“Aku berteriak kepada tentara-tentara Israel itu
apakah mereka bangga atas perbuatan mereka,
apakah ini namanya perdamaian, apakah ini Israel yang mereka cita-citakan.
Seorang tentara meludah ke arahku, jadi aku langsung mendekatinya dan mempersilakannya meludahiku. Dia menolak tawaranku.
Sebuah tank datang menderu ke hadapanku,
moncong raksasanya mengarah kepadaku.
Aku mengangkat kedua tanganku di udara, berdoa,
dan berteriak, ‘Tembak, tembak! Baruch hashem Adonai!
(Terpujilah nama Tuhan!)’ Tank itu berhenti beberapa inci di hadapanku.
Aku lantas berlutut di jalanan, berdoa dengan tangan terangkat di udara.
Aku merasa sendiri, lemah, tak berdaya.
Aku hanya bisa menjerit kepada Tuhan.”
Hebron Journal merekam pengalaman seorang sukarelawan penjaga perdamaian di Palestina. Pada 1995 hingga 2001, Arthur Gish—seorang Kristiani yang berkomitmen—hidup bersama keluarga-keluarga Muslim dan melakukan aksi-aksi anti-kekerasan menentang kekejaman Zionis Israel. Dalam membela rakyat Palestina, Gish tak jarang harus menempuh bahaya, seperti menghadang tank dan buldoser yang akan meratakan rumah dan pasar, atau menghadapi todongan senapan tentara Israel. Gish juga berusaha menjembatani hubungan umat Muslim, Yahudi, dan Kristen di Palestina yang telah terpecah belah akibat politik Zionis. Catatan ini menunjukkan bahwa di tengah konflik antarumat beragama, kesadaran yang jernih akan mampu melihat bahwa kezaliman adalah masalah bagi semua manusia.
“Kesaksian Art Gish bercirikan kejujuran dan akurasi,
menggambarkan dengan jelas penderitaan di Palestina.”
—Khalid Amayreh, jurnalis dan pemimpin kelompok Islam
Arthur G. Gish telah aktif selama 40 tahun mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial. Sejak muda, dia terlibat dalam gerakan menentang keterlibatan AS dalam semua perang. Setelah pengabdian pertamanya di Palestina, setiap tahun Gish tinggal beberapa bulan di Palestina untuk memperjuangkan nasib rakyat Palestina. Lahir dan dibesarkan di sebuah lahan pertanian di Pennsylvania, kini Gish aktif menjadi petani organik. Istrinya, Peggy Faw Gish, juga adalah aktivis perdamaian. Peggy kini bertugas di Irak, mendokumentasikan pelanggaran HAM yang dilakukan tentara AS, dan bahkan sempat diculik.
SKU | UH-68 |
ISBN | 978-979-433-515-4 |
Berat | 570 Gram |
Jenis Cover | Soft Cover |