“Tulisan-tulisan beliau memuat ilmu yang melimpah dan mencerahkan yang menjadi suluh bagi para pencari kebenaran dan menjadi petunjuk bagi jiwa-jiwa yang dilanda kebimbangan.”
Syaikh Hasanain Makhluf, Mufti Besar Mesir 1952-1954
***
Apakah Anda merasa shalat tidak bisa khusyuk, doa terasa hambar, sedekah terasa berat; dan sebaliknya, ghibah terasa nikmat dan maksiat terasa lezat? Itu semua merupakan gejala-gejala dari hati yang bermasalah. Hati yang demikian akan sulit merasakan manisnya ibadah dan menangkap makna terdalam dari ibadah ritual.
Bagaimana caranya agar hati bahagia karena merasakan manisnya iman? Di sinilah arti-penting buku karangan Sayyid 'Abdullâh al-Haddâd ini. Sang sufi yang terkenal dengan Râtib al-Haddâd ini menguraikan latihan-latihan ruhani untuk memperbaiki hati yang bermasalah dan menyingkap makna batiniah dari ibadah-ibadah ritual. Dengan cara itu, ibadah ritual akan bertransformasi dalam bentuk akhlak mulia yang berdampak pada kesalehan sosial.
Di tengah arus zaman yang cenderung dangkal makna, setiap Muslim yang mendambakan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat perlu membaca buku ini.
***
Al-Imâm al-'Allâmah Sayyid 'Abdullâh bin Alwi al-Haddâd lahir di Kota Tarim, Hadramaut, Yaman pada 1044 H/1634 M. Ia wafat dalam usia 88 tahun pada1132 H /1720 M dan dimakamkan di Tarim. Karyanya banyak dikaji di pesantren-pesantren di Indonesia, antara lain: al-Nashâ’ih al-Dîniyyah, Sabîl al-Iddikâr, al-Fushûl al-'Il-miyyah, al-Da'wah al-Tâmmah, Ithaf al-Sâ’il, dan Risâlat al-Mu'âwanah (fikih dan tasawuf), Dîwân dan al-Mukâtabât (sastra). Karyanya Râtib al-Haddâd sering dijadikan bacaan zikir pada upacara keagamaan di banyak masjid dan mushala. Beliau dianggap sebagai leluhur dan tokoh sentral kaum Alawiyyin di Indonesia.