Keris itu berdiri tegak. Berpasang-pasang mata menatapnya terkesima. Tidak hanya karena mereka mengenalinya sebagai keris Empu Gandring yang selalu membawa kutukan maut. Tetapi karena mereka sangat yakin, telah memusnahkannya dalam gelegak kawah Gunung Penanggungan puluhan tahun yang lalu.
Kegelisahan menyergap. Pertanda apakah ini? Di pelupuk mata setiap prajurit, bayang-bayang peperangan mulai membayang. Sekali lagi, banjir darah bakal tertumpah di bumi Singasari.
Sandyakala Rajasawangsa, sebuah epos tentang cikal kerajaan besar nusantara: Majapahit. Ditulis oleh penulis kawakan, novel ini adalah salah satu rekam sejarah sepenggal perjalanan bangsa ini.
Menulis dan berkhayal menjadi satu-satunya pekerjaan yang digelutinya. Melalui menulis itulah ia menghidupi keluarganya. Pernah menjadi wartawan HU ABRI, (bubar setelah reformasi) Langit ikut melibatkan diri dalam kegiatan pelestarian benda-benda cagar budaya terutama sisa-sisa peninggalan Majapahit. Bersama Dahlan Iskan (mantan menteri BUMN Era SBY) dan Luluk Sumiarso (mantan dirjen Migas) serta beberapa orang yang peduli pada pelestarian cagar budaya, Langit ikut membidani berdirinya Yayasan Peduli Majapahit, dan sekarang terlibat semakin dalam ke kegiatan pelestarian benda-benda purbakala. Buku karya yang dirancang selanjutnya bertajuk Negara kertagama, ia dedikasikan untuk kegiatannya yang sedang riuh ia kerjakan, membantu melestarikan sisa-sisa peninggalan Majapahit.
Pegiat pedonor darah yang menyumbang sudah lebih dari 160 kali ini adalah penerima Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Presiden Megawati. Ia terus mendedikasikan waktunya untuk kegiatan itu.
Tak terhitung jumlah karya yang ditulisnya, meliputi area drama radio, drama pentas, cerita bersambung di koran dan novel. Berikut ini adalah karya-karyanya yang terarsipkan : Balada Gimpul, Libby, Alivia, De Castaz, Serong, Antologi Manusia Laminating, Melibas Sekat Pembatas, Kiamat para Dukun, Kiamat Dukun Santet, Siapa Nyuri Bibirku (menggunakan nama samaran), Jaka Tarub (menggunakan nama samaran), pentalogi Gajah Mada (Gajah Mada, Bergelut dalam Kemelut Tahta dan Angkara, Hamukti Palapa, Perang Bubat, Madakaripura Hamukti Moksa), dan Menulis Ahh Gampang. Beliung dari Timur” (Harian Umum ABRI/SOLOPOS) dan “Sang Ardhanareswari” (Harian SOLO POS).
Melalui penerbitannya sendiri, LKH melahirkan seri Candi Murca (Ken Arok Hantu Padang Karautan, Air Terjun Seribu Angsa, Murka Sri Kertajaya, Ken Dedes Sang Ardhanareswari) dan seri Perang Paregrek yang kemudian ditulis ulang dengan judul Menak Jinggo, Sekar Kedaton. Dua buah karya yang diproyeksikan untuk pasar luar negeri dan masih melalui proses penerjemahan adalah The Dynasty War dan Terror. Serial Majapahit Sandyakala Rajasawangsa dan Bala Sanggrama telah terbit melalui Penerbit Bentang Pustaka. Buku yang anda pegang ini bertajuk “Banjir Bandang dari Utara,” akan segera disusul Surya Wilwatikta berlanjut ke Majapahit 5 yang masih belum ditulis.
SKU | BT-573 |
ISBN | 978-602-291-484-6 |
Berat | 680 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 16 Cm / 24 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 624 |
Jenis Cover | Soft Cover |