"Kata-kata bukan kekuatannya.
Seni!
Ya, apa yang tidak bisa disampaikan dengan kata,
bisa ia sampaikan melalui rupa."
IgGy adalah seorang penulis dari trilogi Runako yang kurang laku, marah-marah di toko buku karena masalah display bukunya yang kurang bagus. Secara enggak sengaja, mengganggu Gemina Inesita, mahasiswi jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) yang lagi asik baca seri Algis karya Radmila, kesukaannya. Semakin mengganggu lagi ketika IgGy seenaknya meminta Gemi untuk me-review Runako. Imbalannya satu set seri Algis bertanda tangan penulis! Mana enggak tergoda haha. Dan ya, Gemina akhirnya mau me-review Runako, dengan beban tugas seabreg dan permasalahan kos di tempat tantenya sendiri, Tante Vira, yang nunggak bayar karena pemasukkan pas-pasan. (Untuk kelanjutannya mending langsung baca sendiri, biar gak spoiler banyak-banyak :D)
Cerita The Visual Art of Love berpusat pada Gemina, POV 3 rasa POV 1. Diselipi juga bab Random yang ditulis IgGy. Isinya dialog antara dirinya dan beberapa orang. Ini Kak Ary banget. Kalau di Pelik ada Check Point-nya Ardi, di The Visual Art of Love (TVAoL) ada Random-nya IgGy. Random ini memang cuma dialog tapi benar-benar menguras emosi, bikin ketawa, kesal, gigit jari, dan menurutku misteri dari Random ini yang turut menarik pembaca agar membuka bab-bab selanjutnya sembari menebak apa yang sebenarnya terjadi dengan IgGy dan kaitannya dengan tokoh lain.
Jadi, apa saja sih keunggulan buku ini?
· Dari awal, cerita ini menarik, bahkan belum apa-apa, aku udah nyesek duluan waktu baca prolog. Lalu, sekitar tiga hari berikutnya, aku ingat kalau TVAoL akan dihapus beberapa bagian dari Wattpad untuk keperluan penerbitan buku ini. Jadi, aku mulai baca bab pertama. Tahu apa yang terjadi saudara-saudara? Aku enggak bisa berhenti bacaaa. Serius.
"Satu langkah membawamu ke posisi berbeda.
Satu keputusan impulsif mengundang konsekuensi tak terduga."
Serius ya, kutipan itu yang membuat aku berhenti membaca sejenak, ingat masih ada kerjaan-kerjaan yang belum selesai, bisa terbengkalai kalau baca TVAoL terus hahaha.
Membaca bab-bab selanjutnya dan juga bab Random membuat aku gregetan sendiri. Bab demi bab membuka lapisan misteri kehidupan IgGy dan tokoh lain yang enggak sesederhana yang aku bayangkan. Beberapa kali sempat mengira ada plot hole tapi ternyata bukan, selalu ada penjelasan di bab selanjutnya. Selalu ada sebab akibat yang rupanya harus lebih teliti lagi ketika baca.
· Ceritanya rapi banget. Heran sama Kak Ary. Gaya berceritanya juga asik, dan berkarakter. Penokohannya kuat. Kamu akan tahu siapa yang ngomong di bab Random meksipun enggak disebut siapa yang berbicara secara langsung.
· Dialognya pun begitu mengalir, pas porsinya dengan narasi.
"Siapa bilang? Kamu juga bisa mengubah konsep diri. Kamu adalah apa yang kamu yakini. Kalau kamu jahat, kamu akan melakukan hal-hal yang mendukung keyakinanmu, dan jadilah kamu jahat. Kalau kamu merasa sebagai produk gagal, apapun yang kamu lakukan, enggak akan kamu lihat sebagai keberhasilan.
Aku bisa menjadi kamu, bisa pakai namamu."
"Hakikatnya, aku tetap aku, kamu tetap kamu. Yang berubah cuma persepsi. Sepihak pula. Orang lain tidak bisa menerima begitu saja. Lagian, aku enggak mau ganti identitas. Aku mau tidur. Ini sudah tengah malam."
· Romannya enggak menye-menye, apalagi berlebihan. Tapi tetap saja, kena di hati dan ya ampun, aku sampai dikatain orang gara-gara senyum-senyum sendiri wkwk. IgGy itu, lho, bikin gemess.
"Tidak seperti di novel-novel remaja milik adik Loka yang ia baca sembari menunggu antrean kamar mandi. Kadang ngawur, pikir Gemina kesal. Bagaimana mungkin pada adegan sentuh peluk cium dengan cowok ganteng idaman, hanya ada perasaan bahagia tanpa rasa bersalah, malu, dan takut?" (Bab 24)
· Pesan dalam novel pun tersampaikan dengan baik, enggak terkesan menggurui. Percayalah, aku sendiri merasakan sesuatu yang baru, yang positif, setelah membaca TVAOL. Mungkin memang ada bedanya, kalau menulis dengan hati. Seperti ... ah, enggak bisa dijelaskan dengan kata-kata, lah, istilahnya.
" ... di dunia ini, begitu banyak buku dan begitu sempit waktu yang kita miliki. Harus pintar-pintar memilih buku yang layak baca saja." (Kata IgGy kepada Gemina, Bab 1)
· Aku enggak bisa milih tokoh yang paling disukai, semuanya suka. Karena sekali lagi, selalu ada sebab akibat. Kenapa tokoh berbuat begini dan begitu, kenapa dia begitu amat. Selalu ada alasannya. Enggak sekonyong-konyong jadi jahat atau cuma karena masalah sepele jadi begundal haha. IgGy, Gemina, Algis, RaKa, Oliva, Runako, Radmila, Loka, Bisma, Sang Dewa alias Juno Dewangga, Abah, ah, semuanya suka! Tokohnya memang banyak, tapi, percaya deh, enggak bikin bingung karena, sekali lagi, karakternya kuat.
· Dan, finally, rating 4,5/5 buat The Visual Art of Love. Aku merekomendasikan (mengharuskan, memaksa, mewajibkan hahaha) baca TVAoL, untuk siapa saja. Meskipun genre-nya romance, menurutku masih aman dibaca anak SMP. Tapi, hati-hati, efeknya kamu akan baper berkepanjangan!
Ditulis oleh Puji Nur Aini (Blogger dan Penulis Wattpad)
dalam Berbicara Melalui Seni - The Visual Art Of Love by Ary Nilandari
https://www.wattpad.com/542665213-berbicara-melalui-seni-the-visual-art-of-love-by