Buku ENSIKLOPEDIA KEISLAMAN BUNG… - RAHMAT SAHID | Mizanstore
  • ENSIKLOPEDIA KEISLAMAN BUNG KARNO
Ketersediaan : Tersedia

ENSIKLOPEDIA KEISLAMAN BUNG KARNO

    Deskripsi Singkat

    Nyaris tak ada yang meragukan ketokohan Bung Karno sebagai pemimpin besar revolusi sekaligus sosok yang visioner. Namun, akibat upaya desoekarnoisasi, tak sedikit pula yang memberikan penilaian negatif terhadap Bung Karno. Namanya sengaja dinegatifkan, termasuk dianggap tidak memihak pada Islam, bahkan ada yang meragukan keyakinannya terhadap Tuhan. Buku ini menyajikan cerita-cerita… Baca Selengkapnya...

    Rp 80.000 Rp 50.000
    -
    +


    Nyaris tak ada yang meragukan ketokohan Bung Karno sebagai pemimpin besar revolusi sekaligus sosok yang visioner. Namun, akibat upaya desoekarnoisasi, tak sedikit pula yang memberikan penilaian negatif terhadap Bung Karno. Namanya sengaja dinegatifkan, termasuk dianggap tidak memihak pada Islam, bahkan ada yang meragukan keyakinannya terhadap Tuhan.

    Buku ini menyajikan cerita-cerita menarik di balik panggung politik Bung Karno. Ketika Bung Karno melawat ke negeri komunis Soviet muncul pro-kontra di publik. Tapi, tahukah alasan sebenarnya mengapa Bung Karno ke sana? Bagaimana Bung Karno memasukkan syarat ke Soviet? Juga soal bagaimana sampai Soviet kembali membuka masjid yang kini dikenal dengan nama Masjid Biru Soekarno hingga ditemukannya Makam Imam Bukhari.

    Buku ini juga memuat perjalanan spiritual Bung Karno, termasuk cerita pahit pembuangannya oleh pemerintah Kolonial Belanda yang justru meninggalkan beberapa jejak masjid yang masih ada hingga kini.

    Ensiklopedia Keislaman Bung Karno ini memberikan gambaran yang utuh tentang pemikiran Bung Karno terhadap Islam dengan seluk-beluknya. Menyajikan pemikiran Bung Karno tentang Tuhan, Islam, Al-Quran, Nabi Muhammad, dan Nilai-nilai Islam. Juga pergaulannya dengan tokoh-tokoh Islam dalam perjuangan kemerdekaan dan pengaruhnya terhadap Dunia Islam.

    Tentang RAHMAT SAHID

    RAHMAT SAHID

    Rahmat Sahid, kelahiran Kebumen 1 Agustus 1981, adalah putra kedua dari lima bersaudara. Saat kuliah di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ia mengambil jurusan Studi Agama-Agama.  Setelah lulus,  ia langsung menggeluti dunia jurnalistik  di Koran Sindo selama 11 tahun, dan kini lebih banyak menulis untuk buku-buku politik dan biografi tokoh.

    Di antara hasil karyanya, yakni Pak Taufiq dan Bu Mega: Catatan ringan Keluarga Politik (2013); Puan Maharani: Matang dalam Kerja Keras Politik (2015); dan Banteng Senayan dari Medan (2017). Kesehariannya selepas kerja, ia membangun keluarga kecil bersama sang istri, Siti Julaeha, dan ketiga putranya


     




    Keunggulan Buku

    • Menampilkan pemikiran-pemikiran Bung Karno secara spesifik tentang Islam
    • Kenal lebih dalam sisi lain Bung Karno yang belum banyak terekspos di publik
    • Nilai-nilai positif tentang kepemimpinan

    Resensi

     

    Bung Karno, Soviet dan Imam Bukhari

    Siapa tak kenal Bung Karno alias Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Sang proklamator. Tapi, tak banyak yang mengetahui sosok keislaman sang pemimpin besar revolusi ini. Salah satunya adalah kedekatan Bung Karno dengan dunia Islam.

    Dalam buku karya Rahmat Sahid ini, Ensiklopedia Keislaman Bung Karno,  antara lain dikisahkan peran Bung Karno dalam memfungsikan kembali Masjid Biru di Uni Soviet (kini Rusia). Tepatnya Masjid Agung Leningrad (kini Masjid Agung St Petersburg) Rusia.

    Halaman 167 buku itu mengisahkan, Masjid Biru itu berfungsi sebagai gudang saat Bung Karno berkunjung ke St Petersburg tahun 1956. Saat melintasi Trinity Bridge, Bung Karno tertarik pada sebuah gudang berkubah. Melihat bentuknya ia yakin itu adalah masjid. Ia lalu membatalkan sejumlah agenda demi mengetahui lebih jauh bangunan yang berfungsi sebagai gudang itu.

    Ternyata gudang itu tidak hanya memiliki kubah tapi juga dua menara kembar. Hal ini makin meyakinkan Bung Karno bahwa gudang itu adalah sebuah masjid. Maka ketika ia bertemu dengan Presiden Uni Soviet Nikita Khrushchev, Bung Karno meminta masjid itu difungsikan kembali sebagaimana semula. Masjid itu dibangun tahun 1910.

    Jejak Bung Karno juga terlihat di Masjid Agung Moskow (halaman 171-173). Saat peresmian kembali masjid itu setelah restorasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, 24 September 2015, panitia renovasi memutar film dokumenter yang antara lain memperlihatkan kunjungan Presiden Soekarno ke masjid itu pada tahun 1959. Masjid Agung Moskow yang didirikan tahun 1904 itu kini menjadi masjid terbesar di Eropa.

    Tidak hanya itu, jejak Soekarno juga tampak di makam ahli hadis Imam Bukhari. Saat Nikita Khrushchev mengundang Soekarno untuk berkunjung ke Soviet pada tahun 1961, presiden pertama RI itu meminta syarat agar Khrushchev menemukan makam Imam Bukhari agar Soekarno bisa berziarah ke makam itu.

    Setelah makam itu ditemukan, Bung Karno juga meminta kepada Khrushchev untuk merawat makam itu. Jika Soviet ‘tidak bisa’ merawatnya, Soekarno minta agar makam itu dipindahkan saja ke Indonesia (halaman 176). Makam itu terdapat di Samarkand, Uzbekistan, yang saat itu menjadi bagian negara Uni Soviet.

    Atas ‘tekanan’ Bung Karno maka Soviet merawat makam itu. Sejak itulah makam perawi hadis itu banyak dikunjungi orang, khususnya umat Islam dari seluruh dunia. Dan nama Soekarno sangat terkenal di Samarkand, khususnya di kalangan para ulama.


    Bung Karno dan Islam

    Kitab suci Al-Qur'an, memang kitab suci yang besar artinya. Coba bayangkan, kalau umpamanya Al-Qur'an tidak ada, bagaimana rupanya dunia sekarang ini. “Saya kira kita baru bisa menjajaki, menduga-duga dalamnya arti Al-Qur'an itu, jikalau kita merenungkan pertanyaan ini,” demikian dikatakan Presiden Soekarno dalam amanatnya pada peringatan Nuzulul Qur'an di Istana Negara, Jakarta, 1 Februari 1964.
    Bung Karno mengungkapkan, ahli sejarah, telah menyatakan dengan tegas, bahwa memang Al-Qur'an itu telah membawa satu perubahan yang hebat sekali di dalam hidupnya perikemanusiaan di muka bumi ini. Bung Karno mengakui, masih banyak sekali anggapan-anggapan yang salah, terutama sekali dari dunia  luaran agama Islam. Dikatakan bahwa Islam, yaitu agama yang di bawa oleh Al-Qur'an itu adalah agama pedang. Dikatakan bahwa agama Islam adalah agama perang. “Padahal sama sekali tidak demikian. Islam adalah agama perdamaian, agama salam,” tegas Bung Karno.

    Orang Islam kalau berjumpa satu sama lain harus, disunahkan mengucap Assalamu'alaikum yang artinya semoga damai dan sejahtera bersamamu. Dan ini ucapan bukanlah hanya disunahkan antara orang Islam dengan orang Islam saja, tidak. Bung Karno juga mengucapkan ucapan tersebut misalnya kepada Kuasa Usaha Uni Soviet.
    “Islam menjalar dari tempat yang kecil menjadi satu agama yang dipeluk oleh beratus-ratus manusia tidak dengan kekuasaan pedang, atau bom dan dinamit. Tidak, tetapi kekuatan dari pada Islamlah yang membuat ia menjalar ke mana-mana, kekuatan kebenaran, kekuatan hak, kekuatan kesucian, itu membuat agama Islam ke mana-mana.” ungkap Bung Karno.

    Bagi Bung Karno, seorang muslim sejati haruslah paham substansi ajaran Islam, bila tidak yang terjadi adalah penyempitan makna Islam. Lebih jauh tentang pandangan Bung Karno tentang Islam dibahas dalam buku Ensiklopedia Keislaman Bung Karno karya Rahmat Sahid yang diterbitkan oleh Exposè. Dalam buku tersebut dijelaskan bagaimana Bung Karno menempatkan Islam sebagai prinsip hidupnya dalam konteks individu, bermasyarakat hingga bernegara.

     

    Bung Karno Tentang Getaran Al Quran

     

    Bagi Presiden Soekarno, kehebatan Al Quran tidak hanya karena dari segi isi memang termaktub segala hal. Tetapi dari sisi spiritual memang mengandung kekuatan yang dahsyat sehingga ayat yang pertama membuat Nabi Muhammad SAW gemetar.

    “Tatkala Jibril berkata kepada Nabi kita, “Iqra, Iqra, Iqra.” Bacalah, bacalah, bacalah, gemetarlah Nabi beberapa kali, bahkan pun sesudah Nabi mengikuti ucapan dari pada Jibril ini. Beliau pulang masih gemetar, masih beliau berkata kepada Khadijah, “Ya, Khadijah, aku takut.” demikian dikatakan Bung Karno dalam mengekspresikan bagaimana kehebatan Al Quran yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Hal itu dikatakan Bung Karno dalam pidato pada peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Jakarta, pada 6 Maret 1961.

    Dan bukan saja pada saat itu, kata Bung Karno, pada tanggal 17 Ramadhan, lebih 1350 tahun yang lalu, di Gua Hira, dan juga tiap-tiap kali firman Allah datang, Nabi Muhammad masih gemetar.

    “Apakah oleh sebab Jibril berkata kepadanya? Tidak, tetapi oleh karena Qur’an ini adalah satu mukjizat yang amat hebat,” kata Bung Karno.

    Bung Karno mengungkapkan, dari riwayat-riwayat yang dia baca dan riwayat itu sahih, bahwa tiap-tiap kali Nabi mendapat wahyu, kalimat-kalimat dari Qur’an itu, Nabi sampai keluar keringat dan gemetar. Menurut Bung Karno, itu sudah cukup menjadi bukti bahwa Kitab Al Qur’an adalah satu mukjizat yang sehebat-hebatnya.

    “Maka oleh karena saudara-saudara, kita, kita sekarang ini, ya Sukarno, ya Muljadi Djojomartono, ya Idham Chalid, ya Sudibjo, ya Hidayat, ya Sumarno, ya Sri Sultan, ya kita semuanya, sedang Nabi Muhammad SAW tiap-tiap kali dia mendapat wahyu dia gemetar, kok kita kadang-kadang mendengar Qur’an itu sambil goyang kaki,” tukas Bung Karno.

    _Artiket ini diambil dari buku Ensiklopedia Keislaman Bung Karno karya Rahmat Sahid yang sedang dalam proses terbit._


     

    Cerita Bung Karno Bagaimana Dahsyatnya Alquran Soekarno
     

    MerahPutih.com - Sebagian Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi akhir zaman, Muhammad SAW, Al-Qur'an memiliki banyak kemukjizatan luar biasa. Bahkan, kemukjizatan Alquran yang sungguh dahsyat itu kerap dilukiskan Allah sendiri dalam kalam sucinya.

    Di antara kedahsyatan mukjizat Alquran adalah apabila diturunkan di atas bukit atau gunung maka gunung tersebut akan gemetar bahkan lebur. Di samping itu, Al-quran juga memiliki kekuatan yang mampu menggetarkan jiwa manakala dibaca kandungan isinya.

    Melihat hal itu, maka tak mengherankan jika pendiri bangsa sekaligus Presiden RI Pertama Soekarno sangat mengagumi Al-Qur'an sebagai mukjizat.

    "Bagi Presiden Soekarno, kehebatan Al Quran tidak hanya karena dari segi isi memang termaktub segala hal. Tetapi dari sisi spiritual memang mengandung kekuatan yang dahsyat sehingga ayat yang pertama membuat Nabi Muhammad SAW gemetar," tulis Rahmat Sahid dalam buku "Ensiklopedia Keislaman Bung Karno" yang sedang dalam proses penyelesaian.


    Soekarno

     

    Menukil pidato Bung Karno pada peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Jakarta, 6 Maret 1961, Rahmat Sahid menggambarkan bagaimana ekspresi kekaguman Bung Karno terhadap kitab suci umat Islam itu.

    "Tatkala Jibril berkata kepada Nabi kita, 'Iqra, Iqra, Iqra' Bacalah, bacalah, bacalah, gemetarlah Nabi beberapa kali, bahkan pun sesudah Nabi mengikuti ucapan dari pada Jibril ini. Beliau pulang masih gemetar, masih beliau berkata kepada Khadijah, Ya, Khadijah, aku takut," kata Bung Karno menceritakan.

    Bukan itu saja, ujar Bung Karno, pada tanggal 17 Ramadan, lebih 1350 tahun yang lalu, di Gua Hira, dan juga tiap-tiap kali firman Allah datang, Nabi Muhammad masih gemetar.


    Alquran

     

    "Apakah oleh sebab Jibril berkata kepadanya? Tidak, tetapi oleh karena Qur’an ini adalah satu mukjizat yang amat hebat," ucap Putra Sang Fajar.

    Bahkan dalam riwayat lainnya, Bung Karno menceritakan bahwa setiap kali Nabi mendapat wahyu, kalimat-kalimat dari Qur’an itu, Nabi sampai keluar keringat dan gemetar, itu sudah cukup menjadi bukti bahwa Kitab Al Qur’an adalah satu mukjizat yang sehebat-hebatnya.

    "Maka oleh karena saudara-saudara, kita, kita sekarang ini, ya Sukarno, ya Muljadi Djojomartono, ya Idham Chalid, ya Sudibjo, ya Hidayat, ya Sumarno, ya Sri Sultan, ya kita semuanya, sedang Nabi Muhammad SAW tiap-tiap kali dia mendapat wahyu dia gemetar, kok kita kadang-kadang mendengar Qur’an itu sambil goyang kaki," pungkas Bung Karno. (Fdi)
     

     
     

    Kopi Yuam dan Gelas Bambu untuk Jokowi dan Megawati

     
    Calon anggota legislatif PDIP dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VII, Rahmat Sahid (kiri) memperlihatkan kopi Yuam dan gelas bambu hasil budidaya Yuri Dulloh, pemuda asal Desa Pucangan, Kebumen, Jawa Tengah, Selasa, 12 September 2018. ( Foto: Istimewa / Asni Ovier )
     
    Asni Ovier / AO Rabu, 12 September 2018 | 12:45 WIB

    Kebumen - Kerja keras Yuri Dulloh, pemuda asal Desa Pucangan, Kecamatan Ambal, Kebumen, Jawa Tengah, menggali dan mengembangkan kopi lokal sejak 2009 kini sudah memperlihatkan hasil. Kafe yang dikelolanya, “Yuam Roasted Coffe” yang terletak di depan rumahnya, semakin dikenal luas, bahkan hingga mancanegara. Berbagai penghargaan telah diperoleh Yuri, termasuk dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Nama Yuam sebagai merek kafe dan kopinya ternyata merupakan singkatan dari nama dan daerah asalnya, yakni “Yuri Ambal”.

    Pada Selasa (11/9) sore, sahabat masa kecil Yuri, Rahmat Sahid berkunjung ke kafenya untuk bernostalgia dan diskusi sambil menikmati kopi wamen (Jawa-Kebumen). Di sela diskusi, Yuri yang masih terkenang dengan penghargaan dari Presiden Jokowi meminta kepada Rahmat Sahid agar menyampaikan bingkisan kopi dan gelas bambu penyaring untuk diberikan kepada Presiden Jokowi dan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.

     

    Yuri menitipkan bingkisan itu setelah mengetahui bahwa sahabatnya itu adalah penulis buku “Ensiklopedia Keislaman Bung Karno”, yang kata pengantarnya ditulis Megawati Soekarnoputri. Yuri juga mengetahui bahwa ternyata Rahmat Sahid juga menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari PDIP untuk Daerah Pemilihan Jawa Tengah VII (Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara).

    “Waktu saya ke Istana, sebenarnya sudah disiapkan Mas (bingkisan kopi untuk Presiden Jokowi), tetapi ada kendala teknis. Makanya, ini mumpung sampean ke sini, saya titip agar bisa disampaikan ke Pak Jokowi dan Ibu Megawati,” kata Yuri.

    Dalam obrolan ringan itu, Yuri dan Rahmat yang semasa kecilnya pernah sama-sama menjadi gembala, Yuri menggembala kerbau dan Rahmat menggembala kambing, begitu antusias saling bertukar cerita dan pengalaman.

    Yuri menceritakan, pengalamannya sejak 2009 menggali potensi kopi local dan berbagai kegiatan, seperti menghijaukan lahan-lahan yang tidak produktif dengan kerja keras sambil terus melakukan edukasi. Hal itu dia lakukan untuk membangun kesadaran sekaligus pendidikan kepada masyarakat untuk mau menanam kopi.

    Pria yang juga aktif di Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat Desa (PKSMD) itu mengungkapkan, dengan kerja kerasnya itu, dia kini sudah bisa membuka kedai kopi yang diolah dari budidaya sendiri bersama mitra petani kopi yang tersebar di beberapa titik di Kebumen. Yuri juga kemudian menciptakan alat penyaring kopi dari bambu.

    Untuk pengolahan kopi, dari beberapa kali percobaannya, dia kemudian berhasil memproduksi bubuk kopi yang diberi nama Kopi Yuam (Yuri-Ambal). Jenis kopi yang dibudidayakan adalah arabika, robusta, wamen, dan nangka. “Awalnya, banyak yang menertawakan usaha dan kerja keras saya ini. Tetapi, saya terus melakukan percobaan-percobaan. Gagal, coba lagi, gagal, coba lagi, hingga akhirnya membawa pada keberhasilan saya bisa memproduksi kopi bubuk Yuam. Ini sudah saya patenkan (hak paten),” ujarnya.

    Dalam tiga tahun belakangan, nama Yuri dan Kopi Yuam sudah populer. Ia beberapa kali diundang menjadi narasumber utama pada acara talk show beberapa stasiun televisi swasta nasional. Pengunjung kafenya pun kini dari berbagai daerah, yang tidak hanya ingin menikmati seduhan kopi olahan Yuri, tetapi juga untuk pengembangan riset.

    Bahkan, pengunjung dari luar negeri sudah lebih dari 30 negara, meskipun tempat kafenya jauh dari perkotaan. Para turis yang pernah datang, antara lain berasal dari Prancis, Jerman, Rusia, Turki, Belanda, Korea Selatan, Taiwan, Denmark, Australia, Uzbaikistan, Arab Saudi, India, dan Singapura.

    Yang juga membanggakan bagi Yuri Dulloh, berkat kreativitasnya itu dia bisa berkeliling ke beberapa negara. Dia pernah mengikuti Festival Indonesia di Moskwa, Rusia. Bahkan, Kopi Yuam dan gelas bambu karya Yuri diterima untuk dipajang di Museum Seni Oriental di Moskwa.

    Penghargaan yang pernah diraih Yuri, antara lain pemenang utama Lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Jawa Tengah 2016, juara Wirausaha Muda Mandiri Jateng, terbaik UKM Kebumen, dan juara utama UKM Jateng. Dia juga penerima Kalpataru tingkat Provinsi Jawa Tengah yang kemudian diundang ke Istana untuk menerima penghargaan dari Presiden Jokowi.

    Sementara itu, Rahmat Sahid yang mendapatkan kepercayaan menyampaikan bingkisan tersebut langsung berkoordinasi dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto agar Kopi Yuam dan gelas bambu itu bisa segera sampai ke tangan Presiden Jokowi dan Ibu Megawati.

    Spesifikasi Produk

    SKU EXPP-032
    ISBN 9786027829459
    Berat 420 Gram
    Dimensi (P/L/T) 15 Cm / 23 Cm/ 0 Cm
    Halaman 376
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk RAHMAT SAHID

















    Produk Rekomendasi