Segunung apa pun diamku merenung, tak mungkin aku sampai pada pemahaman mengapa aku mencintaimu, Kekasih ...."
Episode kedua Serat Tripama kali ini adalah tentang Kumbakarna, adik Rahwana. Apa istimewanya kisah Kumbakarna di dalam buku ini? Barangkali salah satunya adalah karena dia menjadi saksi cinta Raja Alengka, Rahwana, kepada Sinta.
Kala itu Kumbakarna sedang berjalan melewati titian tangga nada yang dimainkan Sinta. Suara musiknya melanda relung hati Kumbakarna. Melanda pula ke seluruh jutaan prajurit kera yang tengah mengepung Alengka. Yang jelas, lewat musik itu, Kumbakarna mengerti alasan Rahwana jatuh cinta kepada Sinta, istri Rama. Dia pulalah yang menjadi saksi Sinta menyentuh tangan Rahwana di Taman Argasoka. Suatu hal yang untuk kali pertama dilakukan oleh putri mantili itu. Tak ada kata-kata. Rahwana pun tak berani ge-er bahwa itu pertanda Sinta mulai jatuh hati kepadanya.
Hanya Kumbakarna yang menjadi saksi ...
Dan dahan pohon nagasari yang sayup tertiup angin.
Inilah rangkuman kisah tentang nada, ritme, dan cinta. Ta ta ta.
TENTANG PENULIS:
SUJIWO TEJO dikenal sebagai seorang dalang, yang juga seorang penulis, pelukis, pemusik dan bahkan disebut seorangbudayawan. Karyadanpentasnyamengajakkitauntukmengenangmasadepankarenamasadepankitaada di belakang, adapadaakarbudaya Indonesia yang dibanggakannya. Keinginannyamengangkatakarbudaya Indonesia menghasilkankepeduliannya yang tinggi agar kesenian Indonesia merujukpadaakarbudayatapidiolahdenganmetabolismekreatifsehinggatidakmenjadikuno. Dalam metabolism itutetapdicernaseluruhhal yang datangdariluar. Denganpendekatanini, Indonesia akandikenalijugasebagainegara yang memilikisenidanbudaya yang modern.