“Hidup terkadang hanya upaya mempersedikit kesakitan.”
Bagaimana perasaanmu jika harus membunuh gajah kesayanganmu? Bagaimana jadinya jika pelaku kekerasan seksual tak diadili hanya karena ia pemimpin sekte akhir zaman yang memiliki kesaktian? Apa rasanya jika kau terus mencintai orang yang sudi menjualmu, tega melukaimu, dan merampas hasil karyamu dalam lingkaran takdir tak berkesudahan? Apa yang harus kau lakukan jika orang yang kau sayang mendapat kekerasan berulang dari pasangan, tetapi ia tetap tak ingin meninggalkannya? Lantas, mengapa ibu mencabuti sayap kupu-kupu?
Akhir sang Gajah di Bukit Kupu-Kupu karya Sasti Gotama menyajikan dua puluh cerita yang akan membuat pembaca mempertanyakan ulang apa artinya menjadi manusia. Dengan gaya penceritaan yang memikat, Sasti mengajak pembaca tertawa getir dan menangis ketika mengikuti pelbagai pengalaman manusia.
Endorsement:
"Jika susastra dapat menjadi jalan masuk ke dalam kekayaan wacana hari ini, kisah-kisah Sasti Gotama memberikannya."
—Seno Gumira Ajidarma, sastrawan dan penulis Orang Makan Orang
“Kumpulan cerita yang antimainstream! Dibuka oleh kalimat-kalimat menggigit, narasi bergerak lincah, serta pesan tersirat kaya makna. Super recommended.”
—Helen Tanuwan, penulis Love Risk Management
Sasti Gotama lahir di Malang. Baru-baru ini, naskah “Rahim” karyanya masuk kategori Naskah Menarik Minat Dewan Juri Sayembara Novel DKJ 2023. Dia merupakan satu dari 10 Emerging Writer UWRF 2022. Pada tahun yang sama, dia menjadi pemenang ke-1 Hadiah Sastra “Rasa” 2022. Buku kumcernya berjudul Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam? menjadi salah satu buku sastra pilihan Tempo 2020, nomine Penghargaan Sastra Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2021, dan lolos kurasi London Book Fair 2022. Cerpennya menjadi salah satu cerpen pilihan Kompas 2020.
SKU | QN-143 |
ISBN | 978-602-441-340-8 |
Berat | 300 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 13 Cm / 19 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 160 |
Jenis Cover | Soft Cover |