Siapa yang tidak gelisah melihat Indonesia saat ini? Apakah benar keislaman dan kebangsaan itu seperti air dan minyak yang tidak dapat bersatu? Berawal dari kegelisahan itu, penulis menyusun buku ini. Dia menggali sejarah Indonesia untuk menemukan jawaban. Lebih khusus lagi, dia menyusuri jejak pergumulan Bung Karno dengan Islam. Bagaimana Bung Karno menggunakan inspirasi dari Al-Qur'an untuk berpidato di Sidang Umum PBB? Bagaimana ia menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan revolusi? Bagaimana ia membangkitkan semangat ijtihad kebangsaan pada anak muda? Mengapa ia melepas seluruh atribut kenegaraan yang melekat di dirinya saat bersimpuh di makam Baginda Nabi? Dalam sosok Bung Karno, kita akan melihat keislaman dan kebangsaan dapat berbaur selaras. Temukan juga kisah-kisah religius Bung Karno yang amat personal. Buku ini akan mengobati dahaga kita yang merindukan teladan dari tokoh pemersatu bangsa ini.
Mochamad Nur Arifin, tokoh muda Trenggalek, Jawa Timur, yang Sukarnois. Kerinduannya akan sang bapak yang wafat ketika ia masih sangat muda, membawanya pada kenangan dan peninggalan bapaknya berupa buku-buku dan kitab tafsir Al-Quran. Ia merupakan autodidak yang belajar setapak demi setapak, dari buku ke buku, dari kiai ke kiai. Dari sana, ia menjadi generasi muda Muslim yang mengagumi Bung Karno: membaca seluruh bukunya dan memegang ide-idenya. Ini adalah karya pertamanya yang dihasilkan dari renungan dan kajiannya atas ide-ide Bung Karno yang diselaraskan dengan nilai-nilai Al-Quran dan Islam secara keseluruhan. Ia ingin menyintesiskan pandangan Bung Karno dengan pesan-pesan yang terkandung dalam Al-Quran secara kontekstual agar menginspirasi anak-anak muda Indonesia. Penulis dapat dihubungi di pos-el: [email protected], Twitter: @mna_______ (underline-nya itu ada 7), dan Instagram: avinml.
- Mengenalkan sisi lain dari Bung Karno yang religius.
- Buku ini berupaya menggambarkan bagaimana Bung Karno menerapkan Al-Quran dan hadis, baik sebagai pribadi maupun pemimpin bangsa.
- Melalui buku ini kita akan melihat keislaman dan keindonesiaan berbaur secara selaras.
Buku ini lahir pada waktu yang tepat untuk menjelaskan kepada rakyat Indonesia bahwa asas-asas bangsa ini, terutama Pancasila, selaras dan koheren dengan pesan-pesan Al-Quran dan nilai-nilai Islam.
KH Said Aqil Siroj
Buku ini penting untuk menjelaskan kepada publik tentang keislaman gagasan-gagasan Bung Karno. "Sebab, masih banyak yang salah paham seakan-akan Bung Karno adalah tokoh yang sangat sekuler yang tak peduli pada agama. Padahal pandangan dan langkah-langkahnya sangat agamis,
Prof. Mahfud MD
Bung Karno memiliki paradigma keislaman yang sangat relevan dengan kondisi yang dialami bangsa Indonesia saat ini.
Ia melihat Islam sebagai pertama, agama yang menengahkan kemanusiaan; kedua, mesin ideologi pergerakan; ketiga, agama yang antitakfirisme; dan terakhir ajaran yang menjunjung tinggi kesetaraan. Oleh karena itu, lahirnya buku Bung Karno “Menerjemahkan” Alquran merupakan sebuah upaya yang tepat untuk mengawali kesadaran tentang bagaimana Islam diterjemahkan secara substantif.
Tsamara Amany
SKU | EXPM-015 |
ISBN | 9786024410285 |
Berat | 240 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 13 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 292 |
Jenis Cover | Soft Cover |