Shalat merupakan ibadah paling utama, tiang agama, dan pembeda antara seorang Muslim dan orang kafir. Akan tetapi, shalat sering kali hanya dipahami sebagai kewajiban yang rutin.
Untuk menuju kualitas shalat yang semakin baik, kita harus meneladani shalat Rasulullah Saw. dan langkah awalnya adalah mengikuti sabda Rasulullah Saw., “Shalatlah kalian sebagaimana aku shalat” (HR Al-Bukhari).
Buku ini menjelaskan dengan gamblang:
Inilah buku yang diperlukan oleh setiap Muslim yang ingin meningkatkan kualitas shalatnya menuju kualitas shalat Rasulullah Saw.
Muhammad Mutawalli Al-Sya‘rawi, Syaikh Imam Dâ’iyat Al-Islâm (penyeru agama Islam), dilahirkan pada 16 April 1911 di Kampung Daqadus, Desa Mid Ghamr, Provinsi Daqahliyyah. Dia tamat menghafal Al-Quran bersama para kuttâb di kampungnya pada usia 11 tahun, kemudian disekolahkan oleh ayahnya di sekolah dasar (ma‘had ibtidâ’î) Al-Azhar di Zaqaziq pada 1926. Lalu, dia melanjutkan sekolah ke tingkat menengah (qism tsanawi) dan mendapatkan ijazah tsanawiyyah Al-Azhar pada 1932. Syaikh Muhammad Mutawalli Al-Sya‘rawi masuk kuliah di Fakultas Lughah ‘Arabiyyah (Bahasa Arab) pada 1937. Lalu,dia menamatkan ‘âliyah di Fakultas Lughah ‘Arabiyyah pada 1941. Kemudian dia juga menamatkan ‘âlamiyyah dan mendapatkan lisensi mengajar pada 1943. Profesi Syaikh Muhammad Mutawalli Al-Sya‘rawi sebagai pengajar dimulai di Ma‘had Al-Azhar Thantha, Ma‘had Alexandria, Ma‘had Zaqaziq, dan kemudian Ma‘had Thantha lagi. Dia juga menjadi pengajar mata kuliah Tafsir dan Hadis di Fakultas Syariah Universitas Malik Abdul Aziz di Makkah pada 1951.
Sepulangnya dari kerajaan Saudi Arabia, dia ditempatkan sebagai staf Ma‘had Al-Azhar Thantha. Dia menerima jabatan sebagai mudîr (Kepala Bagian) Da‘wah Islamiyyah Wizâratul Auqâf (Kementerian Perwakafan) pada 1961 di Provinsi Gharbiyyah. Pada 1962, Syaikh Mutawalli Al-Sya‘rawi ditempatkan sebagai peneliti ilmu-ilmu Arab di Universitas Al-Azhar. Pada 1964, Imam Akbar Syaikh Hasan Ma’mun yang juga Syaikh Al-Azhar memilih dia sebagai Kepala Bagian Perpustakaan Universitas Al-Azhar. Pada 1966, Syaikh Mutawalli Al-Sya‘rawi diutus sebagai rektor di cabang Universitas Al-Azhar Aljazair setelah negara tersebut merdeka. Di sela-sela masa pengutusan di Aljazair, Syaikh Mutawalli Al-Sya‘rawi juga diberi kehormatan untuk menyusun pedoman pengajaran bahasa Arab di negara tersebut. Pada 1970, dia ditempatkan sebagai dosen tamu di Fakultas Syariah Universitas Malik Abdul Aziz di Makkah, kemudian diangkat menjadi Direktur Pascasarjana di universitas tersebut sampai 1972. Pada 1973, Syaikh Muhammad Mutawalli Al-Sya‘rawi memancarkan cahayanya sebagai penyeru agama Islam di Tharaz Freid melalui siaran televisi Mesir, kemudian Arab. Syaikh Mutawalli Al-Sya‘rawi telah menjadi cahaya di atas cahaya hidayah Allah kepada orang banyak. Dan uraiannya pada hari Jumat kepada para pencintanya dan orang yang selalu merindukannya senantiasa membuat rahmat Allah turun dan Allah pun membanggakan diri syaikh ini kepada para malaikat-Nya. Pada 1976, Perdana Menteri Mesir, Mamduh Salim, mengangkat Syaikh Al-Sya‘rawi sebagai Menteri Perwakafan. Pada 1977, Syaikh Al-Sya‘rawi diangkat kembali menjadi Menteri Perwakafan dan Menteri Negara Urusan Al-Azhar dalam kabinet baru Perdana Menteri Mamduh Salim. Setelah menyumbangkan banyak hal untuk negara dan umatnya, Syaikh Mutawalli Al-Sya‘rawi memandang bahwa yang paling utama untuk dirinya dan juga dakwahnya adalah menjadi orang yang bebas mengabdi untuk Tuhannya (Islam). Maka, pada 15 Oktober 1978, dia mengajukan permohonan pengunduran dirinya dari jabatan kementerian.
Pada 1976, Presiden Muhammad Anwar Saddat menganugerahkan medali kehormatan kepada Syaikh Al-Sya‘rawi. Pada 1980, dia diangkat sebagai anggota Majma‘ Buhûts Islâmiyyah di Kairo, kemudian pada 1987, dia dipilih sebagai anggota Majma‘ Lughah ‘Arabiyyah (Lembaga Bahasa Arab) di Kairo. Pada 1988, Presiden Muhammad Husni Mubarak memberinya medali kenegaraan tingkat tinggi pada acara
perayaan Hari Da’i. Setelah lepas dari jabatan menteri, Syaikh Al-Sya‘rawi pergi ke penjuru timur dan barat bumi untuk berdakwah di jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang bijak. Dia juga menjelaskan keluwesan dan kemoderatan Islam dan juga melawan musuh-musuh Islam yang mengampanyekan opini-opini sesat. Lalu pada 1977, dia pun bermukim di India, pada 1978 di Pakistan, pada 1978 di Inggris, pada 1983 di Amerika Serikat, pada 1983 di Kanada, dan masih banyak negara Eropa dan Asia lainnya yang pernah dikunjunginya. Dia menanamkan kandungan Al-Quran dan Sunnah dalam hatinya
sebagai penyeru bagi titah Allah dan Nabi-Nya. Dia wafat pada 1998 dan dimakamkan di tanah airnya, Mesir.
Pertama, ditulis oleh Syaikh Mutawalli Al-Sya'rawi, ulama terkemuka Timur Tengah yang juga berpengaruh di daratan Eropa.
Kedua, pembahasannya ringkas, tetapi dalam. Hal itu terlihat dari banyak referensi yang digunakan oleh penulis di dalam bukunya.
Ketiga, selain menunjukkan bagaimana cara Nabi Muhammad Saw. shalat, buku ini pun berisi fatwa-fatwa lengkap seputar shalat yang jarang bahkan tidak diulas dibuku-buku yang sejenis.
Keempat, bahasa yang digunakan di dalam buku Beginilah Shalat Nabi ini lugas, langsung, dan tidak bertele-tele. Hal tersebut memudahkan kita mempraktikkanya. gampang dimengerti. Membacanya tidak harus berulang-ulang karena bahasa yang digunakan
Kelima, terdapat banyak kutipan menarik di dalam buku, yang dipisahkan di antara halaman-halamannya.
SKU | UB-475 |
ISBN | 978-602-418-179-6 |
Berat | 300 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 15 Cm / 19 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 352 |
Jenis Cover | Soft Cover |