Pre Order 30 Juni - 23 Juli 2018
Free Slayer (Persediaan Terbatas)
SINOPSIS :
Setiap nama besar, selalu memiliki peristiwa besar?
Jauh sebelum dicap sebagai salah satu gengster besar di Kota Bandung, XTC adalah nama "kelompok bermain" empat anak SMP di Sukaluyu, Bandung.
'Koboi' kompleks yang sering jahil dan doyan bersepeda. Mulai dari mengubah nama jalan, iseng pada orang yang sedang Jumatan, sampai bersitegang dengan ibu-ibu kompleks, pernah mereka lakukan.
Seiring waktu, 'keempat' koboi kompleks ini menjadi remaja. Semasa SMA bukan menyukai sepeda, melainkan mereka mulai menyenangi sepeda motor. Istilah barudak motor pun tersemat dalam tubuh XTC. Balapan liar sampai balapan resmi pun sempat mereka arungi. Beberapa perkumpulan motor di Kota Bandung tidak luput mereka ikuti. Bukan hanya sebagai peserta, tapi juga pengurus, bahkan pendiri.
Intrik antar-barudak motor mencetuskan kemarahan juga kesedihan yang bertumbuk menjadi satu. Ada juga perselisihan yang berujung kelucua, semua itu sempat mereka alami.
Adalah Adiba, yang mengaku seorang penulis, mencoba menelusuri siapa dan apa itu XTC. Rasa penasaran Adiba dipicu keponakan kesayangannya yang masih lima tahu berseloroh "ingin jadi anggota XTC".
XTC Indonesia adalah organisasi masyarakat. Sempat memiliki stigma di masyarakat sebagai geng motor yang cukup meresahkan masyarakat, khususnya di Jawa Barat. Sejak tahun 2014, XTC banyak melakukan kegiatan yang bersifat sosial dan kemasyarakatan. Tahun 2012, XTC sempat menjadi Organisasi Kepemudaan (OKP) dan menjadi Ormas di tahun 2015.
Novel XTC sendiri, ditulis oleh tim content creator yang merupakan anggota XTC Indonesia. Penyusunannya melibatkan beberapa narasumber yang diambil dari "sesepuh" (tetua) XTC, untuk menceritakan setiap pengalamannya.
Setidaknya, ada empat nama kelompok yang begitu akrab dan masih eksis sampai hari ini di Kota Bandung: Moonraker, GBR, Brigez, XTC. Di tangan Kawan-Kawan adalah sebuah novel yang memuat serpihan cerita dari salah satu nama besar tersebut. Novel XTC ini lahir dari rasa keingintahuan, disusun dengan proses interaksi yang menyenangkan, sedikit menegangkan, dan adakalanya menggelikan. Merupakan sebuah fragmen dari kenangan di samping cerita atau mungkin sejarah yang dimiliki setap anggota XTC. Menghadirkan romantsme dari peristwaperistwa yang sangat melekat diingat dan dialami oleh beberapa "sesepuh XTC" semenjak XTC mulai menjadi identtas mereka. Setap peristwa diceritakan dari sudut pandang masing-masing pencerita?sesepuh yang dapat ditemui. Setap cerita yang hadir dirajut dan dibumbui dengan fksi untuk tetap nyaman dinikmati para pembaca novel pada umumnya. Beberapa nama dalam cerita disamarkan untuk menjaga privasi dan hak dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Maka, kita bertualang di jalan-jalan Kota Bandung, menikmat romantsme, sejarah, dan masuk ke dalam
kehidupan barudak motor di era pertengahan tahun '80 sampai di awal '90-an. Sebuah novel yang diangkat dari peristwa nyata dalam perkembangan XTC Indonesia.
Gas Pooolll …!
Untuk seorang yang lahir, besar, dan melakukan banyak aktvitas di Bandung, ada tga huruf yang sangat ikonik begitu kuat melekat dalam ingatan dan selalu hadir di setap denyut kota ini. Adalah XTC yang sukses berevolusi, beradaptasi mengikut zamannya!
- Fiki Satari: Ketua Karang Taruna Kota Bandung -
XTC harus bisa mengubah cara pandang masyarakat hari ini bahwa mereka bisa berdampak positf dan membawa warna bangsa bhinneka tunggal ika di Bandung, juga Nasional.
- Aria: Harley Davidson Club Indonesia -
XTC adalah bukt nyata sebuah transformasi anak muda “zaman now” yang mau berubah atas kekuatan diri sendiri. XTC menyadari kalau tdak berubah, maka zaman akan menggilasnya! Buku ini mengisahkan perjalanan XTC yang penuh inspirasi bagi mereka yang mencari arah perjalanan hidup! Serta mengert makna #kuat dalam persaudaraan.
- Muhammad Farhan: Penyiar -
Pidi Baiq
Semuanya dimulai dari pertemuan saya dengan kawan-kawan XTC di Rumah The Panasdalam. “Mau gak kalau cerita-cerita perjalanan XTC ditulis jadi buku?”, saya tanya mereka. “Nanti akan diterbitkan oleh The Panasdalam Publishing”. Berikutnya, yang saya tahu, gagasan itu benarbenar digarap oleh mereka. Saya salut. Buat
saya, itu bukan pekerjaan yang gampang.
Untuk bisa mewujudkannya, mereka benar-benar harus membongkar kembali kenangan ke masa-masa yang sudah lama berlalu, di mana saat itu mereka masih muda, masih suka berantem, pacaran dan mengarungi jalanan di Bandung yang sepi pada tahun 1990 dan siklus itu dimulai di sekolah. Perjalanan ceritanya cukup menunjang banyak isu, baik di kalangan mereka sendiri maupun yang menjadi buah bibir di masyarakat. Isu-isu itu menyangkut perkelahian antar kelompok, lika-liku asmara, dan lain-lain.
Menjadi karakter gairah mereka, yang mengungkapkan banyak hal tentang identtas individu mereka sebagai seorang remaja. Jika itu adalah sensasi, tetapi pada dasarnya mereka kemudian mendapatkan peringkat harga dirinya, dan rasa hormat dari rekan-rekan mereka. Baik di sekolah maupun di lingkungan lainnya, sampai mereka merasa sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan antara satu dengan lainnya, di bawah naungan nama XTC dan tdak bisa disadari bagaimana hal itu bisa terjadi begitu saja.
Perjalanan panjang XTC, memang diisi oleh banyak aneka momen kebersamaan, yang kemudian menjadi simbol kekuatan persaudaaran di antara mereka. Setiap anggota benar-benar merasa punya solidaritas untuk saling mendukung di dalam menghadapi lawan yang sama. Mereka mungkin mengatakan dengan cara bersama-sama bahwa mereka akan mendapat tiket menuju kesenangan dan ingin merdeka dari aturan apa pun yang siap mereka tentang, meskipun di dalam kenyataannya ada saja hal yang tidak ideal, yaitu di saat apa yang mereka dapatkan justru pacar mereka sendirilah yang terlalu banyak mengatur, ditambah oleh adanya gangguan kecemasan di dalam mereka mengarungi masa usia remaja menuju masa depan yang diharapkan. Melihat kembali XTC sekarang, tentu saja sudah jauh berbeda dibanding dengan XTC di Zaman dahulu.
Dalam perjalanannya yang panjang, XTC kemudian berkembang menjadi lebih besar lagi, bersamaan dengan usaha untuk bisa mempertahankan kesan yang baik meskipun oleh adanya berbagai alasan lain kemudian sebagian masyarakat ada yang memandangnya negatf. Menimbang bagian-bagian dari cerita mereka itu, buat saya, cukup menarik untuk dibungkus menjadi sebuah buku. Ini mungkin hanya sekadar mengungkap kembali nostalgia yang dulu pernah ada, tetapi itu adalah cara hidup mereka. Itu semua sangat nyata. XTC menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah remaja di Bandung. Mudah-mudahan ada hikmah yang bisa kita ambil dari setap cerita mereka.
“Senakal-nakalnya anak geng motor, pasti shalat pada waktu ujian praktik agama”- Dilan
SKU | CP-011 |
ISBN | 978-602-61007-9-5 |
Berat | 240 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 14 Cm / 20 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 300 |
Jenis Cover | Soft Cover |