Buku MENGENAL FILSAFAT ISLAM - Haidar Bagir | Mizanstore
Ketersediaan : Tersedia

MENGENAL FILSAFAT ISLAM

    Deskripsi Singkat

    ... menyenangkan: ..., mudah dipahami, isinya mencerahkan. —Fahruddin Faiz, Dosen Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga, pengasuh Ngaji Filsafat   ­Ketika kata “filsafat” disebut, terbayanglah permainan kata-kata sulit nan ruwet—kadang-kadang absurd dan mengada-ada—hanya untuk berbicara tentang soal-soal yang tidak jelas kegunaannya. Paling bagus, orang akan menganggapnya sebagai “ilmu tinggi” yang hanya… Baca Selengkapnya...

    Rp 59.000 Rp 50.150
    -
    +

    ... menyenangkan: ..., mudah dipahami, isinya mencerahkan.
    Fahruddin Faiz, Dosen Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga, pengasuh Ngaji Filsafat

     

    ­Ketika kata “filsafat” disebut, terbayanglah permainan kata-kata sulit nan ruwet—kadang-kadang absurd dan mengada-ada—hanya untuk berbicara tentang soal-soal yang tidak jelas kegunaannya. Paling bagus, orang akan menganggapnya sebagai “ilmu tinggi” yang hanya dipahami oleh segelintir orang yang memiliki selera agak aneh. Kenyataannya, filsafat adalah ibu kandung perkembangan paradigma atau perkembangan dunia yang—disadari atau tidak—selalu mendasari perkembangan ilmu-ilmu. Di dalam filsafat, konsep-konsep tentang Tuhan, alam (ciptaan), manusia, etika, kebahagiaan, bahkan politik dan berbagai konsep lain yang sentral bagi kehidupan manusia diperbincangkan dan dirumuskan.

    Buku ini berusaha menyampaikan berbagai aspek filsafat Islam secara proporsional, ringkas, populer, dan mudah dipahami, tetapi sedapat mungkin juga cukup komprehensif dan tidak dangkal. Disampaikan secara simple dan mengalir, pembaca akan mendapati pandangan-pandangan segar.
     

     

     

     

    Prakata

     

    Mengapa saya menulis buku Mengenal Filsafat Islam (juga buku Mengenal Tasawuf, dan mungkin juga buku-buku ringkas yang lain)? Pertama, memang saya bukan ahli filsafat Islam. Saya memang pernah kuliah di S-2 IAIN Syarif Hidayatullah. Saya pun kemudian belajar filsafat Islam ketika mengambil gelar master saya dari Center for Middle Eastern Study Harvard University, dan melanjutkannya dalam studi S-3 saya. Tetapi, terlalu banyak yang saya belum tahu, beberapa di antaranya malah isu-isu yang mendasar, dari induk segala ilmu ini. Juga, betapapun besarnya manfaat yang saya peroleh dari institusi-institusi ini, dan betapapun sudah sejak muda saya tertarik pada studi agama, keterlibatan akademik saya di bidang ini datang terlambat. Minat dan studi saya pada filsafat Islam apalagi. Ia malah benar-benar baru mampir ke dalam diri saya pada saat saya memulai kuliah di S-2 IAIN itu. (Dan untuk ini, ungkapan terima kasih perlu pertama kali saya sampaikan kepada Allâh yarham Bapak Prof. Dr. Harun Nasution yang, lewat kuliah Pengantar Filsafat Islam dan kengototannya kepada disiplin keislaman yang satu ini, telah menyemaikan minat saya di bidang ini.)

    Kedua, Anda mungkin tak segera percaya, memang amat besar keyakinan saya akan pentingnya filsafat dikembangkan—persisnya dikembalikan lagi—di pangkuan peradaban Islam. Argumentasi saya mengenai hal ini saya paparkan secara panjang lebar dalam beberapa bab buku ini. Saya berharap, lewat buku yang ringkas dan populer—tentang ilmu yang ditakuti kebanyakan orang ini—di samping lewat seminar-seminar dan kursus-kursus yang sebagiannya saya ikut terlibat di dalamnya—kecintaan orang kepadanya akan tumbuh. Karena, seperti akan dapat dibaca, filsafat Islam bukanlah suatu bid‘ah yang bisa menyesatkan. Filsafat Islam, setidak-tidaknya menurut saya, berangkat dari jantung peradaban Islam. Kemudian, jika bisa diungkapkan secara populer, rasa takut akan kesulitan mempelajarinya akan bisa dikurangi. Saya yakin bahwa citra kesulitan filsafat sesungguhnya muncul karena filsafat, setidak-tidaknya selama beberapa abad belakangan ini, diasingkan dari peradaban Islam. Padahal, jika saja ia diajarkan sejak dini sebagaimana ilmu-ilmu yang lain, ia akan tampil sama sulit—atau sama mudah—dibanding ilmu-ilmu lain itu.

    Saya, after all, selalu memandang diri saya sebagai seorang pekerja/aktivis di bidang filsafat Islam. Kalau keinginan saya untuk menimbulkan minat kaum Muslim terhadap filsafat dapat menciptakan hasil sesedikit apa pun, kiranya saya memandang tugas saya sudah tertunaikan. Biarlah nantinya menjadi tugas generasi baru yang lebih berkualitas untuk benar-benar bisa mengembangkan filsafat Islam ke tingkat yang lebih jauh.

    Sedikit catatan perlu saya berikan mengenai makna filsafat Islam yang saya pergunakan dalam buku ini. Meski sebenarnya suatu garis yang tajam tak bisa ditarik, istilah filsafat Islam yang dipergunakan dalam buku ini dibatasi pada makna tradisionalnya. Yakni, filsafat Islam peripatetik (masysyâ’iyyah), iluminisme (isyrâqiyyah), dan transendentalisme (teosofi transenden atau al­hikmah al­muta‘âliyah) seperti akan dibahas dalam Bab 6.

    Kiranya juga perlu ditegaskan bahwa, di luar rangkaian filsafat Islam “tradisional” yang dibahas dalam buku ini, masih terdapat pemikiran-pemikiran yang sama layaknya untuk dimasukkan ke dalam pembahasan filsafat Islam, yang seringkas ini sekalipun. Termasuk di dalamnya pemikiran para filosof yang biasa disebut sebagai “minor philosophers”, seperti Abu Al-Barakat Al-Baghdadi, Abu Al-Hasan Al-‘Amiri, dan Abu Sulaiman Al-Sijistani—di samping juga Syah Waliyullah Al-Dahlawi, Syaikh Ahmad Sirhindi, dan banyak lagi filosof Muslim yang lain. Sifat-ringkas buku ini dan, terutama, keterbatasan pengetahuan penulislah yang menghalangi pemuatannya ke dalam buku ini. (Khusus tentang orang-orang yang disebut sebagai “minor philosophers” ini, saya hendak mengajak para pembaca yang berminat untuk menikmati uraian rekan saya, Sdr. Mulyadhi Kartanegara yang memang secara khusus mempelajari pemikiran-pemikiran mereka.1)

    Satu catatan pengantar lain perlu juga saya berikan di sini. Sebagaimana lazimnya, filsafat Islam juga dibagi ke dalam dua bagian besar: filsafat teoretis (al-­hikmah al-­nazhariyyah) dan filsafat praktis (al-­hikmah al­‘amaliyyah). Filsafat teoretis berurusan dengan segala sesuatu sebagaimana adanya. Dengan kata lain, ia berupaya mengetahui hakikat segala sesuatu, yakni sifat-sifat atau ciri-ciri yang menjadikan sesuatu menjadi sesuatu itu. Bukan tidak pada tempatnya jika di sini, untuk menjelaskan hal ini, saya kutipkan doa Rasulullah agar Allah “mengaruniakan pengetahuan tentang segala sesuatu (asy­yâ’) sebagaimana adanya (ka mâ hiya)”. Termasuk dalam bidang kajian filsafat teoretis ini adalah ontologi (kajian tentang “ada” [wujud]) dan epistemologi (kajian tentang sumber-sumber, batas-batas, dan cara-cara memperoleh pengetahuan). Sedangkan filsafat praktis mempelajari sesuatu sebagaimana seharusnya, berangkat dari pemahaman tentang segala sesuatu sebagaimana adanya. Yang (secara tradisional) termasuk di dalam lingkup filsafat praktis ini adalah etika, politik, dan ekonomi. Versi lain, yang lebih tradisional, membagi filsafat teoretis ke dalam kotak-kotak fisika (thabî‘iyyah) yang mempelajari segala sesuatu yang mengambil ruang dan bergerak (dalam waktu), dan metafisika yang mempelajari segala sesuatu yang berada di balik fisika (meta ta phusyka atau mâ ba‘d al­thabî‘ah). Namun, untuk keperluan praktis, pengantar ringkas terhadap filsafat Islam ini akan mengikuti pembagian filsafat teoretis menurut taksonomi modern, yakni sepanjang bidang ontologis dan epistemologis. Selebihnya, dua judul akan didedikasikan khusus untuk memaparkan secara ringkas filsafat etika dan politik Islam, sebagai dua menu filsafat praktis.

    Kini tiba giliran saya untuk menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan saya yang membantu perwujudan buku ini, termasuk Alm. Sdr. Hernowo—sobat saya—dan Sdri. Dwi Irawati yang dengan penuh ketelitian, kecermatan, dan kesabaran menata bagian-bagian yang masih terserak dan kurang lengkap di sana-sini hingga menjadi buku yang utuh seperti yang ada di tangan pembaca ini. Juga kepada Sdr. Baiquni, rekan kerja saya, seorang editor andal, yang telah meneliti dan melengkapi berbagai kekurangsempurnaan buku ini.

    Akhirnya, rasa terima kasih saya kepada kedua orangtua saya—guru-guru pertama saya, sampai kapan pun—istri saya dan anak-anak saya yang, selain juga selalu menjadi sumber atau setidak-tidaknya cermin untuk memantulkan banyak kebijaksanaan, telah memberikan ruang yang cukup bagi saya untuk bisa melahirkan karya ini dan karya-karya lain saya, betapapun sederhananya. Semoga Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang tak henti memberikan ampun, penjagaan, dan petunjuk-Nya bagi kebahagiaan mereka semua, sekarang dan kelak. Dan semoga Allah Swt. mencatat buku penuh kekurangan ini sebagai amal saya di jalan-Nya.

    Bagi Anda, para pembaca yang budiman, saya hanya meminta Anda memaafkan kekurangan-kekurangan—yang tentu tak sedikit—dalam buku ini, dan selanjutnya melayangkan saran dan kritik sebagai bahan untuk memperbaikinya. Dan untuk itu semua, saya sampaikan tak terhingga terima kasih. Jazâkumul­Lâhu khairan katsîrâ.

    Kamar 3B, Klinik Sumber Sejahtera,

    Jakarta (12 Januari 2003)

    Haidar Bagir

    Tentang Haidar Bagir

    Haidar Bagir

    Haidar Bagir lahir di Surakarta, 20 Februari 1957. Dia meraih S-1 dari Jurusan Teknologi Industri ITB (1982); S-2 dari Pusat Studi Timur Tengah, Harvard University, AS (1992); dan S-3 dari Jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI) dengan riset selama setahun (2000-2001) di Departemen Sejarah dan Filsafat Sains, Indiana University, Bloomington, AS.

    Nama penerima tiga beasiswa Fullbright ini selama beberapa tahun berturut-turut masuk di dalam daftar 500 Most Influential Muslims (The Royal Islamic Strategic Studies Centre, 2011). Pada 17 Agustus 2020, Haidar Bagir mendapat penghargaan Farabi International Award dari Kementerian Sains dan Teknologi Republik Islam Iran atas kontribusinya dalam pengembangan ilmu-ilmu budaya dan kajian Islam (Humanities and Islamic Studies).

    Selain sibuk mengurus yayasan pendidikan dan sosial serta menjadi presiden direktur sebuah rumah penerbitan, dia telah menulis beberapa buku, di antaranya: Buku Saku Tasawuf; Buku Saku Filsafat Islam; Buat Apa Shalat?!; Surga di Dunia, Surga di Akhirat; Era Baru Manajemen Etis; Antara Al­Farabi dan Khomeini: Filsafat Politik Islam; Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan (edisi-Inggrisnya diterbitkan oleh Kube Publishing, London, 2017); Belajar Hidup dari Rumi; Mereguk Cinta Rumi; Semesta Cinta: Pengantar kepada Pemikiran Ibn ‘Arabi; Epistemologi Tasawuf; Dari Allah Menuju Alah; Mengenal Tasawuf; Memulihkan Sekolah, Memulihkan Manusia; dan Sains Religius, Agama Saintifik. Dia juga masih aktif memberikan ceramah keagamaan dan pendidikan di sejumlah instansi; menjadi pembicara di sejumlah seminar keilmuan, khususnya kajian tentang filsafat dan pemikiran Islam kontemporer. Selain itu, dia pernah menjabat sebagai Editor-in-Chief Jurnal Kanz Philosopia, Jakarta; Koordinator Regional Internatio nal Society for Islamic Philosophy; Board Member of Global Compassionate Council; dan Pendiri Gerakan Islam Cinta, serta menjadi dosen di ICAS dan STFI Sadra, Jakarta.




    Keunggulan Buku

     

    ... ditulis dengan bahasa populer, sehingga bisa dibaca siapa saja
    yang ingin mengenal filsafat Islam—tanpa harus mengernyitkan dahi.
    —Husein Ja’far Al Hadar, Penulis buku Tuhan Ada di Hatimu
     

    ... tidak hanya “pas” untuk mahasiswa yang mendalami Filsafat Islam,
    tetapi juga bagi pembaca umum ....
    —Fatimah Husein, Dosen Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

     

    Saya berharap, buku ini pelan-pelan bisa memulihkan reputasi filsafat Islam
    di tengah-tengah umat.
    —Ulil Abshar-Abdalla, peminat kajian tentang Al-Ghazali dan pengampu Ngaji Ihya Online


     

    Ditulis oleh Haidar Bagir, salah satu pemikir Islam ternama di Indonesia.
     

     

    Resensi

    https://www.mizan.com/kisah-di-balik-ketertarikan-haidar-bagir-mengenal-tasawuf/

    https://www.mizan.com/mengenal-lebih-dekat-haidar-bagir/

    https://www.goodreads.com/book/show/3359440-buku-saku-filsafat-islam

    https://www.academia.edu/35546624/REVIEW_BUKU_FILSAFAT_ISLAM

     

    Spesifikasi Produk

    SKU UA-227
    ISBN 978-602-441-017-4
    Berat 350 Gram
    Dimensi (P/L/T) 13 Cm / 20 Cm/ 0 Cm
    Halaman 196
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk Haidar Bagir

















    Produk Rekomendasi