Buku ini menawarkan keteladanan tokoh-tokoh berkarakter, terkategorisasi dalam kelima sila masing-masing. Tokoh-tokoh seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sjafruddin Prawiranegara, merekalah sebagian contoh sumber mata air keteladanan Pancasila dalam perbuatan. Pembinaan dan pengembangan karakter tidak hanya dalam pengetahuan, tetapi dalam perbuatan. Merekalah sosok-sosok yang menghargai perbedaan, manusiawi dan santun, mencintai tanah airnya, demokratis, adil dan solider.
Yudi Latif adalah Ketua BPIP-Pancasila yang baru diresmikan bulan Mei 2017 oleh Presiden Jokowi. Selain itu, Ia merupakan Ketua Harian Pusat Studi Pancasila, Universitas Pancasila, Jakarta. Ia menyelesaikan pendidikan doktoralnya di The Australian National University (ANU), Australia. Salah satu karyanya yang monumental adalah Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (2011). Dalam rangka memperingati 44 tahun Media Indonesia (2014), buku ini dinobatkan sebagai salah satu dari 44 buku yang membawa perubahan dan mengubah Indonesia. Pergumulannya dalam pemikiran kebangsaan dan kemanusiaan membuatnya menerima sejumlah penghargaan: IFI (Islamic Fair of Indonesia) Award pada Desember 2011, untuk ketegori intelektual muda paling berpengaruh; Ikon Politik Indonesia tahun 2011 dari majalah Gatra; Nabil (Nation Building) Award pada Oktober 2012 dari Yayasan Nabil, sebagai pengakuan atas perjuangan dan pemikiran dalam menegakkan Pancasila sebagai sumbangan bagi nation building; Megawati Soekarnoputri Award pada Desember 2012, sebagai penghargaan dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan dan kemajemukan; dan Penghargaan Ilmu Sosial 2013 dari Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS).
Buku politik/populer, tentang mata air keteladanan yang disarikan dari pengamalan Pancasila oleh tokoh-tokoh bangsa, sejak era pra-kemerdekaan hingga era Jokowi dan Risma. Buku ini memberi perspektif baru dalam upaya melekatkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan cara yang lebih segar dan hidup; tidak kaku, tidak monoton, tidak sekadar berkutat pada hal-hal yang teoretis dan abstrak. Artinya, tokoh-tokoh yang diambil dalam konteks pengamalan Pancasila dengan seluruh butir-butirnya itu adalah tokoh nyata yang pernah dimiliki negeri ini, yang perlu dibaca oleh generasi muda, penerus perjuangan bangsa.
Yudi adalah sedikit ”intelektual ideologis” yang kita miliki, pemikir yang sangat peduli dengan bukan saja keberadaan dan keberlangsungan ideologi negara, melainkan juga bagaimana ideologi itu ”bisa bunyi” sebagai living ideology dan working ideology . Selain itu, pantas kita garis bawahi Yudi menyadarkan sekaligus membangkitkan optimisme kita bahwa bangsa-negara ini punya banyak mata air keteladanan
Buku ini tidak sedang mendesakkan definisi baru mengenai Pancasila, melainkan dengan cerdas menemukan perspektif menyelami nilai-nilainya sebagai sesuatu yang hidup dalam perbuatan tokoh bangsa.
Sidarto Danusubroto - Politisi
Buku ini kelanjutan buku Yudi Latif sebelumnya, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (2011). Baik dalam buku pertama tentang pendalaman aspek sejarah, rasionalitas dan aktualitas Pancasila maupun buku kedua tentang keteladanan para tokoh yang sudah almarhum maupun yang masih aktif seperti Jokowi dan Rismaharini, Yudi Latif menunjukkan kedalaman analisis, lengkapnya referensi pustaka dan keseriusan komitmennya sebagai ilmuwan sekaligus aktivis.
Dr. (HC) Jakob Oetama - Perintis dan Pendiri Kompas Gramedia
Suatu bangsa dapat bertahan di tengah tsunami peradaban adalah karena memiliki kecerdasan dan kearifan yang mengalir dari mata air keteladanan para pendahulunya. Di tengah kemarau budi pekerti dan tuna aksara moral yang melanda bangsa dewasa ini, Yudi Latif menunjukkan mata air keteladanan yang memancar dari berbagai wilayah negeri.
Prof. Dr. Din Syamsuddi - Tokoh Muhammadiyah
Yudi Latif tidak hanya dikenal sebagai pemikir kebangsaan. Keseriusannya di dalam menggali kembali seluruh konsepsi tentang dasar-dasar Indonesia Merdeka, dengan sangat baik dituangkan dalam Buku Negara Paripurna, Mata Air Keteladanan para pendiri bangsa, dan Revolusi Pancasila .
Hasto Kristiyanto - Politisi PDI Perjuanga
Yudi adalah sedikit ”intelektual ideologis” yang kita miliki, pemikir yang sangat peduli dengan bukan saja keberadaan dan keberlangsungan ideologi negara, melainkan juga bagaimana ideologi itu ”bisa bunyi” sebagai living ideology dan working ideology . Selain itu, pantas kita garis bawahi Yudi menyadarkan sekaligus membangkitkan optimisme kita bahwa bangsa-negara ini punya banyak mata air keteladanan
Buku ini tidak sedang mendesakkan definisi baru mengenai Pancasila, melainkan dengan cerdas menemukan perspektif menyelami nilai-nilainya sebagai sesuatu yang hidup dalam perbuatan tokoh bangsa.
Sidarto Danusubroto - Politisi