Kartini adalah gadis bangsawan yang punya energi meletup-letup meraih cita-cita besarnya. Sayangnya, tatanan yang melahirkannya juga membelenggu kebesaran visinya dan membatasi lingkup geraknya. Namun, dia menaruh pondasi penting untuk perempuan hari ini: kedaulatan atas diri sendiri.
Ketika kisah Kartini dituangkan dalam sebuah skenario film, bukanlah hal yang mudah untuk menentukan sudut pandang penulisannya. Seperti halnya membuat film tentang biografi seseorang (biopik), penulis skenario, sutradara, dan juga produser terbatasi oleh literatur sejarah. Namun, Bagus Bramanti dan Hanung Bramantyo berhasil menerjemahkan sosok Kartini dan mengaitkannya dengan isu sosial yang bahkan masih relevan hingga saat ini.
Dengan membaca skenario ini, Anda dapat berimajinasi layaknya seorang sutradara, membayangkan film seperti apa yang akan dibuat. Dan, lebih jauh lagi, menafsirkan ulang sosok Kartini itu sendiri.
Bagus Bramanti memulai karier penulisan skenario profesional pada 2011. Bergabung bersama manajemen kreatif bernama Wahana Penulis, Bagus mengawali lewat proyek penulisan skenario serial TV dan FTV di bawah mentoring Salman Aristo, Gina. S. Noer, Ifan Ismail, dan Arief Ash Siddiq. Meraih Piala Vidia FFI kategori Penulis Skenario FTV Terbaik dengan judul Roy Macan (2013) dan Garis Finish (2014). Pencapaian di bidang film layar lebar dimulai ketika meraih nominasi Piala Citra FFI untuk film Mencari Hilal (2015), Surga yang Tak Dirindukan (2015) dan Talak Tiga (2016). Hingga hari ini masih aktif sebagai penulis skenario, pengembang cerita, konsultan skenario, dan pengajar workshop skenario.
Hanung Bramantyo lahir di Yogyakarta, 1 Oktober 1975. Dia terpilih sebagai Sutradara Terbaik pada Festival Film Indonesia lewat film arahannya Brownies (2005) dan Get Married (2007). Dia pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, tetapi dia tidak menyelesaikannya. Setelah itu, dia pindah mempelajari dunia film di Jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Karya-karyanya antara lain: Topeng Kekasih (2000), Catatan Akhir Sekolah (2005), Jomblo (2006), Lentera Merah (2006), Kamulah Satu-Satunya (2007), Ayat-Ayat Cinta (2008), Doa yang Mengancam (2008), Perempuan Berkalung Sorban (2009), Tendangan dari Langit (2010), Sang Pencerah (2010), Tanda Tanya (2011), Perahu Kertas (2012), Soekarno: Indonesia Merdeka (2013), Hijab (2015), dan Rudy Habibie (2016).
SKU | ND-315 |
ISBN | 978-602-385-324-3 |
Berat | 200 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 15 Cm / 20 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 184 |
Jenis Cover | Soft Cover |