Buku APA YANG BENAR,… - Emha Ainun… | Mizanstore
Ketersediaan : Tersedia

APA YANG BENAR, BUKAN SIAPA YANG BENAR

    Deskripsi Singkat

      Mereka tidak punya kebiasaan untuk mencari kebenaran bersama-sama. Tidak cenderung datang dengan “biso rumongso”. Malah menantang siapa saja di luar dirinya dengan sikap mental “rumongso biso”, merasa unggul, merasa paling benar, merasa pasti masuk surga, dan semua yang akan ditemuinya adalah para penghuni neraka. Itu pun mereka sibuk dan… Baca Selengkapnya...

    Rp 79.000 Rp 67.150
    -
    +

     

    Mereka tidak punya kebiasaan untuk mencari kebenaran bersama-sama. Tidak cenderung datang dengan “biso rumongso”. Malah menantang siapa saja di luar dirinya dengan sikap mental “rumongso biso”, merasa unggul, merasa paling benar, merasa pasti masuk surga, dan semua yang akan ditemuinya adalah para penghuni neraka.

    Itu pun mereka sibuk dan selalu ribut dengan menyimpulkan “siapa yang benar” dan “siapa yang salah”. Siapa-siapa yang dianggap benar, sehingga dia “pro”, maka disimpulkan benar 100%, sedangkan yang salah pasti salah 100%.

     

    ***

    Apa yang Benar, Bukan Siapa yang Benar merupakan tulisan terbaru bergaya novel karya Cak Nun, yang membahas interaksi antara Simbah bersama tiga penerusnya dengan watak dan latar belakang yang berbeda; Gendon, Pèncèng dan Beruk, dalam memaknai setiap tujuan hidup manusia serta dinamika di dalamnya.

    Buku ini banyak melibatkan fenomena yang terjadi di masa kini dan lampau, mulai dari agama, politik, budaya, sejarah, hingga kehidupan setelahnya, yang seolah mengajak kita berkaca kembali, apakah Indonesia saat ini sudah tercipta sesuai dengan harapan para pendahulunya?

    Tentang Emha Ainun Nadjib

    Emha Ainun Nadjib

    EMHA AINUN NADJIB, lahir pada 27 Mei 1953 di Jombang, Jawa Timur. Pernah meguru di Pondok Pesantren Gontor, dan “singgah” di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Emha Ainun Nadjib merupakan cendekiawan sekaligus budayawan yang piawai dalam menggagas dan menoreh katakata. Tulisan-tulisannya, baik esai, kolom, cerpen, dan puisi-puisinya banyak menghiasi pelbagai media cetak terkemuka. Pada 1980-an aktif mengikuti kegiatan kesenian internasional, seperti Lokakarya Teater di Filipina (1980); International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, AS (1984); Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984); serta Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman Barat (1985). Cukup banyak dari karya-karyanya, baik sajak maupun esai, yang telah dibukukan. Di antara sajak yang telah terbit, antara lain “M” Frustasi (1976), Sajak Sepanjang Jalan (1978), Syair Lautan Jilbab (1989), Seribu Masjid Satu Jumlahnya (1990), dan Cahaya Maha Cahaya (1991). Adapun kumpulan esainya yang telah terbit, antara lain Arus Bawah (2014), Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (2015 dan 2018), Gelandangan di Kampung Sendiri (2015 dan 2018), Sedang Tuhan pun Cemburu (2015 dan 2018), 99 untuk Tuhanku (2015), Istriku Seribu (2015), Kagum kepada Orang Indonesia (2015), Orang Maiyah (2015) Titik Nadir Demokrasi (2016), Tidak. Jibril Tidak Pensiun! (2016), Daur I: Anak Asuh Bernama Indonesia (2017), Daur II: Iblis Tidak Butuh Pengikut (2017), Daur III: Mencari Buah Simalakama (2017), Daur IV: Kapal Nuh Abad 21 (2017), Kiai Hologram (2018), Pemimpin yang Tuhan (2018), Markesot Belajar Ngaji (2019), Siapa Sebenarnya Markesot? (2019, Sinau Bareng Markesot (2019), dan Lockdown 309 Tahun (2020).


    Spesifikasi Produk

    SKU BS-539
    ISBN 978-602-291-716-8
    Berat 300 Gram
    Halaman 260
    Jenis Cover Soft Cover

    Produk Emha Ainun Nadjib

















    Produk Rekomendasi