Jack Ma sering didatangi orang dan diminta menandatangani buku tentang dirinya. Dia merasa tak enak karena dia belum melihat buku yang disodorkan dan tidak tahu apa isi buku itu.
Kemudian, suatu hari Chen Wei, sahabat sekaligus asistennya, mengirimi sebuah draf naskah tentang dirinya. Jack Ma terkejut Chen Wei sanggup mengingat kejadian-kejadian dan detail-detail yang terjadi bertahun-tahun lalu dengan begitu jelas. Itulah yang digambarkan secara jujur dan jenaka dalam buku ini. Penulis menyaksikan sendiri transformasi Jack Ma dari seorang guru bahasa Inggris sederhana menjadi salah satu sosok pria paling berpengaruh di dunia.
Jack Ma, pendiri dan CEO perusahaan e-commerce terbesar di China, dikenal sebagai sosok yang cerdas dan penuh talenta. Di tangannya, omset Alibaba diperkirakan lebih besar dari penghasilan gabungan dua perusahaan Amerika, eBay dan Amazon.com. Namun, siapa yang menyangka jika salah satu orang terkaya di dunia ini juga suka usil, menggemari novel-novel silat, dan kerap kali berkhayal menjadi pendekar. Nama-nama ruangan di dalam gedung Alibaba bahkan dinamai dengan nama-nama layaknya di perguruan Taichi.
Jadi, dijamin Anda tidak akan menemukan teori-teori bisnis yang menjemukan dalam buku ini. Oleh karena itulah, Jack Ma merekomendasikan sendiri buku ini untuk Anda baca.
Chen Wei lulus dari Departemen sains informasi dan teknik elektro, Universitas Zhejiang pada 1988. Dia bergabung pada klub bahasa Inggris Hangzhou tahun 1992 sebagai murid bahasa Inggris dari Jack Ma. Tiga tahun kemudian, Jack Ma memulai bisnisnya dan menutup klub bahasa Inggrisnya. Namun, dia masih berhubungan dekat dengan penulis. Pada April 2008, Chen Wei menjadi anggota dari Alibaba Group dan saat ini, menjadi asisten Jack Ma. Chen juga merupakan tim produksi yang membuat beberapa TV seri popular di China.
“Jack Ma pernah berkata bahwa impiannya adalah membawa Alibaba menjadi perusahaan publik swasta terbesar di China. Sepertinya impian terliarnya sudah menjadi kenyataan!” -Forbes
“Jack Ma adalah sesosok yang begitu besar, yang telah dianggap sebagai godfather dari entreperneurship China serta mendapatkan loyalitas dari para pegawainya dan juga sekaligus konsumennya dengan kepemimpinan yang terkadang sangat mirip dengan aneh.” -Washington Post
“Jika Alibaba adalah sebuah kisah sukses dari pendirinya, Jack Ma, buku ini juga membantu munculnya ribuan bisnis yang sukses di seluruh dunia.” -The Times
“Jack Ma biasa dijuliki si Gila Jack karena kepribadian yang kasar dan ikonoklasme melekat pada pemimpin bisnis China yang baru, yang tidak takut untuk melanggar aturan. Dia membuat namanya dikenal di Barat saat membawa perusahaan China melawan raksasa, seperti eBay dan Google.” -Newsweek
“Alibaba, perusahaan e-commerce terbesar China yang sedang mempersiapkan diri untuk go-public di New York, bisa jadi merupakan salah satu dari penawaran awal terbesar yang pernah ada dalam sejarah Amerika Serikat.” -Wall Street Journal
“Kejeniusan Alibaba telah dipahami dan secara konstan diadaptasi oleh pandangan masyarakat yang terus berkembang tentang berbelanja. Alibaba telah begitu lihai menemukan alasan yang membuat orang mungkin merasa curiga untuk membelanjakan uang mereka, kemudian mencari solusi yang indah.” - New York Times
Jack Ma, Bahasa Inggris, dan Persahabatan
http://nourabooks.co.id/jack-ma-bahasa-inggris-dan-persahabatan/
Alibaba dan Jack Ma, dua nama yang tak terpisahkan, meskipun Ma telah pensiun sebagai CEO bisnis e-commercenya.
Di balik lika-liku perjalanannya membesarkan Alibaba hingga menjadi yang terbesar di Tiongkok dan disegani dunia, ada dua hal yang berperan penting bagi keberhasilan Jack Ma: bahasa Inggris dan persahabatan.
Pada usia 12 tahun, Jack Ma belajar bahasa Inggris kepada turis asing yang datang ke China sambil menjadi guide. Jack Ma menjaga hubungan pertemanan. Alibaba sendiri didanai dari patungan 70 temannya. Maka, dalam menggerakkan bisnis Alibaba, bisa diumpamakan bahasa Inggris sebagai bensin, teman sebagai kendaraan yang kuat, sedangkan Ma sendiri adalah mesinnya, yang menggerakkan kendaraan melaju perlahan lalu cepat melesat.
Salah satu sahabat Jack Ma adalah Jet Li. Keduanya merintis Pengembangan Budaya Internasional Taichi, dan mempromosikan Taichi sebagai simbol Cina dan pemikiran tradisional Cina yang kuat. Sedangkan sahabat yang banyak menginspirasi kerajaan bisnisnya adalah Jack Welch, mantan CEO GE Electric. Welch, salah satu CEO terhebat di dunia, pernah mengundang Jack Ma di pertemuan tahunan G100, yaitu pertemuan para direktur utama semua perusahaan besar Amerika. Jack Ma juga pernah mengikuti acara seminar Jack Welch. Dari pemikiran Jack Welch-lah sistem kerja Alibaba diterapkan, sehingga seorang kritikus ekonomi pernah menyebut Alibaba adalah GE di Tiongkok.
Kesibukan Jack Ma kini jauh berkurang. Dalam sebuah nasihatnya dia mengatakan, “Tidak ada satu pun dari kita yang dilahirkan untuk bekerja, melainkan untuk menikmati hidup.” Waktu luangnya kini diisi dengan banyak membaca. Padahal sewaktu sangat sibuk, yaitu di masa awal mendirikan Alibaba, satu-satunya buku yang dibaca Jack Ma adalah “Autobiografi Jack Welch”. Itulah buku manajemen bagi Ma.
Kini, orang lain lah yang membaca biografi Jack Ma, kisah-kisah tentang dirinya yang tak ditulisnya sendiri. Sering Ma bertemu dengan orang yang memintanya memberikan tanda tangan di buku bersampul dirinya, tanpa Ma tahu apa isinya. Jack Ma hanya tahu isi buku biografi yang ditulis murid, sahabat, dan asisten pribadinya, Chen Wei, yakni Jack Ma, Sisi-Sisi Tak Terduga Sang Godfather Bisnis China. [rst]
http://trulyrudiono.blogspot.co.id/2017/06/201741-kisah-lain-tentang-jack-ma.html
"Saya ingin mengingatkan para pengusaha Internet untuk menjalankan bisnis mereka dengan penuh integritas. Jangan menipu atau menyalahi aturan. Ciptakan jaringan antarmerek poduk. Kami membuat catatan dari semua transkasi daring melalu jasa kami dan kami akan menyimpan datanya selama 10 tahun, bahkan 20 tahun. Jadi, pikirkan sekali lagi. Pengusaha jaringan harus memiliki harga dri serta tanggung jawab kepada diri sendiri dan pelanggan-pelanggannya."
Siapa yang tak pernah mendengar tentang Alibaba. Bukan, bukan kisah 1001 malam yang tersohor itu, walau memang dari sana sang pendiri memilih nama bagi perusahaan e-commerce yang ia dirikan.
Alibaba adalah perusahaan e-commerce terbesar di China yang didirikan oleh Jack Ma, mantan seorang pengajar bahasa Inggris. Ada anggapan bahwa penjualannya melebihi gabungan dua e-commerce raksaksa lainnya.
Sosok Jack Ma yang melegenda sudah sering dibicarakan termasuk perkenalannya dengan seorang pria asing yang kelak sangat berpengaruh dalam hidupnya, Ken. Justru pembaca tak akan menemukan hal tersebut dalam buku ini.
Buku ini berkisah tentang hal lain. Buku ini bisa dianggap sebagai catatan pribadi dari seorang pendamping dan sahabatnya di Alibaba, Chen Wei. Walau banyak buku mengenai Jack Ma yang sudah beredar, namun buku ini tetap dianggap menawarkan isi yang berbeda.
Sejak pertama kali mendengar tentang internet, Jack Ma sudah terpincut. Aneka ide bermunculan dalam kepalanya. Ia mulai membuat sebuah perusahaan di China dengan spesialisasi bidang internet. Tak tangung-tanggung! Jack Ma berangkat ke Amerika Serikat dan mendaftarkan China Page dengan harga bersahabat. China memasuki dunia internet!
Perusahaan komersial internet pertama di China adalah milik Jack Ma, bernama Hangzhou DiFe+Hope Computer Service Co, Ltd. Karyawannya adalah Jack Ma, Zhang Ying istrinya serta He Yibing kolega di universitas. Agar bisa bekerja secara total Jack Ma mengundurkan diri dari universitas tempatnya mengajar. Totalitas sekali ya.
Selalu berpandangan positif dan pantang menyerah merupakan kunci dari kesuksesan awal dalam membangun bisnis. Tak ada yang mudah tapi selalu yakin akan keberhasilan dan kemampuan diri untuk melakukan sesuatu harus selalu dipegang, itu dipelajari Chen Wei selama menjadi asisten Jack Ma.
Salah satu nilai yang dipegang Alibaba adalah menyambut adanya perubahan. Pemimpin baru akan disambut dengan gagasannya. Para karyawan akan menyambut perubahan yang dibawa oleh setiap pemimpin baru dalam perusahaan. Maka tak mengherankan jika pergantian CEO Alibaba berjalan dengan mulus.
https://netz.id
Sewaktu Jack Ma melakukan perjalanan ke luar negeri, pertama yang ia lakukan adalah berkunjung ke kantor perwakilan dan berbincang-bincang dengan staf. Jika tidak memungkinkan maka ia akan mengundang staf dari daerah terdekat untuk menghabiskan waktu bersama. Ia menghargai karyawannya sehingga mereka mau bekerja dengan maksimal secara sukarela.
Tak ada yang mengira bahwa Chen Wei, sang asisten Jack Ma awalnya adalah orang yang tak paham internet. Butuh waktu dan semangat belajar hingga ia bisa memahami dunia yang selama ini sangat tak ia kenal. Dukungan rekan dan atasan membuatnya tak malu untuk belajar diusia yang tak bisa dibilang muda.
Saat menjalankan tugasnya, tak jarang Chen Wei melakukan kesalahan yang cukup memalukan bahkan merugikan perusahaan. Seperti ketika mendadak ia lupa janji bertemu dengan CEO dan CFO situs web terkemuka Rusi Yandex, atau ketika salah mengartikan tempat pertemua dengan Menteri Inggris. Jack Ma menerima kesalahan tersebut dengan gayanya yang santai bahkan sempat membuat kelakar.
Melalui buku ini juga saya jadi tahu bahwa mereka yang bekerja di Alibaba selama tiga tahun disebut “orang Ali” atau Alier, Aliren. Sementara yang sudah bekerja selama lima tahun disebut “Emas-Lima” Golden-Five, Wunian Chen.
Ketika Jack Ma mengundurkan diri sebagai CEO, tidak berarti ia berhenti berkarya. Justru ia makin banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat. Seiring waktu Jack Ma sering diminta berbicara pada banyak forum. Ia tak pernah menyiapkan pidatonya, namun menuliskan garis besar yang akan ia sampaikan beberapa saat sebelum mulai berbicara. Meski tanpa naskah, pidato dengan pernyataan cerdas Jack Ma mampu mengundang decak kagum dan rasa iri pengusaha lainnya.
Ternyata Jack Ma tidak hanya memikirkan keuntungan yang akan didapat Alibaba namun juga ikut peduli pada kegiatan sosial. Salah satunya gempa bumi yang terjadi di Provinsi Sichuan pada tahun 2008. Aksi cepat Alibaba adalah dengan mengirim sukarelawan secara berkala ke lokasi.
Para karyawan pergi membantu saat cuti tahunan. Beberapa malah secara rela menanggung seluruh biaya perjalanan sendiri. Banyaknya orang yang berminat membuat waktu tunggu yang lumayan panjang untuk dapat berpartisipasi. Seluruh aksi bantuan berada dalam koordinasi Departemen CSR.
Sebenarnya buku ini merupakan cetak ulang karya Chen Ba (ayah Chen), begitu ia biasa dipanggil dengan menambahkan beberapa bagian yang tak ada di buku sebelumnya. Terlihat sekali perbedaan gaya penulisan dari bab awal dan bab yang merupakan tambahan pada cetakan kedua ini. Terasa lebih berbobot.
Selain kisah nostalgia, tak banyak informasi yang bisa diambil terkait dengan gaya kepemimpinan Jack Ma. Cara bercerita juga kadang tidak jelas ingin mengungkapkan apa. Pembaca harus menelaah dan mengambil kesimpulan sendiri.
Bagi saya, sosok Jack Ma merupakan sosok yang rendah hati. Ia merupakan orang yang memandang suatu hal dengan cara yang berbeda dengan yang lainnya. Pastinya pekerja keras dan tak cepat menyerah.
Ia juga tetap rendah hati dan selalu bersikap optimis dalam setiap kesempatan. Kecintaannya pada Taichi diwujudkan dengan membawanya dalam nuansa kerja Alibaba.
Meski demikian, buku ini layak dbaca bagi mereka yang sedang belajar bisnis, terutama e-commerce. Juga bagi para pengusaha agar bisa mendapat inspirasi saat menjalankan perusahaan. Tentunya bagi para penyuka topik biografi.
Hal yang paling saya suka dari buku ini adalah bagian yang mengisahkan bagaimana Jack Ma tetap menjalin persahabatan dengan mantan murid-muridnya. Bahkan ia rela mengubah peraturan batas usia pegawai di Alibaba agar Chen Wei bisa bergabung.
Serta bagian yang mengisahkan bagaimana sang istri ternyata sangat berperan dalam kesuksesan Jack Ma. Kontrak terbesar mereka juga diperoleh dari hasil jerih payah sang istri. Seluruh pakaian Jack Ma merupakan pilihan sang istri, bukti ia mempercayakan dirinya untuk diurus secara total.
Kadang, kita tak pernah menduga ada sisi lain dari seorang pengusaha besar yang mungkin mirip dengan kehidupan kita. Hal tersebut bisa menjadi motivasi kita untuk berkembang menjadi lebih maju.
https://m.timesbanyuwangi.com/read/12777/20170312/060119/rahasia-filosofi-bisnis-jack-ma/
TIMESBANYUWANGI, JAKARTA – Penetrasi grup Ali Baba di bidang teknologi membikin kagum dan mencengangkan. Ali Baba merupakan raksasa bisnis digital dari China, yang telah merambah ke Amerika, Afrika, Eropa dan negara-negara Asia. Determinasi grup Ali Baba dalam berbagai sektor digital, mulai perdagangan, keuangan, kesehatan, pertanian dan usaha kecil menengah, menjadikan ekonomi China melesat.
Namun, siapakah di balik kesuksesan bisnis Ali Baba? Sosok Jack Ma, yang bernama asli Ma Yun, lahir pada 10 September 1964. Ia mantan guru Bahasa Inggris dan selama bertahun-tahun menjalankan usaha jasa terjemahan. Namun, Jack Ma kemudian mendalami teknologi internet, untuk mengembangkan bisnisnya.
Jack Ma kemudian mendirikan Ali Baba, serta membangun platform TaoBao, AliPay, dan beragam inovasi digital untuk menunjang bisnis. Jack Ma juga berhasil menendang eBay di China, yang kemudian menjadikan bisnis keuangan di lingkungan Ali Baba sangat kompetitif.
Dari semua perjuangan membangun Ali Baba Group, Jack Ma dikenal sebagai sosok yang sangat ulet, telaten dan pantang menyerah. Ia beberapa kali terjerembab dalam kegagalan, namun tetap tegar untuk bangkit memperbaiki diri dan timnya. Ia memiliki prinsip untuk selalu membangun landasan kesuksesan, bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami itu bagian dari kisah panjang mencari kesuksesan. "Janganlah mencari-cari alasan untuk kegagalan, tetapi carilah landasan untuk kesuksesan" ungkap Jack Ma (hal. 150).
Buku ini, "Jack Ma: Sisi-Sisi Tak Terduga Sang Godfather Bisnis China" ditulis oleh Chen Wei, sang asisten sekaligus sahabat Jack Ma. Gaya penulisan Chen Wei yang mengalir dengan merangkum kisah-kisah nyata yang diingat maupun dari rangkuman catatan pribadinya, sangat menarik untuk dipahami. Pembaca akan diajak mempelajari sisi-sisi terdalam, gaya hidup sederhana, kedisiplinan, ketahanan, hingga kebesaran hati Jack Ma dalam membangun bisnis.
Jack Ma menganggap bisnis di media digital merupakan perjudian yang mengundang dua sisi: kegagalan dan kesuksesan. "Seorang penjudi yang kehilangan seluruh harta benda keluarga dan membuat keluarganya hancur berantakan, titik awalnya adalah niat membeli sebuah rumah mungil dan memberikan anak-istrinya kehidupan yang baik," ungkap Jack Ma (hal. 151).
Jack Ma bekerja keras untuk membangun bisnisnya, dengan merekrut orang-orang yang ia nilai cocok mengembangkan Ali Baba. Ia berpedoman, Ali Baba merupakan perusahaan yang diisi orang-orang biasa yang berkarya secara luar biasa.
Filosofi Bisnis
Sebenarnya, apa itu bisnis? Pernahkah kalian pikirkan? Sarjana, petani, seniman dan pedagang. Pedagang adalah derajat paling tinggi. Pedagang adalah pelaku bisnis yang efisien, transparan dan jujur. Membuat realokasi sumberdaya dan memadupadankannya, menjadikan Pedagang sebagai profesi yang lebih sulit daripada menjadi petani atau seniman (hal. 312). Melalui perdagangan, Jack Ma berharap agar masyarakat menjadi sejahtera. Ia juga mengharapkan pemikiran yang lebih tinggi dapat mengubah serta berpengaruh bagi masyarakat.
Mengenai perusahaan Jack Ma sangat bersyukur apabila Ali Baba Group mampu melesat dalam 15 tahun. Ia memiliki cita-cita, bahwa perusahaanya dapat bertahan selama 102 tahun, dengan segala inovasi dan pergantian estafet kepemimpinan. "Perusahaan yang paling bagus memiliki jumlah keluhan yang paling banyak, karena pekerjanya tak bisa menemukan pekerjaan yang lebih baik lagi, sehingga mereka hanya bisa mengeluh," ungkap Jack Ma (hal. 320).
Jack Ma mempelajari dengan tekun sejarah dan kebudayaan Tiongkok. Ia menemukan bahwa Tai Chi merupakan kebudayaan Tiongkok yang perlu dilestarikan, dan bermanfaat untuk pengembangan diri dan kesehatan. Maka, ia mengundang master Tai Chi terhebat di Tiongkok untuk belajar langsung, seraya memahami filosofinya. Nilai-nilai spiritual dan budaya Tai Chi, kemudian diterapkan dalam tradisi perusahaan Ali Baba.
Jack Ma mendasarkan moral bisnisnya pada nilai-nilai Budha, Tao dan Konfusianisme. Ajaran Budha menekankan sikap memaafkan, ajaran Tao menekankan harmonisasi, sedangkan Konfusianisme menekankan pada etika sosial. Dengan demikian, jika semua itu digabungkan menjadi karakter bisnis China, maka akan lahir sikap memaafkan, harmonisasi dan etika sosial. Menurut Jack Ma, dalam bisnis digital tidak ada ungkapan bekerja jangka pendek yang menghasilkan buah dalam waktu cepat. "Kami mempersiapkan perjuangan jangka panjang, terus menerus gigih, hingga perlahan-lahan baru bisa mulai mapan (hal. 340).
Buku ini merupakan potret seksama tentang nilai-nilai, pemikiran dan sisi kehidupan Jack Ma di balik penetrasi grup Ali Baba di bidang teknologi digital. Karya Chen Wei ini membantu kita memahami Jack Ma dan Ali Baba sebagai prototype kegigihan pengusaha yang tetap mendasarkan bisnis pada nilai-nilai dan akar filosofi dari peradaban negerinya. (*)
SKU | ND-242 |
ISBN | 978-602-385-177-5 |
Berat | 440 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 15 Cm / 23 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 424 |
Jenis Cover | Soft Cover |