"Kota bukanlah hutan beton, kota adalah kebun binatang manusia."
-Desmond Morris, The Human Zoo, 1969
Pernah membayangkan nggak, ada ojek ngetem di Menara Eiffel? Senandung seruling di tengah-tengah deru dan debu metropolitan? Begitulah Jakarta, di tengah-tengah pencakar langit dan kawasan elit Sudirman, terselip deretan tukang ojek yang setia mengantarkan Anda dengan jaminan layanan yang lebih cepat dan tepat dibandingkan mobil yang harus berjuang melintasi kemacetan. Hanya di Jakarta-lah kita bisa menemui eksekutif muda berdasi naik ojek karena takut telat meeting di gedung perkantoran pencakar langit. Tiada Ojek di Paris, kumpulan esai-esai bernas Seno Gumira Ajidarma tentang masyarakat urban dan kota metropolitan. Tingkah polah manusia yang berubah seiring berubahnya persepsi tentang dimensi ruang dan waktu mereka akibat tuntutan kehidupan perkotaan yang serbacepat dan tak memberikan waktu untuk berhenti sejenak. Tentang orang-orang modern yang tertipu dan terkungkung oleh "kemodernannya". Tiada Ojek di Paris akan membuat Anda mengernyit, tertawa dan akhirnya menanyakan makna menjadi manusia urban dan manusia modern.
Seno Gumira Ajidarma merupakan sastrawan dan wartawan senior, telah menghasilkan banyak karya baik dalam bentuk buku maupun artikel-artikel di media cetak.
SKU | UC-48 |
ISBN | 978-979-433-846-9 |
Berat | 200 Gram |
Dimensi (P/L/T) | 15 Cm / 21 Cm/ 0 Cm |
Halaman | 212 |
Jenis Cover | Soft Cover |