mudah dan itu wajar, juga berdamai dengan masa lalu. Naskah ini sangat mendewasakan dan pembaca remaja wajib sekali membacanya. Bumbu roman di dalamnya juga manis banget dan menggemaskan, tidak berlebihan dan pas banget!

     

    CUPLIKAN:

    Yang pertama selalu menegangkan. Kadang juga menyenangkan. Dan seringnya tak terlupakan.

    Namun sayang, ia tidak selalu memiliki akhir yang indah.

    Kosong. Dari awal membuka mata, Anka tahu ruangan ini tidak berpenghuni. Hanya ada dirinya bersama segala kenangan tentang rumah ini, setelah seluruh keluarganya memutuskan untuk pindah ke Bandung. Kehampaan langsung menyergap tanpa ampun, membuat gadis itu hanya bisa menghela napas dalam-dalam dan kembali memejam.

    Anka membiarkan dirinya mengumpulkan seluruh oksigen yang bisa dihirupnya dari ruangan ini, sementara hatinya masih mempersiapkan diri. Keadaan ini sudah berlangsung setidaknya dua minggu, tapi Anka masih sangat tidak terbiasa. Apalagi hari ini adalah hari pertama sekolah, yang berarti dia harus menyiapkan semuanya sendirian dan berjuang menghadapi keramaian sekolah yang terkadang membuatnya pusing. 

    Meski selama empat tahun terakhir Anka terbiasa mengurus segalanya sendiri, tapi keputusan untuk berpisah dengan keluarga tetap terasa berat. Untung masih ada Bora, sahabat terbaiknya yang selalu ceria dan senang bercerita. Namun, interaksinya dengan orang lain semakin terbatas. Keributan di sekitarnya kadang akan membuat kepalanya sakit, telinganya berdenging, dan lama-kelamaan, kesadarannya seolah direnggut kembali ke kejadian yang tak akan pernah terlupakan di hidupnya. Oleh karena itu, sebisa mungkin, Anka akan menghindari keramaian.

    Ponselnya yang berdering membuat Anka merasa terselamatkan sekarang. Dia meraih benda itu dari nakas dan langsung tersenyum begitu melihat nama Bora di layar. Baik dulu atau sekarang, Bora selalu menjadi penyelamatnya. Entah bagaimana harus menggambarkan rasa syukur Anka karena memiliki sahabat seperti Bora. Dia hanya berharap sahabatnya itu tahu kenyataan ini.

    “Gue mau jadi alarm buat lo di hari pertama sekolah. Nggak ada yang bangunin, kan, di rumah? Itu gunanya gue nelepon sekarang,” cerocos Bora tanpa merasa perlu berbasa-basi.

    Anka tetap menggeleng-geleng, walau tahu Bora tidak bisa melihat gerakannya saat ini. Dia hanya tidak habis pikir dengan sahabatnya, yang selalu sanggup memancing tawanya dan mencairkan suasana. Kadang hanya sebatas kepercayaan diri yang berlebih, atau kecerobohan yang kelewat batas. Apa pun itu, intinya, Bora adalah sumber keceriaan buat Anka.

    “Biasanya juga gue yang bangunin lo, Yong. Lo sekali ketemu kasur kayak kembar siam aja sok-sok bangunin gue sekarang.” Anka berusaha mempertahankan suaranya sambil menarik diri bangun dari tempat tidur.

    Di seberang sambungan, Bora terkekeh. Anka tahu, apa pun yang diucapkannya, sesinis apa pun nada yang dipakainya, Bora akan bisa menanggapi dengan santai. Menurutnya, Anka sudah sangat mengenal dirinya, jadi apa pun yang dikatakan sahabatnya itu, sudah pasti berupa fakta. Memang begitu adanya Bora.

    “Lagi-lagi gue mau bilang, you know me too well,” jawab Bora, membuat keduanya terkekeh. Kini Anka bergerak menuju lemari pakaian, berniat menyiapkan seragam, tapi tangannya mengatung di udara saat ucapan Bora selanjutnya terdengar. “Lo beneran nggak apa-apa, kan?”

    Anka menarik napas sejenak. Hanya kalimat sederhana, tapi dia tahu betul maksud pertanyaan Bora barusan lebih rumit daripada yang terdengar. Ada kekhawatiran, keraguan, juga empati yang dalam. Dari semua orang, selain keluarganya, hanya Bora yang tahu seluk-beluk hidup Anka, sampai kenangan terburuk dan kejadian yang paling membuatnya terpukul.

    “Udah dua minggu, Yong,” Anka menjawab sekenanya.

    Resensi

    Spesifikasi Produk

    SKU BE-138
    ISBN 978-602-430-679-3
    Berat 380 Gram
    Dimensi (P/L/T) 15 Cm / 21 Cm/ 0 Cm
    Halaman 324
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk JUNA BEI

















    Produk Rekomendasi