Siapakah perempuan tangguh penuh inspirasi dan teladan bagi umat? Siapakah perempuan yang jadi panutan dalam hal ketaatan kepada Allah dan suami? Siapa pula perempuan yang tak pernah putus asa terhadap cobaan apa pun yang menerpanya?
Khadijah. Khadijah. Khadijah. Dialah perempuan itu. Perempuan yang selama hidupnya menjadi panutan bagi kaum hawa sehingga dia pun disemati sebagai Ummul Mukminin. Rasulullah Saw. pun mengakui belahan jiwanya tersebut adalah motivator ulung tiada duanya yang dihadiahkan Tuhan.
Membaca buku karya Ibrahim Muhammad Hasan Al-Jamal ini mengingatkan kita akan romantisme kisah cinta sepasang manusia mulia yang sarat dengan perjuangan, kesetiaan, kasih sayang, optimisme hidup, kesabaran, dan keintiman dengan Sang Pencipta. Maka, tidaklah salah Anda memiliki karya ini sebagai hidangan spiritual bagi keluarga dan generasi muda yang haus akan narasi keteladanan.
Tentang IBRAHIM MUHAMMAD HASAN AL-JAMAL
Ibrahim Muhammad Hasan Al-Jamal, Penulis terkemuka dari Timur Tengah.
Keunggulan Buku
Untuk segenap kemuliaan, kesetiaan, kesucian, kejernihan, serta pengorbanan dan pengabdian. Untuk teladan paling sempurna dalam menjauhkan diri dari hawa nafsu, tipuan harta dan pangkat, dan segenap tipu daya kehidupan. Untuk teladan paling sempurna dalam ketundukan terhadap perintah Allah Swt., kesadaran yang nyata akan ajaran-ajaran kebenaran dan titah-titah langit, kesungguhan dalam menolong agama-Nya, berbakti kepada suami, berdedikasi kepada keluarga dan anak-anak, bersikap lemah lembut kepada orang-orang yang membutuhkan, dan membantu orang-orang yang dizalimi. Aku persembahkan perjalanan hidup yang harum, menjadi ruh dan gambaran paling nyata dari makna-makna ini. Inilah perjalanan hidup Ummul Mukminin Khadijah radhiyallâhu ‘anhâ.
Ibrahim Muhammad Hasan Al-Jamal
Seseorang boleh merasa bangga dengan gelar pujian dan sifat yang disematkan kepadanya, sebab untuk mendapatkannya tidaklah mudah. Keberhasilan seseorang dalam mendapatkan gelar pujian mengharuskannya untuk melakukan hal tertentu yang terkadang merenggut banyak kesenangan hidup. Namun, pujian dan sanjungan yang dia dapatkan dari orang-orang menjadi kebahagiaan dan kompensasi karena dia telah meninggalkan kehidupan yang biasa dia lakukan dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Terkadang seseorang memiliki suatu gelar yang membuat pamornya meningkat. Namun, seiring berlalunya waktu, gelarnya tersebut pun terlupakan, dan sang pemilik gelar menjalani kehidupannya seperti biasa—tak memperoleh kedudukan yang mulia dan martabat yang tinggi. Bahkan, terkadang kita juga menemukan ada sebagian orang yang memiliki gelar yang sama sekali tak membuatnya berbeda dengan orang lain. Namun, apabila seseorang memiliki keistimewaan berupa gelar dan sifat terpuji lebih dari satu, dia akan mendapatkan kedudukan mulia dan martabat yang tinggi. Dia seakan menduduki singgasana yang membuat iri banyak orang. Dan, inilah keistimewaan Khadijah yang memiliki lebih dari satu sifat istimewa. Gelar pertama yang disematkan kepada Khadijah adalah Al-Thâhirah (perempuan suci). Gelar tersebut disematkan kepadanya karena dia memang pantas dan layak mendapatkannya. Pada masa jahiliah, dia menikah dua kali, sebelum akhirnya mendampingi manusia paling agung, Nabi Muhammad Saw. Suaminya yang kedua meninggal dunia ketika Khadijah masih dalam usia muda.
Khadijah hidup dalam keagungan dan kemegahan. Dia dan kaumnya termasuk orang-orang yang terhormat. Dia terjun ke bidang perdagangan dan hartanya pun melimpah. Banyak laki-laki yang berharap dan berhasrat mencuri hatinya. Pekerjaan itu memberikannya ruang yang luas untuk berhubungan dengan para laki-laki dan berbagai urusan perdagangan bersama mereka. Namun, semua itu tidak pernah terjadi. Khadijah sama sekali tak pernah mengarahkan pandangannya kepada pemimpin Quraisy mana pun. Pun, tak pernah melibatkan diri dengan mereka dalam semua perkara perdagangan. Dia juga tak pernah menjadikan perdagangannya sebagai media untuk berhubungan dengan mereka atau menguatkan hubungannya dengan laki-laki mana pun, baik di dalam maupun di luar Kota Makkah. Khadijah—semoga Allah meridhainya—menempuh cara cerdik yang menjauhkannya dari hawa nafsu dan hasrat-hasrat tak terpuji. Perdagangannya sungguh banyak dan beragam. Namun, dia tak pernah berhubungan dengan para pedagang dari kaumnya, sekalipun mereka semua hanyalah pedagang. Dia juga tak pernah melibatkan diri dalam perkumpulan yang bersifat khusus maupun umum, apalagi berjalan dalam kafilah mereka.
# Keunggulan Khadijah: Perempuan Teladan Sepanjang Masa karya Ibrahim Muhammad Hasan Al-Jamal
Tak sedikit buku yang mengulas tentang Khadijah. Namun, buku Khadijah: Perempuan Teladan Sepanjang Masa karya Ibrahim Muhammad Hasan Al-Jamal ini berbeda dengan karya sejenis, di antaranya:
Pertama, kaya akan referensi.
Referensi yang akurat menjadikan buku ini berbobot. Referensi diambil dari buku-buku sirah klasik dan modern yang ditulis oleh penulis yang mumpuni di bidangnya. Hal itu terlihat dari catatan-catatan kaki yang terdapat di dalam buku ini.
Kedua, bahasa sederhana nan memikat.
Salah satu ciri buku bagus adalah narasi bahasa yang digunakan di dalamnya lugas, tidak berbeli-belit, dan mudah dicerna. Buku tentang Khadijah ini termasuk di dalamnya.
Ketiga, penulisnya, Ibrahim Muhammad Hasan Al-Jamal adalah penulis spesialis buku-buku penuntun Islam dan sejarah, yang karya-karyanya banyak dijadikan rujukan sebagian besar umat Muslim di dunia Islam.
Keempat, buku bestseller ini telah dicetak dan terjual ribuan kopi di Indonesia.