Perkembangan teknologi membuka kesempatan penyaluran informasi lewat media-media baru, membuat dunia jurnalisme semakin marak. Akibatnya, semakin banyak orang yang bekerja di bidang jurnalisme dan semakin banyak pula pihak-pihak yang sering terlibat dengan pers, baik sebagai narasumber, reporter, maupun pembawa berita. Sayangnya, tak semua pihak yang terlibat di media saat ini dibekali dasar ilmu jurnalistik yang baik. Sering terjadi salah kutip, protes dari narasumber, pertanyaan wawancara yang kurang tajam, dan sebagainya. Buku ini antara lain mengulas:
Ditulis oleh seseorang dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang pers, buku ini memberikan insight yang sangat berguna bagi wartawan, reporter, mahasiswa jurnalistik, dan siapa saja yang ingin bersinergi dengan dunia pers Indonesia
“Buku ini, sejak awal sampai akhir, menyajikan panduan tentang teknik wawancara
yang sekaligus diharapkan menjadi pengetahuan bagi kedua pihak—yaitu wartawan pewawancara dan narasumber sebagai sumber informasi dan pendapat.
Dengan demikian, teknik wawancara tidak hanya menjadi bagian dari pengetahuan
para wartawan, melainkan juga dipahami oleh kalangan yang memiliki potensi
untuk sering terlibat dalam kegiatan pers sebagai narasumber.”
—Atmakusumah Astraatmadja
Pengamat pers, pengajar Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)
di Jakarta, ketua Dewan Pers periode 2000-2003
“Keunikan buku ini terletak pada penelaahan tentang kiat-kiat
yang perlu diketahui oleh narasumber, apakah pakar maupun eksekutif saat berposisi
sebagai narasumber yang akan diwawancarai oleh awak media.”
—Drs. Eduard Depari, M.A., M.Sc.
Direktur Akademi Televisi Indonesia
“Saya sangat bergembira atas kehadiran buku ini. Kegembiraan ini, bukan saja karena ada tambahan bahan bacaan jurnalistik, tetapi tema yang menjadi objek buku ini sangat dibutuhkan, baik secara keilmuan (scientific journalism) dan untuk keterampilan (journalistic skill).
Sudah semestinya para wartawan, terutama wartawan muda cq reporter, menyambut kehadiran buku ini. Selain menemukan pedoman ilmiah seluk-beluk wawancara,
buku ini merupakan bagian integral menjadi wartawan profesional.”
—Prof. Dr. H. Bagir Manan, S.H., MCL,
Ketua Dewan Pers (2010-2013, 2013-2016);
Ketua Mahkamah Agung (2001-2008)
“Membuka daftar isi buku ini langsung memperlihatkan betapa kaya sajian yang disampaikan penulisnya. Pak Alamudi terasa sekali ingin menuangkan semua pengalamannya sebagai reporter radio, wartawan koran, dan pekerja hubungan masyarakat, serta pengajar multimedia massa.”
—Priyambodo RH
Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS),
Wartawan Utama/Ombudsman Kantor Berita Antara
“Buku
Teknik Melakukan & Melayani Wawancara ini hadir di saat yang tepat,